Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hewan Ini Mampu Deteksi Penyakit pada Manusia, Hebat!

kemampuan unik hewan dalam mendeteksi penyakit pada manusia (shutterstock.com/Happy Monkey)
kemampuan unik hewan dalam mendeteksi penyakit pada manusia (shutterstock.com/Happy Monkey)

Umumnya, manusia ketika sakit akan langsung ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan. Namun, tahukah kamu bahwa bukan manusia saja yang bisa deteksi penyakit pada manusia, hewan pun bisa! 

Meski terdengar tidak masuk akal, beberapa hewan ternyata memiliki cara unik untuk deteksi penyakit dan mengenali kelainan dalam tubuh manusia. Berdasarkan literatur ilmiah yang ada, berikut adalah lima hewan yang terbukti memiliki kemampuan untuk mendeteksi penyakit.

1. Anjing

anjing sedang mencium bau udara di sekitar (unsplash.com/Emerson Peters)
anjing sedang mencium bau udara di sekitar (unsplash.com/Emerson Peters)

Journal of Breath Research di tahun 2020 telah menguji apakah anjing bisa mendeteksi kanker paru lewat air kencing dari pasien tersebut. Hasilnya, anjing pendeteksi  menunjukkan perilaku yang mencolok ketika mencium air kencing pasien kanker paru. Tingkat keakuratan penciuman anjing tersebut berkisar antara 45-73 persen.

Jurnal tersebut menjelaskan bahwa pengidap suatu penyakit akan menghasilkan produk sisa metabolisme yang berbeda dibandingkan orang normal. Kemampuan penciuman anjing mampu mengenali aroma dari sisa metabolisme di dalam air kencing.

Anjing terlatih juga mampu menilai seberapa ganas suatu kanker. Menurut tulisan "Scent-Trained Canine Prospectively Detects Thyroid Cancer in Human Urine Samples" dalam situs Science Daily, anjing akan cenderung membungkuk ketika mencium bau dari air kencing pengidap kanker kelenjar gondok yang ganas. Tingkat akurasinya bahkan mencapai 88,2 persen.

2. Burung merpati

burung merpati memiliki daya ingat visual yang baik (freepik.com/wirestock)
burung merpati memiliki daya ingat visual yang baik (freepik.com/wirestock)

Burung merpati memiliki kemampuan mengingat warna dan bentuk yang sangat baik. Kemampuan ini dimanfaatkan untuk percobaan yang dipublikasikan dalam jurnal Learning & Behaviour pada tahun 2021.

Hasil uji menunjukkan bahwa burung merpati mampu untuk membedakan gambar jaringan di bawah mikroskop yang sifatnya normal dan tidak normal. Ketika diperlihatkan gambaran jaringan tumor, persentase burung merpati untuk menebak benar bahkan mencapai 85-90 persen.

Mengutip artikel Science berjudul "Pigeons spot cancer as well as human experts",  ingatan visual burung merpati mungkin bisa menyamai kemampuan seorang dokter ahli. Sayangnya, memori yang dilatih biasanya hanya mencakup satu jenis penyakit. Ketika dihadapkan pada tampilan penyakit lain, kemampuan deteksinya menjadi kurang akurat. Dengan kata lain, ingatan burung merpati bersifat mendetail namun kurang fleksibel.

3. Tikus

tikus memiliki penciuman yang tajam (unsplash.com/Svetozar Cenisev)
tikus memiliki penciuman yang tajam (unsplash.com/Svetozar Cenisev)

European Respiratory Journal di tahun 2020 membuktikan jika tikus mampu mendeteksi keberadaan kuman tuberkulosis (TBC) hanya dari mencium aroma dahak yang dikeluarkan penderitanya. Dahak dari penderita TBC diduga mengandung zat organik berbau khas yang dapat dikenali tikus. Sayangnya, akurasi penciuman tikus masih relatif rendah, hanya sekitar 37 persen.

Studi laboratorium yang dilakukan Sensors pada tahun 2021 menunjukkan kemampuan tikus untuk mendeteksi penyakit melalui bau nafas penderitanya. Studi itu membuktikan jika tikus mencium bau zat toluena dan aseton. Toluena banyak dikeluarkan dari nafas pengidap kanker paru, sedangkan aseton banyak dikeluarkan dari napas pengidap kencing manis.

4. Lalat buah

antena pada lalat buah dapat mendeteksi bau (pixabay.com/nuzree)
antena pada lalat buah dapat mendeteksi bau (pixabay.com/nuzree)

Studi Scientific Reports pada tahun 2014 mencoba menguji kemampuan penciuman lalat buah (Drosophila melanogaster). Lalat yang sudah dilatih diletakkan di dalam ruang khusus berisi gas dari sampel jaringan tumor payudara. Hasilnya getaran pada antena lalat lebih kuat ketika mencium jaringan tumor payudara.

Berdasarkan literatur yang ditulis ChemoSense tahun 2014, antena pada kepala lalat buah memiliki kemampuan penciuman yang kurang lebih sama peka dengan hidung anjing. Lalat pun tidak memerlukan latihan khusus seperti pada anjing pendeteksi. Kekurangannya, biaya peralatan dan perawatan sampel lalat buah terbilang cukup besar.

5. Cacing gelang

tampilan tubuh dari Caenorhabditis elegans (commonsciencespace.com/Sander van den Heuvel)
tampilan tubuh dari Caenorhabditis elegans (commonsciencespace.com/Sander van den Heuvel)

Caenorhabditis elegans merupakan salah jenis spesies cacing gelang. Menurut jurnal PLoS One di tahun 2015, spesies cacing yang satu ini memiliki kemampuan kemotaksis, yaitu pergerakan tubuh yang mendekati atau menjauhi suatu zat kimia.

Peneliti dalam jurnal tersebut tertarik untuk meneliti respon cacing ketika didekatkan pada jaringan tumor dari usus manusia. Hasilnya, Caenorhabditis elegans cenderung bergerak mendekati jaringan tumor, serta menjauhi jaringan normal. Cacing mampu mengenali  jaringan lewat sensor bau pada tubuhnya. Sensor ini bekerja lebih aktif saat mendeteksi aroma dari jaringan tumor.

Menariknya, studi lanjutan oleh Oncotarget di tahun 2021 menunjukkan jika Caenorhabditis elegans juga dapat menjadi sarana deteksi dini kanker, dengan mencium aroma kencing pasien. Dalam studi itu, cacing Caenorhabditis elegans menunjukkan pergerakan ke arah air kencing dari pengidap kanker pankreas stadium awal. Penciuman cacing tersebut terbilang tajam, hingga mampu mencium aroma tumor yang berukuran relatif kecil.

Kemampuan hewan-hewan di atas memang masih membutuhkan uji coba lebih lanjut. Mungkin suatu saat, kemampuan hewan yang mampu deteksi penyakit ini bisa dijadikan sarana bagi para tenaga kesehatan dalam mengonfirmasi temuan penyakit pada pasien.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us