6 Hewan Laut yang Sering Jadi Korban Sampah Plastik
- Penyu laut sering salah mengira plastik sebagai makanan, bisa terjebak dalam jaring plastik, dan banyak bayi penyu ditemukan di pantai bersama tumpukan sampah.
- Burung laut sering menelan potongan plastik dan anak burung mati kelaparan meskipun perutnya penuh dengan plastik. Plastik juga membuat mereka kehilangan keseimbangan dan terbang dengan baik.
- Paus ditemukan mati dengan perut penuh sampah plastik, yang bisa menyumbat usus dan membuat mereka kelaparan. Polusi plastik juga merusak rantai makanan laut dari ikan kecil hingga hewan-hewan laut kecil lainnya.
Laut itu luas, biru, dan menyimpan berjuta keindahan yang luar biasa. Tapi sayangnya, di balik ombak yang tenang dan langit biru yang cerah, ada ancaman diam-diam yang mengintai: sampah plastik. Tiap harinya, jutaan ton plastik dibuang ke laut, dan banyak banget hewan laut yang harus menanggung akibatnya, bahkan sampai kehilangan nyawa.
Masalah ini bukan cuma soal kotor-kotoran doang, tapi udah jadi bencana serius buat kehidupan bawah laut. Banyak hewan laut yang salah mengira plastik sebagai makanan, terjebak dalam jaring-jaring plastik, atau nggak bisa bergerak gara-gara tubuhnya terlilit. Berikut enam hewan laut yang sering banget jadi korban dari sampah plastik ini!
1. Penyu laut
Penyu laut sering banget jadi korban salah paham karena plastik yang berbau seperti makanan. Mereka juga sering mengira bentuk plastik mirip kayak ubur-ubur, makanan favorit mereka. Di lautan yang penuh sampah, penyu bisa dengan mudah menelan kantong plastik karena dikira camilan lezat. Sayangnya, plastik ini nggak bisa dicerna dan malah bikin saluran pencernaan mereka rusak, bahkan bisa bikin mati perlahan.
Bukan cuma soal makanan, penyu juga bisa terjebak dalam jaring plastik atau tali-tali nelayan yang dibuang sembarangan. Gerak mereka jadi terbatas, nggak bisa menyelam, dan akhirnya tenggelam. Mirisnya, banyak bayi penyu yang baru menetas pun udah langsung ketemu sama tumpukan plastik di pantai. Masa kecil mereka nggak lagi main pasir, tapi nyari jalan keluar dari tumpukan sampah.
2. Burung laut

Burung laut seperti albatros atau camar sering terlihat terbang gagah di atas laut, tapi siapa sangka hidup mereka bisa jadi tragis karena plastik. Mereka sering salah mengira potongan plastik sebagai ikan kecil atau cumi-cumi, lalu menelannya dan bahkan membawanya ke anak-anak mereka. Akibatnya, banyak anak burung yang mati kelaparan meskipun perutnya penuh dengan plastik.
Lebih parahnya lagi, plastik yang menumpuk di tubuh mereka bisa membuat burung-burung ini kehilangan keseimbangan atau nggak bisa terbang dengan baik. Bayangin aja, seekor burung yang seharusnya bebas terbang justru mati perlahan karena kita nggak bisa buang sampah pada tempatnya. Kadang, plastik yang dimuntahkan pun tetap berserakan di sarang, dan itu menciptakan siklus tragis yang terus berulang.
3. Paus

Siapa sih yang nggak kagum sama paus? Makhluk raksasa ini sering dipandang sebagai simbol lautan yang agung dan tenang. Tapi realitanya, banyak paus ditemukan mati dengan perut penuh sampah plastik. Ada yang isi perutnya sampai puluhan kilogram, dari kantong kresek, kemasan makanan, sampai sandal jepit! Mereka menelan plastik waktu menyaring air laut untuk makan plankton atau ikan kecil.
Plastik yang masuk ke tubuh paus bisa menyumbat usus dan bikin mereka kelaparan. Bahkan dalam beberapa kasus, paus yang sekarat terdampar di pantai dalam kondisi tubuh membusuk dan perut penuh sampah plastik. Rasanya nggak masuk akal kalau raksasa sekuat itu bisa kalah sama botol minuman atau sedotan bekas kita. Tapi ya begitulah, kekuatan alam pun bisa runtuh oleh ulah manusia.
4. Anjing laut dan singa laut

