Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Siput Gunung Berapi, Berlapis Besi dan Gak Pernah Makan

spesimen siput gunung berapi (commons.wikimedia.org/Kentaro Nakamura, Hiromi Watanabe, Junichi Miyazaki, Ken Takai, Shinsuke Kawagucci, Takuro Noguchi, Suguru Nemoto, Tomo-o Watsuji, Takuya Matsuzaki, Takazo Shibuya, Kei Okamura, Masashi Mochizuki, Yuji Orihashi, Tamaki Ura, Akira Asada, Daniel Marie, Meera Koonjul, Manvendra Singh, Girish Beedessee, Mitrasen Bhikajee, Kensaku Tamaki)
spesimen siput gunung berapi (commons.wikimedia.org/Kentaro Nakamura, Hiromi Watanabe, Junichi Miyazaki, Ken Takai, Shinsuke Kawagucci, Takuro Noguchi, Suguru Nemoto, Tomo-o Watsuji, Takuya Matsuzaki, Takazo Shibuya, Kei Okamura, Masashi Mochizuki, Yuji Orihashi, Tamaki Ura, Akira Asada, Daniel Marie, Meera Koonjul, Manvendra Singh, Girish Beedessee, Mitrasen Bhikajee, Kensaku Tamaki)
Intinya sih...
  • Siput gunung berapi hidup di ventilasi hidrotermal bawah laut dengan suhu mencapai 400 derajat celsius.
  • Tubuh mereka dilapisi besi dari kaki hingga cangkang, yang memberikan perlindungan ekstra terhadap predator.
  • Mereka tidak perlu makan karena mengandalkan bakteri endosimbion.

Apa kamu pernah mendengar siput gunung berapi? Meski nama mereka siput gunung berapi, kamu gak akan menemukan siput ini di daratan. Siput ini hidup di gunung berapi bawah laut. 

Ya, siput gunung berapi atau volcano snail merupakan jenis siput laut yang hidup ribuan meter di bawah laut, tepatnya di ventilasi hidrotermal dekat gunung berapi bawah laut. Suhu air di wilayah ini bisa mencapai 400 derajat celsius, lho! Lantas, bagaimana cara siput gunung berapi bisa bertahan di wilayah seekstrem itu? Tahukah kamu kalau siput gunung berapi gak perlu makan? Simak lima fakta unik siput gunung berapi atau volcano snail yang perlu kamu tahu berikut ini!

1. Habitatnya bisa bersuhu 400 derajat celsius

spesimen siput gunung berapi (commons.wikimedia.org/Kentaro Nakamura, Hiromi Watanabe, Junichi Miyazaki, Ken Takai, Shinsuke Kawagucci, Takuro Noguchi, Suguru Nemoto, Tomo-o Watsuji, Takuya Matsuzaki, Takazo Shibuya, Kei Okamura, Masashi Mochizuki, Yuji Orihashi, Tamaki Ura, Akira Asada, Daniel Marie, Meera Koonjul, Manvendra Singh, Girish Beedessee, Mitrasen Bhikajee, Kensaku Tamaki)
spesimen siput gunung berapi (commons.wikimedia.org/Kentaro Nakamura, Hiromi Watanabe, Junichi Miyazaki, Ken Takai, Shinsuke Kawagucci, Takuro Noguchi, Suguru Nemoto, Tomo-o Watsuji, Takuya Matsuzaki, Takazo Shibuya, Kei Okamura, Masashi Mochizuki, Yuji Orihashi, Tamaki Ura, Akira Asada, Daniel Marie, Meera Koonjul, Manvendra Singh, Girish Beedessee, Mitrasen Bhikajee, Kensaku Tamaki)

Siput gunung berapi atau volcano snail (Chrysomallon squamiferum) merupakan jenis siput laut yang hidup di ventilasi hidrotermal (hydrotermal vent) di dasar laut Samudra Hindia. Ventilasi hidrotermal sendiri merupakan retakan dasar laut yang terbentuk dari pergerakan lempeng tektonik. Dari celah tersebut, terpancar air yang dipanaskan di kerak bumi dan telah bercampur dengan larutan gas dan mineral. Menurut Natural History Museum, suhu air di wilayah ini bisa mencapai 400 derajat celsius.

