Kisah Isaac Newton Penemu Teori Gravitasi, Pernah Harus WFH saat Wabah

Dilaporkan oleh History Hustle, pada tahun 1665-1666 wabah besar menyerang kota London, Inggris yang dikenal sebagai 'Great Plague of London'. Kondisi ini menyebabkan Isaac Newton harus bekerja dari rumah karena tidak boleh keluar rumah untuk menghindari wabah tersebut.

Rupanya ini disebabkan oleh wabah bubonic yang menyerang kota London. Adapun bakteri yang menyebabkan terjadinya wabah tersebut adalah Yersinia pestis. Dalam rentang waktu tersebut, atau lebih tepatnya 18 bulan, wabah ini membunuh sekitar 100 ribu manusia.

Ketika wabah yang mengakibatkan mimpi buruk tersebut menyerang, Newton hanyalah seorang mahasiswa berusia awal 20-an. Dia bukanlah siapa-siapa, belum mendapat gelar 'Sir', belum memiliki wig formalnya yang sangat panjang itu. Newton hanyalah mahasiswa yang sedang belajar di Trinity College, Cambridge.

Alhasil, kampusnya memulangkan seluruh mahasiswanya untuk pulang ke rumah masing-masing. Akhirnya Newton pun pulang ke rumahnya yang terletak di Woolsthorpe Manor, sekitar 60 mil dari kampusnya di Cambridge.

Melansir Washington Post, maka Newton terpaksa bekerja dari rumah tanpa bimbingan dari profesornya. Coba posisikan diri kamu yang masih mahasiswa dan harus bekerja tanpa bimbingan profesor, pasti bingung kan? Uniknya, Newton berbeda. Dia justru menjadi sangat produktif. 

Bagaimana tidak, ketika Newton berada di kampus, dia tidak pernah menciptakan sesuatu yang istimewa. Dia menghabiskan waktunya di rumah untuk bekerja dan menghasilkan berbagai teori. Tahun tersebutlah yang disebut sebagai annus mirabilus atau tahun keajaiban.

Hal pertama yang seorang Newton lakukan ketika kembali ke rumah adalah mengerjakan PR matematikanya. Di Cambridge, dia sempat menemukan masalah matematika yang sayangnya tidak bisa diselesaikan, karena terbentur wabah bubonic.

Newton terus mengerjakan masalah matematika tersebut ke dalam makalah. Usut punya usut, makalah tersebutlah yang menjadi cikal bakal dari salah satu pelajaran yang kita pelajari hingga saat ini: kalkulus.

Setelah selesai dengan PR matematikanya, Newton kembali bekerja karena belum ada instruksi untuk kembali ke kampus berhubung wabah belum reda. Kala itu, dia mencoba bereksperimen menggunakan beberapa prisma di kamarnya.

Awalnya memang hanya eksperimen saja, tapi Newton melangkah terlalu jauh sehingga membuat bolong jendelanya. Dia membuat lubang kecil dari jendelanya supaya seberkas cahaya bisa masuk menembus lubang kecil tersebut. Dari situlah teorinya tentang optik muncul.

Teori gravitasi yang sangat terkenal dengan kisah apelnya tersebut ternyata juga bermula di tahun-tahun Newton bekerja dari rumah ini. Awalnya, Newton sering pergi nongkrong di kebunnya yang memiliki pohon apel.

Dia heran ketika mendapati sebuah apel terus berjatuhan ke tanah dari pohonnya. Mengutip buku Memoirs of Sir Isaac Newton’s Life karya William Stukeley, begini kisahnya:

"Kami berdua pergi ke kebun untuk meminum teh di bawah pohon apel. Di saat itulah teori gravitasi muncul di benaknya. Dia bertanya kepada dirinya sendiri, "mengapa apel itu harus selalu turun secara tegak lurus ke tanah?" atau "mengapa apel itu tidak pergi ke samping, atau ke atas? Tetapi terus-menerus ke pusat bumi?" Alasannya adalah bumi menariknya."

Selain itu, asisten Newton yang bernama John Conduitt juga turut menjelaskan kisah ketika Newton sedang berpikir keras perihal teori gravitasi. Kurang lebih seperti ini, seperti dilansir dari Saint Albans Messenger:

"Ketika dia sedang merenung di taman, terlintas dalam pikirannya bahwa kekuatan gravitasi yang sama (yang membuat apel jatuh dari pohon ke tanah) tidak terbatas pada jarak tertentu dari bumi tetapi harus meluas lebih jauh dari yang biasanya diperkirakan. "Mengapa tidak setinggi Bulan?" Katanya pada dirinya sendiri."

Setelah Great Plague of London mereda, Newton kembali ke kampusnya di Cambridge pada 1667. Tentu saja dia tidak hanya membawa dirinya dengan tangan kosong, melainkan bersama teori-teori yang telah ditemukannya selama bekerja dari rumah.

Dalam waktu enam bulan saja, Newton berhasil diangkat menjadi seorang rekan profesor. Selang dua tahun kemudian, barulah Newton diangkat sebagai seorang profesor.

Itulah sepenggal kisah dari seorang Isaac Newton yang harus bekerja dari rumah namun justru menemukan sejumlah teori besar. Jadi, buat kalian semua yang work from home atau bekerja dari rumah, tetap produktif ya!