Anjing laut dan singa laut dikenal sebagai hewan laut yang lucu, aktif, dan sering bikin gemas saat berenang atau bersantai di batu karang. Tapi sayangnya, banyak dari mereka yang harus menderita gara-gara terlilit plastik atau jaring bekas nelayan. Lilitan di leher atau sirip mereka bisa tumbuh semakin kencang seiring pertumbuhan tubuh, dan akhirnya menyebabkan luka parah atau bahkan kematian.
Banyak yang nggak sadar kalau jaring-jaring ikan, tali rafia, dan ban plastik yang terbuang bisa jadi jerat mematikan buat mereka. Beberapa anjing laut ditemukan dengan luka menganga di leher karena tali plastik yang membelit mereka selama bertahun-tahun. Dan mereka nggak bisa minta tolong, nggak bisa ke dokter. Mereka cuma bisa terus berenang dalam kesakitan—kalau belum keburu mati tenggelam.
5. Ikan dan plankton

Kalau kamu pikir ikan itu aman karena ukurannya kecil dan gesit, pikir lagi deh. Banyak ikan yang secara nggak sengaja makan mikroplastik—potongan plastik yang sangat kecil—yang udah menyebar di seluruh laut. Mikroplastik ini bisa berasal dari botol air, sabun, atau bahkan pakaian sintetis. Begitu plastik itu masuk ke tubuh ikan, dia bisa naik rantai makanan dan akhirnya sampai ke piring makan kita.
Plankton, makhluk mungil yang jadi fondasi rantai makanan laut, juga terancam karena ikut menelan partikel plastik. Dan karena banyak hewan laut bergantung pada plankton, itu berarti seluruh ekosistem bisa terganggu. Kita sebagai manusia akhirnya juga kena getahnya. Jadi jangan heran kalau suatu saat nanti, kita makan ikan yang rasanya plastik karena memang dia udah penuh plastik dari awal.
6. Penyu mini dan krustacea kecil

Bicara soal korban plastik, kita nggak bisa lupakan hewan-hewan laut kecil seperti bayi penyu, udang, kepiting kecil, sampai amphipoda yang bahkan kita jarang lihat. Mereka hidup di area pesisir atau bawah laut yang sekarang udah tercemar parah. Bayi penyu yang baru lahir sering terperangkap dalam potongan sedotan, penutup botol, atau plastik pembungkus makanan.
Krustasea seperti udang dan amphipoda juga udah terbukti punya plastik di dalam tubuh mereka dari hasil penelitian ilmiah. Bayangin betapa kecilnya mereka dan betapa masifnya ancaman plastik ini. Dan mereka adalah makanan bagi hewan laut yang lebih besar—yang artinya, polusi plastik terus menyebar ke semua level rantai makanan. Nggak ada yang benar-benar aman dari ancaman ini.
Jadi, saat kita bicara soal sampah plastik, ini bukan sekadar isu lingkungan yang jauh dari kehidupan kita. Ini adalah realita yang udah menyentuh semua aspek kehidupan—dari laut dalam sampai meja makan kita. Yuk, mulai bijak dari sekarang! Kurangi plastik sekali pakai, bawa tumbler sendiri, dan buang sampah pada tempatnya. Laut berhak dapat cinta yang lebih dari kita semua.
Sumber Referensi :
National Geographic Indonesia. (n.d.). Berbau seperti makanan, alasan penyu kerap mengonsumsi sampah plastik. Diakses Juni 2025.
WWF Australia. (n.d.). Plastic pollution is killing sea turtles—here’s how. Diakses Juni 2025.
National Geographic Indonesia. (n.d.). Hewan laut mengira sampah plastik sebagai makanan, mengapa? Diakses Juni 2025.
American Bird Conservancy. (n.d.). Plastics pose an enduring threat to seabirds. Diakses Juni 2025.
Mongabay Indonesia. (2018, 5 Juni). Paus ini ditemukan mati, perut penuh dengan sampah plastik. Diakses Juni 2025.
CNN Indonesia. (2019, 3 Desember). Seekor paus jantan mati akibat menelan 100 kilogram sampah. Diakses Juni 2025.
Tempo.co. (n.d.). Anak anjing laut ditemukan terjerat jaring ikan. Diakses Juni 2025.
Tempo.co. (n.d.). 386 spesies ikan makan sampah plastik, termasuk yang sering dikonsumsi manusia. Diakses Juni 2025.
New Scientist. (n.d.). Plankton snacking on plastic caught on camera for the first time. Diakses Juni 2025.