Meski ekstrem, ventilasi hidrotermal jadi oasis bagi banyak kehidupan laut karena memuntahkan banyak mineral. Siput gunung berapi diketahui cuma mendiami tiga lokasi ventilasi hidrotermal dengan kedalaman 2.400—2.900 meter di Samudra Hindia. Menurut informasi dari laman Marine Bio, ketiga lokasi ini adalah ventilasi Longqi di selatan Madagaskar (Punggungan Tengah Samudra Hindia Barat Daya) dan ventilasi Kairei serta Solitaire di timur Madagaskar (Punggungan Tengah Samudra Hindia Tengah).

2. Berlapis besi mulai dari kaki sampai cangkang

spesimen siput gunung berapi (commons.wikimedia.org/Kentaro Nakamura, Hiromi Watanabe, Junichi Miyazaki, Ken Takai, Shinsuke Kawagucci, Takuro Noguchi, Suguru Nemoto, Tomo-o Watsuji, Takuya Matsuzaki, Takazo Shibuya, Kei Okamura, Masashi Mochizuki, Yuji Orihashi, Tamaki Ura, Akira Asada, Daniel Marie, Meera Koonjul, Manvendra Singh, Girish Beedessee, Mitrasen Bhikajee, Kensaku Tamaki)
spesimen siput gunung berapi (commons.wikimedia.org/Kentaro Nakamura, Hiromi Watanabe, Junichi Miyazaki, Ken Takai, Shinsuke Kawagucci, Takuro Noguchi, Suguru Nemoto, Tomo-o Watsuji, Takuya Matsuzaki, Takazo Shibuya, Kei Okamura, Masashi Mochizuki, Yuji Orihashi, Tamaki Ura, Akira Asada, Daniel Marie, Meera Koonjul, Manvendra Singh, Girish Beedessee, Mitrasen Bhikajee, Kensaku Tamaki)

Gak seperti siput pada umumnya, tubuh siput gunung berapi dilapisi besi, mulai dari kaki sampai cangkang. Kalau kaki siput umumnya lunak, kaki siput gunung berapi justru dilapisi ratusan sisik sklerit. Sisik-sisik yang saling tumpang tindih itu sangat keras dan diperkuat dengan besi sulfida serta mineral lainnya yang diserap dari cairan panas yang dimuntahkan ventilasi hidrotermal. 

Warna sklerit ini awalnya berwarna putih, tapi usai dilapisi dan diperkuat oleh besi sulfida warnanya menghitam. Kaki bersisik ini bikin siput gunung berapi juga dikenal dengan nama scaly-foot snail atau scaly-foot gastropod. Diduga, sklerit berlapis besi yang melapisi kaki siput gunung berapi memberikan perlindungan ekstra terhadap predator. Ditambah lagi, dengan cangkang siput gunung berapi yang juga dilapisi lapisan hitam besi sulfida, makin kuatlah pertahanan siput.

3. Warna berbeda-beda tergantung mineral yang tersedia

perbedaan warna siput gunung berapi (commons.wikimedia.org/Chong Chen)
perbedaan warna siput gunung berapi (commons.wikimedia.org/Chong Chen)

Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya, siput gunung berapi cuma ditemukan di tiga lokasi ventilasi hidrotermal di Samudra Hindia. Nah, kelompok siput gunung berapi di tiap lokasi punya warna cangkang dan sklerit yang berbeda-beda. Menurut laman Animal Diversity, hal ini karena tiap ventilasi hidrotermal mengeluarkan komposisi zat kimia yang beragam.

