Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Kasus Pencurian Paling Menggegerkan di Museum Louvre, Prancis

Museum Louvre
Museum Louvre (IDN Times/Ernia Karina)
Intinya sih...
  • Meski berpengamanan ketat, Museum Louvre telah beberapa kali mengalami pencurian besar sejak awal abad ke-20.
  • Kasus-kasus terkenal mencakup pencurian Mona Lisa pada 1911, penjarahan Nazi saat Perang Dunia II, dan hilangnya perhiasan antik pada 1966.
  • Insiden terbaru pada Oktober 2025 melibatkan pencurian perhiasan era Napoleon. Ini menunjukkan bahwa museum terbesar di dunia sekalipun belum sepenuhnya aman.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjadi museum yang paling banyak dikunjungi di dunia, Museum Louvre di Paris merupakan rumah bagi ribuan karya seni hingga barang peninggalan sejarah yang gak ternilai harganya. Mengingat banyak barang berharga di dalamnya, gak heran kalau pengamanan museum yang dibangun pada akhir abad ke-12 ini jadi sangat ketat. Namun, siapa sangka dengan pengamanan yang ketat sekalipun, ternyata gak menutup kemungkinan terjadinya tindak kejahatan. 

Hal inilah yang terjadi pada Minggu, 19 Oktober 2025 lalu. Dua orang pria memasuki Galerie d'Apollon pada pukul 9.30 pagi waktu setempat dan membawa pergi beberapa perhiasan milik keluarga Kerajaan Prancis. Nyatanya, ini bukan pertama kalinya Museum Louvre kerampokan. Sepanjang sejarah berdirinya, Louvre sudah beberapa kali mengalami kejadian serupa. Lebih mencengangkan lagi, hal itu terjadi pada siang hari. Berikut beberapa kasus pencurian paling menggegerkan di Museum Louvre!

1. Pencurian lukisan Mona Lisa pada 1911

Lukisan Mona Lisa di Museum Louvre.
Lukisan Mona Lisa di Museum Louvre. (unsplash.com/Federico Scarionati)

Saat ini, Mona Lisa memang menjadi lukisan paling populer di Museum Louvre. Namun, percaya atau gak, pada awal kemunculannya di Louvre pada 1797, lukisan ini jarang dilirik oleh pengunjung. Kepopuleran Mona Lisa justru baru meroket setelah lukisan ini dicuri pada 1911. Pelakunya adalah seorang imigran Italia bernama Vincenzo Peruggia, yang juga merupakan mantan pegawai Museum Louvre.

Pada 20 Agustus 1911 malam, Vincenzo memasuki museum dengan menggunakan seragam kerja lamanya. Dia lalu bersembunyi di lemari penyimpanan semalaman dan keluar keesokan paginya saat museum nyaris kosong. Vincenzo kemudian mengambil lukisan Mona Lisa yang dipajang di ruang Salon Carré dan membungkusnya dengan kain putih. Mengingat saat itu lukisan di museum sering kali dipindahkan membuat Vincenzo bisa keluar dengan mudah tanpa ada yang mencurigainya.

Butuh 2 hari bagi museum untuk menyadari bahwa lukisan Mona Lisa hilang. Sayangnya, meski berbagai usaha sudah dilakukan, lukisan ini tetap raib. Lukisan Mona Lisa baru ditemukan kembali pada 1913, saat Vincenzo Peruggia menawarkan lukisan itu pada sebuah galeri di Italia. Dalam persidangan, Vincenzo mengatakan bahwa pencurian itu dilakukan bukan karena dia mengincar keuntungan, melainkan karena dorongan rasa nasionalisme. Ia merasa bahwa lukisan itu seharusnya menjadi milik Italia.

2. Penjarahan Nazi selama Perang Dunia II

lukisan yang menjadi koleksi Museum Louvre
lukisan yang menjadi koleksi Museum Louvre (unsplash.com/Diogo Fagundes)

Ketika Nazi berhasil menduduki Prancis pada 1940, pasukannya berpikir bahwa mereka bisa mengambil seluruh harta karun yang terpajang di Museum Louvre. Namun, alih-alih berhasil mengambil banyak harta berharga, pasukan Nazi justru mendapati Museum Louvre dalam keadaan nyaris kosong. Usut punya usut, 3 hari sebelum Prancis jatuh ke tangan Jerman, Jacques Jaujard yang saat itu menjabat sebagai direktur museum nasional Prancis telah melakukan evakuasi besar-besaran.

