5 Fakta Paus Omura, Spesies Paus yang Belum Lama Teridentifikasi!

- Peta persebaran dan habitat pilihan
- Konsentrasi persebaran di Samudra Pasifik bagian utara dan timur
- Habitat di lautan tropis, zona pelagis, kedalaman rata-rata 31 meter
- Makanan favorit dan cara memperolehnya
- Makanan utama krill, cara makan dengan membuka mulut lebar-lebar
- Tidak memiliki gigi taring tajam, menggunakan organ bernama balin untuk menyaring makanan
- Kehidupan sosial
- Bergerak sendirian atau dalam kelompok kecil hingga 6 individu
Spesies paus dari genus Balaenoptera terkenal dengan deretan hewan berukuran paling masif di Bumi. Ada paus biru (Balaenoptera musculus) yang menempati posisi pertama dan ada paus sirip (Balaenoptera physalus) yang menempati posisi kedua. Tak hanya dua spesies itu, rata-rata paus dalam genus ini punya ukuran setidaknya lebih dari 12 meter. Namun, tentunya ada beberapa spesies paus Balaenoptera yang punya ukuran lebih kecil. Salah satunya adalah paus omura (Balaenoptera omurai).
Kalau dibandingkan dengan dua raksasa yang disebutkan sebelumnya, ukuran paus omura itu kurang lebih hanya sepertiganya. Panjang paus ini sekitar 8—12 meter dengan bobot maksimal 20 ton. Sebagai perspektif tambahan, anak seekor paus biru saat baru lahir sudah tumbuh sepanjang 7—7,6 meter dengan boboot 2,7—3,6 ton! Penasaran kenapa pembahasan tentang paus omura ini selalu menyinggung paus biru? Jawabannya ada satu, yakni karena dua spesies paus ini punya penampilan yang sangat mirip!
Tubuh paus omura memanjang dengan mulut raksasa yang benar-benar mirip seperti paus biru. Bagian atas tubuh mereka berwarna abu-abu gelap, sementara bagian bawah jadi putih sehingga terlihat sangat kontras. Mata mereka terletak depat di bawah ujung rahang yang membuat sekilas bagian ini berada di bawah mulut. Tak ketinggalan, bagian sirip dada, punggung, dan ekor masih terlihat mirip dengan kerabat raksasa mereka itu.
Nah, selain fakta kemiripan dengan paus biru, tentunya ada berbagai hal menarik lain yang dimiliki oleh paus omura. Maka dari itu, yuk, kita jelajahi lautan untuk bertemu dengan spesies paus yang tinggal cukup dekat dengan masyarakat Indonesia ini! Langsung gulirkan layarmu ke bawah, ya!
1. Peta persebaran dan habitat pilihan

Saat ini, konsentrasi persebaran paus omura terletak di sekitar Samudra Pasifik bagian utara dan timur yang meliputi wilayah Jepang, China, serta sekitar Laut China Selatan. Namun, dilansir Animal Diversity, sebenarnya mereka turut ditemukan di beberapa tempat lain, semisal Samudra Hindia, Australia Barat, Sri Lanka, sampai Madagaskar.
Perbedaan persebaran ini bukan karena paus omura bermigrasi. Justru, mereka cenderung menetap di satu wilayah saja sepanjang tahun. Jadi, ini lebih kepada masalah pemetaan persebaran yang belum sempurna.
Soal habitat pilihan, mamalia laut ini suka berada di lautan tropis, tepatnya di zona pelagis. Kedalaman laut yang dipilih paus omura berada antara 4—202 meter dengan rata-rata kedalaman sekitar 31 meter. Mereka selalu ada dekat dengan lautan lepas, tapi menghindari pesisir, teluk, maupun lautan yang terlalu dalam.
2. Makanan favorit dan cara memperolehnya

