Kenali Spesies Buaya yang Dilindungi di Indonesia, Jangan Dibunuh!

Buaya adalah reptil raksasa yang sudah hidup selama ratusan juta tahun. Bahkan saat dinosaurus punah buaya tetap bertahan hidup sampai saat ini. Menurut data Crocodile Specialist Group saat ini terdapat 24 spesies buaya di seluruh dunia. Semuanya tersebar di benua Amerika, Asia, Afrika, dan Australia.
Tapi populasi buaya semakin menurun bahkan beberapa spesies sudah terancam punah dan dilindungi. Perubahan dunia yang terjadi sangat cepat terus mengancam kehidupan reptil yang hidup di dua alam ini. Indonesia juga mengalami hal ini dan membuat semua buaya di Indonesia menjadi hewan dilindungi. Simak artikel ini untuk mengetahui buaya apa saja yang dilindungi di Indonesia!
1. Buaya di Indonesia

Terdapat 4 spesies buaya di Indonesia dan semuanya dilindungi. Buaya-buaya tersebut adalah buaya muara (Crocodylus porosus), buaya siam (crocodylus siamensis), buaya irian (crocodylus novaeguineae), dan buaya sinyulong (Tomistoma schlegelii). Penetapan perlindungan tersebut didasarkan pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.
Menurut Crocodiles Of The World, terdapat 3 hal utama yang menyebabkan populasi buaya menurun. Pertama hancurnya dan hilangnya habitat asli buaya, kedua adanya perburuan liar buaya untuk diambil kulitnya dan ketiga adalah sempitnya area penyebaran beberapa spesies buaya. Jika hal ini terus dibiarkan bukan tidak mungkin beberapa spesies buaya akan punah dalam waktu dekat.
2. Buaya muara

Berstatus sebagai reptil terbesar di dunia, panjang buaya muara atau buaya air asin bisa mencapai 5 meter dengan berat 1 ton. Tentu nafus makannya juga besar, ikan, mamalia, reptil, amfibi, krustasea, burung, bahkan buaya lain masuk ke menu makannya. Dilansir Animalia, habitat asli buaya ini adalah Australia, Bangladesh, Brunei, Kamboja, India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Palau, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, Sri Lanka, Vanuatu, Vietnam, dan Thailand.
Sesuai namanya buaya ini bisa hidup di berbagai habitat, mau itu air laut, pantai, air tawar, rawa, hutan bakau, danau, atau sungai bisa dia tinggali. Seperti kebanyakan reptil dia juga merupakan hewan soliter. Walaupun populasinya terbilang cukup banyak, namun di beberapa daerah seperti Pulau Jawa buaya muara mulai sulit ditemukan.
3. Buaya irian

Dilansir The Reptile Database, buaya ini hanya tersebar di Pulau Papua entah di Indonesia atau Papua Nugini. Buaya irian dapat ditemukan di area rawa, sungai, danau, dan daerah lembab lainnya. Mirip dengan buaya-buaya lain, buaya irian juga punya menu makanan yang beragam mulai dari udang, ikan, kepiting, reptil, mamalia, amfibi, sampai serangga.
Ukurannya sekitar 2 sampai 3.5 meter, buaya ini juga punya moncong yang yang tidak terlalu panjang. Karena ukurannya yang tidak terlalu besar inilah ada satu ancaman yang mengancam buaya irian. Terkadang buaya ini diburu habis-habisan karena dianggap berbahaya bagi masyarakat, hal ini tentunya sangat mengancam populasinya.
4. Buaya siam

Data IUCN Red List menyebutkan bahwa buaya siam masuk dalam kategori critically endangered atau sangat terancam. Bahkan populasinya hanya sekitar 500-1000 individu di alam. Aktivitas manusia di habitat aslinya, yaitu Pulau Jawa, Bali dan Kalimantan membuat buaya ini semakin tersingkirkan. Ditambah ketakutan masyarakat terhadap buaya yang membuat buaya siam sering dibunuh karena dianggap mengancam.
Upaya perlindungan sudah banyak dilakukan, namun populasi buaya ini terus menurun. Bahkan kini buaya siam sangat sulit ditemukan di Pulau Jawa dan Bali. Karena hal tersebut ada kemungkinan buaya dengan ukuran 3 meter ini sudah punah di Pulau Jawa, sangat disayangkan.
5. Buaya sinyulong

Bentuk moncong panjang dan sempit yang dimiliki buaya ini didesain untuk menangkap ikan. Namun makanannya tak cuma ikan, dilansir Thai National Parks, buaya sinyulong juga memakan mamalia, burung, monyet, reptil, dan amfibi. Reptil sepanjang 3-4 meter ini mendiami Pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatra.
Hanya menyisakan sekitar 2.400 individu di alam, buaya sinyulong masuk ke kategori hewan terancam atau endangered menurut IUCN Red List. Perburuan liar dan hilangnya habitat menjadi faktor yang membuat populasinya terus menurun. Jika tidak ditangani dengan serius, maka populasi buaya sinyulong akan semakin terancam.
Berkurangnya populasi buaya harusnya semakin membuka mata kita. Terkadang buaya memang berbahaya, namun mereka tidak akan menyerang jika tidak diganggu. Sebagai bagian dari alam buaya juga punya peran untuk ekosistem. Maka dari itu masyarakat harus berhenti berburu dan merusak habitat buaya. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk memulihkan populasi buaya yang terus menurun.