Lubang Ozon di Antartika Berdampak pada Kehidupan Penguin

- Lubang ozon di Antartika menyusut selama 25 tahun terakhir, namun kini tetap bertahan hingga bulan Desember.
- Kerusakan lapisan ozon disebabkan oleh CFC dan bahan kimia terkait yang masih ada dalam atmosfer setelah dilarang.
- Paparan sinar UV tinggi dapat berdampak pada biota Antartika, terutama pada hewan muda seperti anak penguin dan anjing laut.
Lubang ozon merupakan penipisan lapisan ozon akibat masuknya beberapa jenis gas berbahaya ke atmosfer, seperti klorin dan bromin. Selama 25 tahun terakhir, lubang ozon yang terbentuk di Antartika setiap musim semi mulai menyusut.
Akan tetapi, selama empat tahun terakhir, meskipun lubang tersebut telah mengecil, lubang tersebut tetap bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama. Penelitian baru menemukan bahwa lubang ini akan tetap buka hingga bulan Desember.
Hal ini tampaknya akan berdampak pada biota yang ada Antartika, seperti penguin dan anjing laut. Ketika lubang ozon terbentuk, lebih banyak sinar ultraviolet yang menembus atmosfer. Meskipun penguin dan anjing laut memiliki lapisan pelindung di kulit mereka, anak-anak mereka mungkin lebih akan dampaknya.
1. Kenapa ozon penting bagi Bumi?

Selama setengah abad terakhir, manusia telah merusak lapisan pelindung ozon bumi dengan menggunakan klorofluorokarbon (CFC) dan bahan kimia terkait. Untungnya, bahan kimia ini kini dilarang.
Karena CFC mempunyai masa hidup yang panjang, diperlukan waktu puluhan tahun sebelum CFC benar-benar hilang dari atmosfer. Akibatnya, kita masih bisa melihat lubang ozon setiap tahunnya.
Bagian terbesar dari kerusakan ozon terjadi di Antartika. Ketika lubang terbentuk, indeks UV menjadi berlipat ganda, mencapai tingkat ekstrem.
Untungnya, sebagian besar spesies darat tidak aktif dan terlindungi di bawah salju ketika lubang ozon terbuka pada awal musim semi (September hingga November). Kehidupan laut juga dilindungi oleh lapisan es dan hutan lumut Antartika yang berada di bawah salju.
2. Lubang ozon yang bertahan lama

Serangkaian peristiwa yang tidak biasa antara tahun 2020 dan 2023 menyebabkan lubang ozon terus berlanjut hingga bulan Desember. Ini termasuk kebakaran hutan Australia yang memecahkan rekor pada tahun 2019-2020, letusan gunung berapi bawah laut di lepas pantai Tonga, dan La Niña yang terjadi tiga tahun berturut-turut.
Gunung berapi dan kebakaran hutan dapat mengeluarkan abu dan asap ke stratosfer. Reaksi kimia yang terjadi pada permukaan partikel kecil ini dapat merusak ozon.
Lubang ozon yang bertahan lebih lama ini terjadi bersamaan dengan hilangnya es laut secara signifikan. Ini artinya banyak hewan dan tumbuhan tidak mempunyai tempat untuk bersembunyi.
3. Berdampak pada biota Antartika

Jika lubang ozon bertahan lebih lama, hewan yang berkembang biak pada musim panas di sekitar garis pantai Antartika akan terkena pantulan radiasi UV tingkat tinggi. Lebih banyak sinar UV yang bisa menembus, dan es akan memantulkan sinar ini ke berbagai arah.
Pada manusia, paparan sinar UV yang tinggi meningkatkan risiko kanker kulit dan katarak. Meskipun penguin dan anjing laut memiliki perlindungan kulit dari bulu mereka, mata mereka tidak terlindungi.
Hingga saat ini, peneliti masih belum yakin akan dampak yang ditimbulkan dari paparan sinar UV ini. Sangat sedikit penelitian yang melaporkan pengaruh radiasi UV terhadap hewan di Antartika. Sebagian besar dilakukan di kebun binatang, tempat para peneliti mempelajari apa yang terjadi jika hewan dipelihara di bawah cahaya buatan.
Meski begitu, hal ini cukup mengkhawatirkan. Lebih banyak radiasi UV di awal musim panas bisa sangat memengaruhi hewan muda, seperti anak penguin dan anak anjing laut yang menetas atau lahir di akhir musim semi.
Peneliti tidak bisa memastikan apakah lubang ozon yang bertahan lebih lama ini akan terus berlanjut. Namun, mereka tahu bahwa perubahan iklim menyebabkan hal-hal yang tidak biasa pada atmosfer. Agar pemulihan ozon tetap berjalan sesuai rencana, berbagai pihak perlu mengambil tindakan segera untuk mengurangi karbon yang dilepaskan ke atmosfer.
Referensi:
Robinson, S., Revell, L. E., Mackenzie, R., & Ossola, R. (2024). Extended ozone depletion and reduced snow and ice cover—Consequences for Antarctic biota. Global Change Biology, 30(4).