Tak Hanya Manusia, Hewan Juga Punya Sahabat Terbaik

- Persahabatan dalam hewan tak kalah unik dan kompleks dari manusia
- Hormon oksitosin berperan penting dalam persahabatan antar hewan
- Persahabatan antar hewan meningkatkan peluang bertahan hidup
Pernahkan kamu melihat video viral sapi yang tak terpisahkan dengan anjing? Atau bahkan harimau yang akrab dengan kambing? Kita seringkali menganggap bahwa persahabatan sejati hanya milik manusia. Namun, ternyata hewan bisa membentuk persahabatan dan ikatan emosional lintas spesies yang sangat kuat.
Awalnya, banyak yang bertanya bagaimana bisa dua spesies yang berbeda bisa saling membentuk persahabatan yang begitu erat? Namun, sains kini punya penjelasan menarik di balik fenomena ini.
1. Persahabatan dalam hewan lebih unik dan kompleks dari manusia

Tak seperti manusia, persahabatan antar hewan tentu tidak diisi dengan obrolan, curhatan, atau janji sehidup semati. Persahabatan antar hewan dibangun tanpa bahasa verbal, mengandalkan komunikasi non-verbal yang detail dan kompleks untuk memahami satu sama lain. Kemampuan ini yang membuat persahabatan antar hewan unik dan lebih kompleks dibanding manusia.
Kompleksitas lain terletak pada pilihan hewan untuk menjalin ikatan di lingkungan yang penuh ancaman dan kompetisi. Mereka harus mengidentifikasi individu dan spesies yang dapat dipercaya dan saling menguntungkan. Pada akhirnya, persahabatan pada hewan bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal kepercayaan antar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa mereka juga memiliki kecerdasan sosial.
2. Hormon oksitosin berperan penting dalam persahabatan antar hewan

Hormon oksitosin memainkan peran penting dalam membentuk ikatan sosial pada manusia. Ternyata, hormon ini tak eksklusif hanya dimiliki oleh manusia, tapi juga dimiliki oleh hewan. Ketika hewan berinteraksi positif, membelai, bermain, atau grooming bersama, kadar oksitosin dalam tubuh mereka meningkat.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Animals, interaksi positif antara anjing dan pemiliknya dapat meningkatkan kadar oksitosin pada keduanya. Interaksi tersebut menciptakan siklus umpan balik positif yang memperkuat ikatan. Hal ini menunjukkan kalau hormon oksitosin punya peran krusial dalam memperkuat ikatan sosial pada hewan.
3. Persahabatan antar hewan meningkatkan peluang bertahan hidup

Dari sudut pandang evolusi, kemampuan untuk membentuk ikatan sosial yang kuat ternyata adalah strategi cerdas untuk bertahan hidup. Dikutip dari BBC, berteman dan membentuk ikatan sosial dapat meningkatkan kelangsungan hidup hewan. Hewan yang memiliki sahabat cenderung menghadapi tingkat stres lebih rendah, memiliki akses lebih baik ke sumber makanan, dan mendapat perlindungan yang lebih efektif.
Fakta ini diamati pada berbagai spesies. Misal pada primata, individu dengan ikatan sosial yang kuat terbukti memiliki harapan hidup yang lebih tinggi. Persahabatan tak hanya membuat mereka lebih tangguh dan lebih aman. Hal itu berimbas pada peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup.
4. Hewan mempelajari empati dan sosial untuk membentuk ikatan yang lebih dalam

Hewan, terutama mamalia, ternyata memiliki kemampuan untuk belajar secara sosial. Mereka bisa mengamati dan menyerap pelajaran dari perilaku teman-temannya, baik sesama ataupun beda spesies. Hal tersebut memungkinkan mereka untuk belajar kemampuan baru dan memperbesar peluang bertahan hidup.
Dilansir University of Western Australia, pembelajaran sosial juga membuat mereka mempelajari empati, kemampuan untuk merasakan atau memahami emosi individu lain. Contohnya seperti pada simpanse, dimana mereka seringkali menghibur individu lain yang sedang bersedih. Simpanse muda lain yang belum mengerti tentang empati akan mempelajari dari simpanse lain yang menunjukkan rasa empati. Kemampuan belajar dari sosial dan empati membuat ikatan dalam hewan menjadi kuat.
5. Persahabatan pada hewan sangat setia dan sulit untuk dipisahkan

Persahabatan pada manusia kadang diwarnai oleh konflik yang membuat mereka terpecah dan berhenti menjalin ikatan. Namun hal itu akan sulit ditemui di hewan. Hewan dapat membentuk ikatan yang sangat kuat, setia, dan sangat sulit untuk dipisahkan.
Dilansir Aeon, ikatan persahabatan yang kuat pada hewan tak memandang hubungan darah dan genetik. Contohnya pada baboon, baboon dalam aliansi yang sama akan saling melindungi dan tak akan berkhianat, bagaimanapun kondisinya. Sedangkan pada gajah, pemisahan gajah dengan kawanannya akan membuat gajah bersedih dan berduka dalam waktu lama.
Fenomena tersebut juga terjadi di lintas spesies. Contohnya seperti harimau yang dibesarkan oleh seekor anjing atau anjing yang berteman dengan sapi sejak kecil. Pemisahan keduanya akan membuat mereka merasa sedih dan kehilangan semangat hidup. Hal ini menunjukkan bahwa persahabatan hewan tak sebatas sesama spesies, namun juga lintas spesies.
Persahabatan di dunia hewan mengingatkan kita bahwa dunia hewan memiliki hubungan yang tak kalah kompleks dibanding manusia. Dengan memahami hubungan di dunia hewan, kita bisa belajar dan lebih menghargai ikatan persahabatan yang ada di sekitar kita.