Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Ular Tidak Punya Kaki seperti Kebanyakan Hewan Lain?

ilustrasi ular (pexels.com/Enrique Hidalgo)

Kalau dilihat-lihat lagi, ular tampak berbeda dengan kebanyakan hewan lain. Ular tidak memiliki kaki dan berjalan melata menggunakan perutnya. Tampak aneh, kenapa ular tidak punya kaki seperti kebanyakan hewan lain?

Hal tersebut konon dikaitkan dengan evolusi ular dari masa ke masa. Baca artikel ini  untuk mengetahui penjelasan lebih lengkapnya, ya.

Kenapa ular tidak punya kaki?

ilustrasi ular kayu (pexels.com/Giulia Botan)

Jawabannya sederhana, karena ular tidak membutuhkan kaki. Ular kerap memburu mangsanya di tempat sempit. Ahli biologi taman, Keith Morin, dalam Florida State Parks menjelasakan bahwa keberadaan kaki justru dapat mengganggu cara reptil ini bergerak dan menaklukkan mangsa. 

Tidak adanya kaki memungkinkan ular untuk masuk ke dalam sudut, celah, dan lubang. Bentuk tubuhnya yang memanjang dan licin juga memudahkannya bergerak ke tempat-tempat tidak biasa untuk berburu.

Jika ditarik lebih jauh, DNA ular saat ini pun tidak mendukung pertumbuhan kaki. Peneliti dari University of Florida berhasil mengidentifikasi gen yang diberi nama Sonic the Hedgehog. Gen ini mengendalikan perkembangan anggota tubuh ular dan semua vertebrata berkaki. 

Meski memilikinya, gen Sonic the Hedgehog pada ular tidak aktif sehingga tak mendukung pertumbuhan kaki. Satu-satunya ular yang memiliki gen Sonic the Hedgehog secara aktif hanya piton. Namun, itu pun hanya selama perkembangan embrio pada bayi dan ketika berumur kurang dari 24 jam. 

Aktivasi singkat gen tersebut membuat ular piton memiliki tunas atau kaki vestigial. Nah, pada ular lain yang gennya tidak aktif, kakinya tak ada sama sekali.

Bagaimana ular kehilangan kakinya?

ilustrasi ular kayu (pexels.com/Pixabay)

Ular dan kadal berasal dari nenek moyang yang sama. Sekelompok kadal memutuskan untuk hidup di bawah tanah dan secara bertahap kehilangan anggota tubuh sehingga disebut sebagai ular. Hal tersebut masuk akal melihat bentuk keduanya mirip. Namun, kadal masih memiliki kakinya, sedangkan ular tidak demikian. 

Menariknya, sejumlah fosil ular zaman purba diketahui punya kaki, lho. Meski begitu, kaki tersebut menghilang secara bertahap mengikuti caranya bertahan hidup. Para ilmuwan percaya hal tersebut terjadi karena perubahan genetika yang kompleks dan berkaitan dengan adaptasi lingkungan. 

Catatan fosil terkait ular juga menunjukkan sebagian besar dari reptil ini memiliki kaki. Contohnya, Najash rionegrina, ular darat berusia 92 juta tahun yang tubuhnya seukuran spageti. Ular itu memiliki sepasang tungkai belakang kecil yang terdiri dari tulang pinggul hingga pergelangan kaki. 

Sama halnya dengan ular tersebut, ada ular laut Pachyrhachis dan Haasiophis yang juga memiliki tungkai belakang hampir lengkap. Stukturnya meliputi tulang paha, tulang kering, dan kaki. Meski demikian, fungsi kakinya belum jelas. Diketahui ular-ular tersebut tidak memiliki korset panggul untuk menempelkan kaki ke badan sehingga kakinya tidak banyak berguna untuk berenang. 

Catatan fosil menunjukkan bahwa fosil pertama ular tanpa kaki, Dinilysia patagonica, muncul sekitar 85 juta tahun selama akhir periode Cretaceous. Ular tersebut diketahui berkerabat dekat dengan nenek moyang ular masa kini. Dinilysia diketahui hidup sebagai penggali. Cara tersebut 'menghilangkan' tungkai karena beradaptasi dengan kehidupan di bawah tanah. 

Alasan kenapa ular tidak punya kaki tentu sangat bisa diterima melihat bagaimana caranya bertahan hidup. Coba bayangkan kalau ular punya kaki, hewan ini akan kesulitan berburu yang justru akan membuatnya punah lebih cepat, bukan?

Referensi:

"How Snakes Lost Their Legs". Scientific American. Diakses Februari 2025.
"How Snakes Lost Their Legs". NPR. Diakses Februari 2025.
"Why Don't Snakes Have Legs?". Florida State Parks. Diakses Februari 2025.
"Do Snakes Actually Benefit From No Legs?". Science ABC. Diakses Februari 2025.
"How Snakes Lost Their Legs and How It Relates to Audiology". American Academy of Audiology. Diakses Februari 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us