Bekerja sama dengan staf dan mahasiswa seni, Jacques Jaujard memindahkan karya seni, seperti lukisan, perhiasan, hingga patung, ke dalam 1.862 peti kayu. Peti-peti itu kemudian diangkut ke tempat persembunyian dengan menggunakan 203 kendaraan. Sayangnya, gak semua karya seni bisa dibawa. Beberapa karya seni yang berukuran terlalu besar terpaksa ditinggalkan di museum. Gak habis akal, Nazi lantas mencuri banyak karya seni milik keluarga Yahudi yang tinggal di Prancis. Kabar baiknya, setelah Perang Dunia II selesai dan Prancis kembali aman, semua karya yang sempat disembunyikan dikembalikan sehingga pengunjung bisa menikmati hingga sekarang.

3. Pencurian perhiasan antik pada 1966

ilustrasi pencuri bersembunyi di kegelapan
ilustrasi pencuri bersembunyi di kegelapan (unsplash.com/ Luis Villasmil)

Dua puluh tahun setelah Perang Dunia II, Museum Louvre kembali dihadapkan dengan aksi perampokan. Kali ini, perampokannya gak terjadi di dalam gedung museum, melainkan di New York, Amerika Serikat. Pada Mei 1966, lima buah perhiasan antik berbahan emas dan bertakhtakan batu rubi dinyatakan hilang dari kargo pesawat Bandara John F Kennedy, New York.

Awalnya, perhiasan buatan tangan ini dipamerkan di sebuah museum di Virginia sebagai koleksi pinjaman dari Louvre. Setelah pameran selesai, perhiasan itu rencananya akan dikembalikan ke Paris dengan menggunakan pesawat kargo. Sayangnya, sebelum sampai ke Paris, perhiasan tersebut sudah raib. Dua bulan setelahnya, polisi berhasil meringkus tiga pelaku dan menemukan perhiasan tersebut di dalam sebuah kantong belanjaan di New York.

4. Pencurian perhiasan era Napoleon pada 2025

ilustrasi perhiasan mewah
ilustrasi perhiasan mewah (unsplash.com/Arteum.ro)

Berbeda dengan masa lalu, pengamanan di Museum Louvre saat ini sebetulnya cukup ketat. Namun, nyatanya hal itu belum cukup untuk melindungi berbagai koleksinya yang berharga. Pada 19 Oktober 2025 lalu, empat orang pencuri mengenakan balaklava berhenti di pinggir jalan di luar Museum Louvre pukul 09.30 pagi. Dua di antaranya lantas menaiki tangga mekanis yang dipasang dari kendaraan dan diarahkan ke Galerie d'Apollon. Mereka kemudian membobol jendela, mengancam para penjaga, lalu memecahkan dua kotak kaca panjang berisi perhiasan.

Dalam waktu 4 menit, para pencuri berhasil membawa delapan buah perhiasan berharga. Barang-barang yang dicuri terdiri dari kalung sekaligus sepasang anting milik Permaisuri Marie-Louise, hadiah dari Napoleon I; sebuah diadem berhiaskan 2 ribu berlian, bros, dan pita hias yang seluruhnya merupakan milik istri ketiga Napoleon III; serta 1 set perhiasan safir milik ratu terakhir Prancis, Marie Amélie. Gak hanya itu, para pencuri juga berusaha membawa mahkota berlapis 1.354 berlian dan 56 zamrud. Untungnya, mahkota gak berhasil dibawa dan ditemukan dalam keadaan rusak di lokasi kejadian. Ketika alarm berbunyi pukul 09.38, para pencuri kabur dengan menggunakan skuter yang menunggu di pinggir jalan. 

Pencurian di museum sebesar Louvre memang sangat disayangkan, terutama jika barang yang dicuri adalah perhiasan bersejarah yang gak ternilai harganya. Masalahnya, berbeda dengan lukisan atau patung, perhiasan bisa dipecah dan dirangkai ulang sehingga tampilannya gak bisa dikenali. Jika itu sampai terjadi, akan sulit untuk mengembalikan perhiasan itu ke museum lagi.

Referensi
“Louvre Museum Heists: A History Explained”. Town & Country. Diakses Oktober 2025.
“Louvre Museum Robbery: History of Heists”. BBC. Diakses Oktober 2025.
“Louvre Museum Robbery: Mona Lisa and Other Famous Art Heists”. National Geographic. Diakses Oktober 2025.
“Louvre Museum Robbery: Thieves Stole Jewellery”. The Guardian. Diakses Oktober 2025.
“Louvre Robbed: A Museum Heist History”. Time. Diakses Oktober 2025.
“Mona Lisa to the Nazis, Robbed Often: Why the Latest Louvre Theft Is Different”. Al Jazeera. Diakses Oktober 2025.
“This Isn’t the Louvre’s First High-Profile Heist: A History of Earlier Thefts”. KUOW. Diakses Oktober 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Science

See More

4 Kasus Pencurian Paling Menggegerkan di Museum Louvre, Prancis

28 Okt 2025, 22:54 WIBScience