Siput gunung berapi yang mendiami daerah ventilasi Solitaire cenderung berwarna putih karena minim zat besi. Sementara itu, siput gunung berapi di daerah ventilasi Kairei berwarna hitam dan bersifat magnetis karena adanya greigit (greigite). Kalau siput gunung berapi di ventilasi Longqi, warna mereka cokelat keemasan karena ada greigit dan pirit (pyrite).

4. Gak perlu makan ataupun mencari makan

ilustrasi siput gunung berapi (commons.wikimedia.org/Rachel Caauwe)
ilustrasi siput gunung berapi (commons.wikimedia.org/Rachel Caauwe)

Ya, kamu gak salah baca. Siput gunung berapi tidak perlu makan. Semua nutrisi dan energi yang dibutuhkan dihasilkan secara internal oleh bakteri endosimbion di dalam tubuh mereka. FYI, hubungan saling menguntungkan dengan satu simbion hidup di dalam tubuh organisme lain disebut endosimbiosisme. 

Untuk menampung bakteri-bakteri itu, siput gunung berapi punya kelenjar esofagus berukuran sangat besar. Bakteri ini bersifat kemosintetik. Artinya, bakteri menghasilkan energi lewat reaksi kimia, alih-alih fotosintesis. Selain kelenjar esofagus, jantung siput gunung berapi juga sangat besar. 

Seperti yang dilansir laman Live Science, jantung siput gunung berapi membentuk sekitar 4 persen dari volume tubuh mereka. Ini menjadikan jantung mereka sebagai jantung terbesar yang dimiliki hewan dibandingkan dengan ukuran hewan tersebut. Kamu bisa bandingkan dengan jantung hewan terbesar sepanjang sejarah, paus biru, yang menurut National Geographic cuma 1 persen dari volume tubuh mereka. Di laut sangat dalam yang memiliki kadar oksigen rendah, jantung besar sangat penting untuk memasok cukup oksigen kepada bakteri endosimbion di kelenjar esofagus supaya bisa hidup dan memproduksi makanan.

5. Spesies pertama yang terancam pertambangan laut dalam

siput gunung berapi dan hewan laut dalam lainnya di dekat ventilasi hidrotermal (commons.wikimedia.org/J. T. Copley, L. Marsh, A. G. Glover, V. Hühnerbach, V. E. Nye, W. D. K. Reid, C. J. Sweeting, B. D. Wigham, dan H. Wiklund)
siput gunung berapi dan hewan laut dalam lainnya di dekat ventilasi hidrotermal (commons.wikimedia.org/JT Copley, L Marsh, AG Glover, V Hühnerbach, VE Nye, WDK Reid, CJ Sweeting, BD Wigham, dan H Wiklund)

Meski hidup di laut sangat dalam, siput gunung berapi tak luput dari ancaman manusia. Siput gunung berapi jadi spesies hewan pertama yang terancam langsung oleh pertambangan laut dalam (deep sea mining). Dua dari tiga lokasi ventilasi hidrotermal yang jadi tempat tinggal siput gunung berapi memiliki izin pertambangan, tapi spesies ini tidak mendapatkan perlindungan. 

Siput gunung berapi memiliki wilayah persebaran yang sangat terbatas. Mengutip laman MarineBio, total wilayah sebaran siput gunung berapi diperkirakan cuma 0,27 km persegi. Komposisi kimia lingkungan mereka juga sangat penting karena siput ini mengandalkan pengendapan mineral untuk memperkuat cangkang dan sklerit serta bergantung pada bakteri kemosintetik untuk menghasilkan energi. Hal tersebut bikin siput gunung berapi sangat rentan terhadap penipisan habitat. 

Semoga saja keberadaan siput gunung berapi dan hewan laut dalam lainnya bisa mendapatkan perlindungan, ya? Keberadaan hewan menakjubkan seperti siput gunung berapi perlu dilestarikan. Setelah tahu lebih banyak, bagaimana pendapatmu tentang siput gunung berapi atau volcano snail?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us