Paus omura tergolong hewan karnivor dengan makanan utama yang mirip seperti kerabat paus balin lain, yakni krill. Akan tetapi, kadang-kadang mereka turut menelan makhluk laut lain, semisal ikan-ikan berukuran kecil dan berbagai spesies krustasea, dilansir Animalia. Cara makan paus ini sama dengan kerabat yang lain karena melibatkan membuka mulut lebar-lebar, berenang ke arah kumpulan mangsa, dan langsung mengisap mereka ke dalam mulut.
Sebagai bagian dari paus balin, tak ada deretan gigi taring tajam di dalam mulut paus omura. Mereka “mengganti” bagian tersebut dengan sebuah organ bernama balin. Ini adalah semacam tulang saring yang berbentuk seperti sisir atau sikat dengan material dasarnya berupa keratin. Seperti yang kita ketahui bersama, keratin itu adalah materi yang sama seperti pembentuk kuku dan rambut pada manusia. Adapun, fungsi balin pada paus omura adalah menyaring krill, ikan kecil, atau krustasea yang berhasil disedot agar terpisah dari air laut.
3. Kehidupan sosial

Paus omura sebenarnya termasuk hewan sosial. Namun, terkadang mereka dapat ditemukan bergerak sendirian. Kalau membentuk kelompok pun jumlahnya tidak terlalu banyak karena biasanya hanya terdiri atas 6 individu saja. Selain itu, ketika berkelompok, seperti ada ruang pribadi tertentu antar individu sehingga mereka terlihat agak berjauhan.
Soal perilaku khusus dari paus omura, sayangnya belum banyak fakta yang kita temukan. Meskipun demikian, Whale and Dolphin Conservation melansir kalau spesies paus ini rutin membuat suara melodi yang terdengar seperti nyanyian dalam frekuensi rendah selama beberapa jam. Anggota kelompok lain pun kadang mengikuti satu individu yang mengeluarkan suara tersebut sehingga mereka seperti sedang membentuk paduan suara di bawah laut. Selain menyanyi, suara yang dihasilkan paus omura juga berfungsi untuk berkomunikasi dan memanggil individu lain yang ada di sekitar supaya cepat berkumpul.
4. Sistem reproduksi

Selain perilaku, kita juga masih belum tahu banyak tentang sistem reproduksi paus omura. Berdasarkan data yang ada saat ini, mereka sudah siap bereproduksi setelah punya panjang tubuh 9 meter. Jantan akan mengelilingi betina sambil mengeluarkan nyanyian khas guna menarik perhatian lawan jenisnya itu.
Animalia melansir kalau setelah perkawinan selesai, betina mengalami masa kehamilan selama 11—12 bulan sebelum akhirnya melahirkan seekor anak saja. Anak tersebut dirawat betina sampai berusia 6—12 bulan sebelum akhirnya disapih dan diajarkan untuk mencari makan sendiri. Meski belum ada data statistik yang pasti, setidaknya saat ini kita tahu kalau paus omura dapat mencapai usia 38 tahun berdasarkan spesimen atau individu tertua yang pernah ditemukan di lautan.
5. Status konservasi

Sebagai catatan, paus omura itu tergolong spesies hewan yang baru diidentifikasi dua dekade silam. Whale and Dolphin Conservation melansir kalau spesies ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2003 berdasarkan temuan bangkai di pesisir pantai, tapi individu hidup pertama baru berhasil ditemukan pada tahun 2015. Sebelumnya, paus omura sempat dikira sebagai spesies paus lain, yakni paus bryde atau edeni (Balaenoptera brydei). Maka dari itu, belum banyak data yang bisa kita peroleh dari paus omura, termasuk tentang populasi riil di alam.
Kalau merujuk pada IUCN Red List, maka status konservasi paus omura masuk dalam kategori kekurangan data (Data Deficient). Kategori ini berarti data populasi masih kurang memadai untuk IUCN menilai risiko kepunahan suatu spesies. Walaupun data tentang populasi paus omura belum memadai, tetap ada ancaman yang mengintai mereka di berbagai tempat.
Kecenderungan paus ini untuk berada di perairan tidak terlalu dalam membuat mereka rentan diburu oleh manusia, baik dengan peralatan modern maupun dilakukan secara tradisional berdasarkan budaya masyarakat setempat. Selain itu, kadang-kadang mereka tak sengaja terjerat jaring nelayan atau tertabrak kapal karena alasan yang sama. Masalah lain hadir dari kerusakan habitat alami karena perairan tempat paus omura tinggal tercemar sampah dan berbagai polusi yang dibuang ke lautan lepas.


















