5 Hewan Laut Ini Sedang Krisis Populasi, Ada yang Tersisa 10 Ekor!

- Penyu belimbing populasinya terus merosot akibat perburuan liar, perubahan iklim, polusi plastik, dan hilangnya pantai tempat mereka bertelur.
- Vaquita, mamalia laut mungil dari Teluk California, sekarang diperkirakan tinggal kurang dari 10 ekor karena jaring insang tangkap ilegal.
- Ikan napoleon masuk dalam kategori "terancam punah" karena brutalnya perburuan untuk konsumsi restoran mahal di Asia dan rusaknya karang tempat mereka tinggal.
Laut memang luas, tapi sayangnya nggak seluas harapan hewan-hewan yang hidup di dalamnya. Di balik ombak yang tenang dan warna biru yang memikat, ada banyak spesies laut yang kini hidup dalam ancaman. Bukan karena predator alami, tapi karena ulah manusia yang bikin habitat mereka rusak, laut tercemar, dan perburuan jadi makin gila-gilaan.
Nggak semua hewan bisa beradaptasi secepat perubahan yang terjadi. Beberapa dari mereka sekarang udah masuk kategori “terancam punah” atau bahkan “kritis” menurut data konservasi dunia. Nah, berikut lima hewan laut yang sedang krisis populasi. Yuk, kenalan sama mereka satu-satu sebelum terlambat!
1. Penyu belimbing

Penyu belimbing adalah penjelajah sejati yang bisa berenang ribuan kilometer melintasi samudra. Dengan ukuran tubuh yang bisa lebih dari 2 meter dan berat hampir setengah ton, penyu ini jadi spesies penyu terbesar di dunia. Tapi di balik tubuhnya yang besar, populasinya justru semakin kecil. Perburuan liar, perubahan iklim, polusi plastik, dan hilangnya pantai tempat mereka bertelur jadi kombinasi maut yang bikin populasi penyu belimbing terus merosot.
Setiap tahun, banyak penyu belimbing yang mati karena menelan plastik yang mereka kira ubur-ubur—makanan favorit mereka. Ditambah lagi, aktivitas manusia di pantai bikin mereka kesulitan mencari tempat bertelur yang aman. Bayangkan, cuma satu dari seribu telur penyu yang bisa bertahan sampai dewasa. Tanpa perlindungan nyata, penyu belimbing bisa benar-benar hilang dari lautan kita. Hmm.. sayang banget, kan?
2. Vaquita

Vaquita mungkin bukan nama yang sering kita dengar, tapi nasibnya bener-bener memprihatinkan. Mamalia laut mungil ini hanya ditemukan di Teluk California, Meksiko. Ukurannya kecil, mukanya imut, dan sayangnya… jumlahnya sekarang diperkirakan tinggal kurang dari 10 ekor! Ya, kamu nggak salah baca—kurang dari sepuluh! Mereka jadi spesies laut paling langka di dunia saat ini.
Penyebab utamanya adalah jaring insang tangkap ilegal yang digunakan untuk menangkap totoaba, ikan yang kantung renangnya laku keras di pasar gelap. Sayangnya, vaquita sering ikut terperangkap dan mati karena nggak bisa bernapas. Upaya konservasi udah gencar dilakukan, tapi susah banget ngejar waktu saat populasinya udah setipis itu. Kalau nggak ada tindakan besar dan cepat, vaquita bisa punah dalam waktu dekat. Dan itu akan jadi kehilangan yang besar buat biodiversitas laut.
3. Ikan napoleon

Ikan napoleon atau humphead wrasse adalah salah satu ikan karang paling ikonik di dunia. Ukurannya bisa mencapai 2 meter dengan warna biru kehijauan yang mencolok dan bentuk kepala unik yang bikin dia gampang dikenali. Tapi karena tampilannya yang eksotis dan dagingnya yang dianggap mewah, ikan ini jadi target perburuan yang brutal, terutama buat konsumsi restoran mahal di Asia.
Statusnya kini masuk dalam kategori “terancam punah” oleh IUCN, dan ekspor internasionalnya diawasi ketat. Tapi pasar gelap tetap jalan, dan karang tempat mereka tinggal pun ikut rusak karena aktivitas manusia. Padahal, ikan napoleon punya peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem terumbu karang. Kalau ikan ini punah, bukan cuma warnanya yang hilang dari laut, tapi juga fungsi ekologisnya.
4. Hiu martil

Bentuk kepalanya yang mirip palu bikin hiu martil gampang dikenali. Hiu ini bukan cuma keren secara tampilan, tapi juga penting banget dalam rantai makanan laut sebagai predator puncak. Sayangnya, keberadaan mereka terus menyusut karena perburuan sirip hiu yang masih marak, khususnya buat dijadikan sup sirip hiu yang katanya istimewa itu.
Masalahnya, hiu martil butuh waktu lama buat berkembang biak. Mereka nggak bisa langsung memulihkan populasinya kayak ikan kecil lain. Sekali punah dari satu wilayah, butuh waktu puluhan tahun buat kembali—kalau masih sempat. Saat predator puncak menghilang, ekosistem laut jadi kacau. Bukan cuma soal satu spesies, tapi efek domino yang bisa berdampak ke semua makhluk hidup di laut.
5. Dugong

Dugong atau sapi laut adalah mamalia laut yang jinak dan lembut. Gerakannya lambat, makannya rumput laut, dan hidupnya damai di perairan dangkal. Tapi justru karena sifatnya yang tenang, dugong jadi rentan banget. Sekarang jumlah mereka makin sedikit karena kehilangan habitat, perburuan, tertabrak perahu, polusi laut, hingga tingkat reproduksi yang rendah.
Beberapa dekade terakhir, populasi dugong anjlok drastis di banyak wilayah, termasuk di Indonesia. Padahal, mereka berperan penting dalam menjaga pertumbuhan rumput laut yang sehat—dan rumput laut itu juga penting buat mencegah abrasi. Kehilangan dugong bukan cuma kehilangan putri duyung versi nyata, tapi juga kehilangan penjaga alami pesisir kita. Mereka butuh perlindungan nyata sebelum jadi legenda semata.
Laut kita bukan cuma pemandangan buat liburan atau tempat cari ikan—tapi rumah bagi jutaan makhluk hidup yang luar biasa. Mereka yang sekarang sedang krisis populasi butuh suara dan aksi dari kita semua. Kalau kita terus cuek, bukan nggak mungkin generasi berikutnya cuma bisa lihat mereka dari foto atau film dokumenter.
Perubahan bisa dimulai dari hal kecil: kurangi sampah plastik, dukung produk ramah laut, dan sebarkan informasi penting soal hewan laut yang terancam punah. Karena kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi? Jangan sampai penyesalan datang belakangan saat mereka sudah benar-benar tiada dari laut yang kita cintai.