Fosil Kucing Mirip Diego Ice Age Ditemukan, Berumur 35 Ribu Tahun

- Fosil anak kucing bertaring tajam berusia 37.000 tahun ditemukan di tundra Rusia.
- Fosil berasal dari spesies Homotherium latidens, menunjukkan adaptasi sebagai pemburu yang kuat.
- Penemuan ini membuka wawasan baru tentang anatomi dan ekologi predator prasejarah di masa Pleistosen.
Para ilmuwan telah menemukan fosil murni anak kucing bertaring tajam yang telah dibekukan di tundra Rusia selama sekitar 37.000 tahun.
Bangkai anak kucing besar yang diperkirakan berusia sekitar 3 minggu ditemukan terbungkus dalam bongkahan es di Republik Sakha, yang terletak di Timur Jauh Rusia, di sepanjang Sungai Badyarikha pada tahun 2020.
Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports pada hari Kamis (14/11/2024).
1. Penemuan langka di tundra Rusia
Fosil ini ditemukan terkubur dalam blok es di tepi Sungai Badyarikha pada tahun 2020. Fosil tersebut berasal dari spesies Homotherium latidens, kucing bertaring tajam yang dikenal sebagai salah satu predator puncak di masanya.
Menurut penelitian, tubuh anak kucing ini, yang diperkirakan berusia tiga minggu pada saat kematian, terawetkan dengan luar biasa baik.
Bagian kepala dan tubuh depan masih utuh, lengkap dengan cakar yang tajam dan melengkung. Bahkan, jejak bantal telapak kaki dan bulu pendek berwarna cokelat gelap setebal 20–30 milimeter masih terlihat jelas. Hal ini menjadikannya salah satu fosil paling lengkap untuk spesies yang telah punah.
2. Karakteristik unik dan perbedaan dengan kucing modern
Ketika dibandingkan dengan anak singa modern berusia serupa, fosil Homotherium latidens menunjukkan perbedaan morfologi yang mencolok.
Kucing ini memiliki moncong yang unik, dengan bukaan mulut yang besar dan telinga kecil. Lehernya sangat kekar, sedangkan kaki depannya memanjang, menunjukkan adaptasi sebagai pemburu yang kuat.
Taringnya yang besar digunakan untuk mengoyak atau melumpuhkan mangsa dengan serangan ke bagian vital.
Temuan ini memberikan wawasan baru tentang anatomi dan ekologi predator prasejarah, terutama bagaimana mereka mampu bertahan dalam iklim ekstrem selama zaman es.
3. Kontribusi pada studi paleontologi
Fosil ini menjadi salah satu bukti penting tentang keberadaan Homotherium latidens di Asia pada akhir Pleistosen. Sebelumnya, fosil kucing bertaring ini banyak ditemukan di Eurasia, Afrika, dan Amerika.
Penemuan ini juga menguatkan hipotesis bahwa wilayah Siberia pernah menjadi habitat bagi berbagai spesies besar, seperti mamut dan kucing bertaring tajam.
Selama satu dekade terakhir, beberapa mumi hewan dari periode yang sama ditemukan di wilayah ini. Namun, fosil ini menjadi yang pertama kali mengungkapkan detail lengkap tentang anatomi dan penampilan spesies yang telah punah.
Penemuan fosil kucing mirip Diego dari film Ice Age ini membuka jendela baru ke masa lalu yang jauh. Temuan ini memperkaya pengetahuan kita tentang evolusi dan kehidupan fauna Pleistosen.
Referensi
Lopatin, A V, M V Sotnikova, A I Klimovsky, A V Lavrov, A V Protopopov, D O Gimranov, and E V Parkhomchuk. “Mummy of a Juvenile Sabre-Toothed Cat Homotherium Latidens from the Upper Pleistocene of Siberia.” Scientific Reports 14, no. 1 (November 14, 2024).