5 Fakta Unik Kura-kura Tokong, Reptil Endemik Asia Terancam Punah

- Kura-kura tokong merupakan spesies reptil endemik Asia Tenggara dengan populasinya yang terus menurun.
- Reptil ini memiliki kemampuan kamuflase yang sangat baik dan hidup di area lembap seperti sungai, danau, rawa, kolam, genangan air, daerah berlumpur, area pertanian, dan hutan.
- Populasi kura-kura tokong terancam punah akibat kerusakan habitat, aktivitas manusia, perburuan liar, perubahan iklim, namun upaya konservasi sudah mulai dilakukan secara masif.
Kura-kura memang menjadi salah satu jenis reptil yang sangat terkenal. Pasalnya, reptil bertubuh keras tersebut mudah dikenali, penyebarannya luas, bahkan sering dijadikan hewan peliharaan. Tapi walau begitu tak banyak orang yang tahu kalau spesies kura-kura sangat bervariasi. Lebih lanjut, salah satu spesies kura-kura yang tidak terlalu terkenal adalah Heosemys annandalii atau kura-kura tokong.
Kura-kura tokong sendiri merupakan hewan endemik benua Asia. Tak cuma itu, populasinya juga terus menurun sehingga ia dikategorikan sebagai hewan terancam punah. Usianya juga panjang, bahkan kura-kura tokong bisa hidup hingga puluhan tahun. Selain itu, kura-kura tokong juga menyimpan segudang fakta unik yang beberapa diantaranya akan segera kita bahas secara mendalam!
1. Tubuhnya berwarna gelap dan panjangnya sekitar 50 centimeter

Jika berbicara soal ukuran, kura-kura tokong merupakan spesies berukuran sedang dengan panjang sekitar 51 centimeter. Tempurungnya sendiri datar, tidak terlalu menonjol, kakinya pendek, ekornya pendek, dan jari-jarinya bercakar. Warna tubuhnya juga tak terlalu mencolok dengan tempurung berwarna hitam dan beberapa gradasi atau garis kuning dan hijau yang terlihat di kepala, leher, dan kaki. Nah, perpaduan warna tersebut sangat efektif untuk digunakan berkamuflase, khususnya di hutan, semak-semak, dasar perairan, dan area berlumpur.
2. Merupakan kura-kura air endemik Asia

Dilansir The Reptile Database, kura-kura tokong merupakan satwa endemik Asia Tenggara. Secara spesifik, ia hanya bisa dijumpai di Malaysia, Kamboja, Thailand, Laos, dan Vietnam. Lebih lanjut, kura-kura tokong merupakan spesies kura-kura air. Artinya, ia sangat suka hidup di area lembap yang tertutup, seperti sungai, danau, rawa, kolam, genangan air, daerah berlumpur, area pertanian, dan hutan.
Tapi, tentunya hewan ini tidak selalu berada di dalam air. Terkadang, kura-kura tokong juga bisa naik ke daratan, khususnya saat hendak kawin, bertelur, berjemur, atau berpindah tempat. Uniknya, gerakannya di daratan tidak bisa dibilang cepat. Jadi, saat naik ke daratan reptil ini cukup rentan akan ancaman predator seperti macan tutul, harimau, biawak, dan burung elang. Nah, saat merasa terancam, kura-kura tokong akan memasukan tubuhnya ke dalam tempurung.
3. Usianya bisa mencapai 35 tahun

Walau merupakan spesies reptil, ternyata kura-kura tokong punya usia yang cukup panjang, lho. Dalam hal ini, laman Thai National Parks menjelaskan kalau kura-kura tokong bisa hidup mencapai usia 35 tahun di penangkaran. Hanya saja, usia maksimalnya di alam liar masih belum diketahui. Tapi yang pasti usia hewan ini di alam liar tak lebih lama dari usianya di penangkaran. Hal tersebut dapat terjadi karena individu kura-kura tokong di alam liar sangat rentan dengan berbagai ancaman, seperti penyakit, kehadiran predator, polusi, dan limbah.
4. Masuk ke kategori critically endangered

Data dari IUCN Red List menjelaskan kalau kura-kura tokong merupakan hewan terancam punah yang masuk ke kategori critically endangered atau sangat terancam. Saat ini, populasinya terus menurun dan para ahli tidak tahu secara pasti tentang jumlah populasi hewan ini di alam liar. Kemungkinan, hal tersebut dapat terjadi karena habitat kura-kura tokong yang tersembunyi dan ia memiliki kemampuan kamuflase yang sangat baik.
Saat ini, populasi kura-kura tokong sangat terancam oleh beberapa hal, seperti kerusakan habitat, aktivitas manusia, industrialisasi, perburuan liar, dan perubahan iklim. Untungnya, beberapa upaya konservasi seperti perkembangbiakan di penangkaran mulai dilakukan secara masif, khususnya di Kamboja yang merupakan salah benteng pertahanan terakhir bagi hewan ini. Karena merupakan hewan terancam, maka kamu tak boleh memburu, menangkap, atau memperdagangkan kura-kura ini.
5. Makanan utamanya adalah material tumbuhan

Laman iNaturalist dan Ecologyasia menjelaskan kalau kura-kura tokong merupakan herbivor atau pemakan tumbuhan. Biasanya, makanan kesukaan hewan ini mencakup tumbuhan air yang bisa dengan mudah ditemukan di area lembap. Namun, terkadang ia juga bisa memakan buah-buahan, khususnya buah-buahan yang jatuh dari atas pohon. Tentunya hal ini cukup menarik karena biasanya kura-kura air yang ada di Asia merupakan omnivor yang bisa memakan material hewani dan nabati.
Sangat disayangkan bahwa kura-kura unik seperti kura-kura tokong harus menjadi hewan terancam punah. Nah, dari reptil ini kita belajar kalau kepunahan bisa menimpa semua makhluk hidup. Mau itu mamalia, ikan, burung, serangga, amfibi, sampai reptil semuanya bisa terancam dan akhirnya musnah dari muka bumi. Karenanya, sebagai manusia yang berakal kita harus menjaga eksistensi semua makhluk hidup agar bumi ini tetap indah dan kaya akan kehidupan.