5 Gunung dengan Letusan Paling Mematikan di Indonesia

Meletus sekitar 74 ribu tahun yang lalu, letusan Gunung Toba di Sumatera dipercaya sebagai salah satu letusan gunung paling besar sepanjang sejarah manusia. Dilansir Brittanica, letusan ini mengeluarkan sekitar 2.800 km kubik abu dan lava yang merusak peradaban di wilayah tersebut.

Seolah belum cukup, abu dari letusan Gunung Toba juga naik ke lapisan atmosfer Bumi, menyebabkan penurunan suhu Bumi sebanyak 3—5 derajat Celcius selama bertahun-tahun setelahnya, dan nyaris mendorong kepunahan massal manusia purba yang hidup di Afrika Selatan.

Hari ini, kita memang gak bisa lagi melihat Gunung Toba. Sebagai gantinya, kamu bisa melihat sisa-sisa kaldera gunung yang kini berubah menjadi danau Toba.

Dibandingkan dengan Tambora, Gunung Samalas memang tidak terlalu terkenal. Namun jangan salah, letusan Gunung Samalas juga sanggup menjungkirbalikkan dunia. Dilansir Rinjani Geopark, Gunung Samalas sendiri dulunya terletak tidak jauh dari Gunung Rinjani di Lombok.

Gunung dengan ketinggian sekitar 4.200 mdpl ini diperkirakan meletus tahun 1257. Tidak tanggung-tanggung, letusan Gunung Samalas dua kali lebih kuat dari letusan Tambora, dan dua kali lebih kuat dari letusan Gunung Krakatau tahun 1883. Letusan gunung Samalas mengakibatkan perubahan iklim di abad pertengahan, musim panas terasa lebih dingin dengan hujan yang tidak pernah berhenti.

Memiliki ketinggian 4.300 meter, Gunung Tambora awalnya merupakan salah satu gunung api tertinggi di Indonesia. Namun semuanya berubah saat gunung yang terletak di Sumbawa ini meletus pada 10 April 1815. Dilansir History, letusan Tambora memicu terjadinya ledakan besar, diikuti tsunami, dan menewaskan 10 ribu penduduk.

Beberapa bulan setelahnya, 80 ribu orang tewas kelaparan karena gagal panen yang terjadi di wilayah tersebut. Sama seperti letusan Toba, letusan Gunung Tambora juga mengirimkan abu ke atmosfer Bumi, membuat sinar matahari kesulitan menembus Bumi.

Akibatnya, suhu Bumi turun sebanyak 3—4 derajat Celcius. Tahun berikutnya, sejumlah negara Eropa dan Amerika mengalami tahun tanpa musim panas. Bulan Juni, Juli, dan Agustus yang seharusnya terik digantikan dengan badai salju mematikan, memicu terjadinya gagal panen, dan kelaparan di berbagai negara.

Beberapa puluh tahun setelah Tambora, Indonesia kembali diguncang letusan mematikan. Kali ini datang dari Gunung Krakatau di Selat Sunda yang meletus pada 27 Agustus 1883. Dilansir History, letusan Krakatau terdengar hingga Sri Lanka dan Australia, dan menciptakan tsunami setinggi 36 meter.

Sebanyak 36 ribu jiwa melayang, 31.000 diantaranya disebabkan oleh tsunami. Letusan Gunung Krakatau sendiri menghancurkan 2/3 pulau tersebut, dan menenggelamkan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Terakhir, layaknya letusan besar lainnya, letusan Krakatau tahun 1883 juga menyebabkan gas sulfur dioksida naik ke atmosfer dan memicu penurunan suhu Bumi selama bertahun-tahun.

Gunung Merapi bukan gunung yang asing bagi orang Indonesia. Alasannya karena gunung satu ini merupakan gunung paling aktif di Indonesia. Namun dari sekian banyak letusan, letusan Merapi tahun 2010 adalah salah satu yang paling mematikan.

Dilansir USGS, letusan gunung Merapi dimulai pada 26 Oktober 2010 dan mencapai puncaknya pada 4 November 2010. Letusan tersebut merupakan letusan terbesar dalam 100 tahun terakhir, di mana awan abu dan bebatuan melintas sejauh 15 km dari puncak. Akibat letusan ini, sebanyak 353 orang meninggal dunia, 20 ribu orang harus mengungsi, ribuan orang kehilangan rumah, tanah, hewan ternak, dan petani mengalami gagal panen.

Gunung meletus menjadi salah satu bencana yang cukup sering melanda Indonesia. Namun berbeda ceritanya dengan lima gunung di atas. Pasalnya letusan gunung ini bukan hanya menghancurkan wilayah sekitarnya, tetapi juga mempengaruhi dunia.