Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ikan Baru yang Bikin Ilmuwan Ternganga, Ada yang Bermata Raksasa!

Ilustrasi ikan hamlet baru dari Teluk Meksiko (dok. YouTube/Mundo Animal)
Ilustrasi ikan hamlet baru dari Teluk Meksiko (dok. YouTube/Mundo Animal)
Intinya sih...
  • Para ilmuwan menemukan 5 spesies ikan baru dalam 2 tahun terakhir, termasuk pacu Myloplus sauron yang dinamai dari karakter The Lord of the Rings.
  • Akarotaxis gouldae adalah spesies dragonfish baru di Antartika yang rentan terhadap perubahan iklim dan aktivitas perikanan.
  • Hypoplectrus espinosai ditemukan di Teluk Meksiko dan Niwaella tigrina ditemukan di Provinsi Jiangxi, menunjukkan kebutuhan konservasi habitat alami.

Lautan dan sungai di seluruh dunia terus menyimpan misteri yang menunggu untuk diungkap. Dalam dua tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan sejumlah spesies ikan baru yang tidak hanya unik secara morfologi tetapi juga memberikan wawasan baru tentang keanekaragaman hayati dan evolusi.

Penemuan-penemuan ini, yang tersebar dari perairan tropis hingga kutub, menunjukkan betapa sedikitnya yang kita ketahui tentang kehidupan di bawah permukaan air. Berikut lima spesies ikan terbaru yang telah menggemparkan komunitas ilmiah.

1.Myloplus sauron, ikan pacu 'mata sauron' dari Amazon

Ilustrasi ikan pacu mata sauron dari Amazon (lemonde.fr)
Ilustrasi ikan pacu mata sauron dari Amazon (lemonde.fr)

Pada tahun 2024, para ilmuwan dari Natural History Museum di London mendeskripsikan spesies baru pacu, Myloplus sauron, yang ditemukan di Sungai Xingu, anak sungai Amazon di Brasil. Ikan ini dinamai berdasarkan karakter antagonis dari The Lord of the Rings karena memiliki pola warna hitam dan oranye yang menyerupai ‘mata sauron’.

Berbeda dengan piranha yang terkenal sebagai pemakan daging, M. sauron adalah herbivora yang memakan tumbuhan air. Penemuan ini membantu memperjelas klasifikasi dalam keluarga Serrasalmidae dan menunjukkan bahwa sekitar 42% spesies ikan di Amerika Selatan masih belum diketahui.

Namun, habitat M. sauron terancam oleh pembangunan bendungan di Sungai Xingu, yang dapat mengganggu ekosistem lokal dan mengancam kelangsungan hidup spesies ini.

2. Akarotaxis gouldae, dragonfish bergaris dari Antartika

Ilustrasi dragonfish dari Antartika (dok. YouTube/Newly Discovered)
Ilustrasi dragonfish dari Antartika (dok. YouTube/Newly Discovered)

Akarotaxis gouldae adalah spesies dragonfish baru yang ditemukan di perairan dangkal Semenanjung Antartika oleh para peneliti dari Virginia Institute of Marine Science dan William & Mary’s Batten School of Coastal & Marine Sciences. Ikan ini memiliki dua garis gelap vertikal di sisi tubuhnya dan hidup di kedalaman sekitar 700 meter.

Penemuan ini penting karena menunjukkan bahwa masih ada spesies yang belum diketahui di ekosistem laut Antartika yang rentan terhadap perubahan iklim. Para ilmuwan khawatir bahwa aktivitas perikanan, terutama penangkapan krill, dapat mengancam populasi A. gouldae yang masih muda.

Studi ini menekankan perlunya penelitian lebih lanjut dan upaya konservasi di wilayah tersebut untuk melindungi spesies-spesies unik yang baru ditemukan.

3.Chimaera supapae, hiu hantu dari perairan dalam Thailand

Ilustrasi ikan Chimaera di perairan dalam (commons.wikimedia.org/batal)
Ilustrasi ikan Chimaera di perairan dalam (commons.wikimedia.org/batal)

Chimaera supapae, atau dikenal sebagai “hiu hantu”, ditemukan pada kedalaman sekitar 775 meter di Laut Andaman, Thailand. Ikan ini memiliki kepala besar, mata besar yang berkilau, dan tubuh berwarna cokelat gelap tanpa pola.

Spesies ini termasuk dalam keluarga Chimaeridae, merupakan salah satu kelompok ikan purba yang jarang ditemukan. Penemuan ini menambah daftar spesies chimaera yang diketahui dan memberikan wawasan baru tentang keanekaragaman hayati di perairan dalam Asia Tenggara.

Penamaan C. supapae merupakan penghormatan kepada ilmuwan Thailand, Supap Monkolprasit, yang telah berkontribusi besar dalam studi ikan di wilayah tersebut.

4.Hypoplectrus espinosai, ikan hamlet dari teluk di Meksiko

Ilustrasi ikan hamlet baru dari Teluk Meksiko (dok. YouTube/Mundo Animal)
Ilustrasi ikan hamlet baru dari Teluk Meksiko (dok. YouTube/Mundo Animal)

Pada April 2025, para ilmuwan dari Jerman, Meksiko, dan Panama mendeskripsikan spesies baru bernama Hypoplectrus espinosai, yang ditemukan di Terumbu Alacranes, Teluk Meksiko. Ikan ini memiliki ukuran sekitar 11 cm dengan pola warna khas berupa bercak hitam di bagian belakang tubuhnya.

H. espinosai termasuk dalam kelompok hamlet, yang dikenal karena variasi pola warnanya yang mencolok. Penemuan ini menambah pemahaman tentang keanekaragaman spesies di Karibia dan pentingnya konservasi terumbu karang sebagai habitat utama mereka.

Studi ini juga menunjukkan bahwa masih banyak spesies yang belum teridentifikasi di wilayah yang telah lama dieksplorasi, menekankan pentingnya penelitian berkelanjutan.

5.Niwaella tigrina, ikan loach bergaris dari Tiongkok Timur

Ilustrasi ikan loach bergaris dari Tiongkok Timur (mapress.com)
Ilustrasi ikan loach bergaris dari Tiongkok Timur (mapress.com)

Pada awal 2025, peneliti di Tiongkok menemukan spesies loach baru bernama Niwaella tigrina di Sungai Xiu Shui, anak sungai Danau Poyang di Provinsi Jiangxi. Ikan ini memiliki 20 hingga 25 garis hitam melintang di punggung dan sisi atas tubuhnya, serta hidup di aliran sungai pegunungan yang jernih dan berbatu.

Analisis DNA menunjukkan bahwa N. tigrina memiliki jarak genetik 4,2% dari kerabat terdekatnya, menandakan bahwa ini adalah spesies yang benar-benar baru. Penemuan ini menyoroti pentingnya habitat sungai pegunungan yang bersih untuk keanekaragaman hayati air tawar. Studi ini juga menekankan perlunya perlindungan habitat alami dari dampak aktivitas manusia seperti polusi dan pembangunan infrastruktur.

Penemuan lima spesies ikan baru di atas menunjukkan bahwa meskipun teknologi dan eksplorasi telah maju, masih banyak spesies ikan yang belum diketahui oleh ilmu pengetahuan. Setiap penemuan baru tidak hanya menambah daftar keanekaragaman hayati, tetapi juga memberikan wawasan penting tentang ekosistem dan kebutuhan konservasi di berbagai wilayah dunia.

Dengan terus mendukung penelitian ilmiah dan konservasi, kita dapat memastikan bahwa keajaiban alam seperti ini tetap ada untuk generasi mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us