Dampak Meninggalnya Orangtua pada Psikologis Anak Kecil

Kehilangan orangtua menimbulkan trauma

Tidak ada yang bisa memastikan seberapa lama seseorang bisa hidup. Siapa pun pasti akan sedih ketika kehilangan orang yang disayangi. Kehilangan sosok yang disayangi bisa menimbulkan dampak pada psikologis seseorang.

Bahkan, anak kecil juga bisa merasakan dampak psikologis ini ketika orangtuanya meninggal. Ketika kehilangan sosok yang akan membimbingnya, anak akan mengalami dampak negatif. Berikut dampak yang diterima oleh anak ketika kehilangan orangtuanya.

1. Berdampak dalam jangka panjang

Dampak Meninggalnya Orangtua pada Psikologis Anak KecilIlustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Pixabay)

Seseorang membutuhkan waktu agar dapat sembuh dari rasa duka. Ketika anak kehilangan sosok yang disayangi seperti orang tua, ia bisa mengalami dampak psikologis. Gejala psikologis pada anak juga bisa berlangsung dalam jangka panjang.

Dampak psikologis yang diterima oleh anak bisa berlangsung dalam jangka panjang. Bahkan, dampak ini bisa terus berlanjut hingga anak sudah dewasa. Gejala-gejala psikologis yang semakin parah juga bisa memicu dampak fisik.

2. Rentan terhadap masalah emosional

Dampak Meninggalnya Orangtua pada Psikologis Anak KecilIlustrasi anak kecil (pexels.com/Skitterphoto)

Melansir Psychology Today, seorang anak yang kehilangan orangtuanya mengalami rasa duka dalam waktu lama akan rentan memiliki masalah emosional jangka panjang. Ketika anak gagal untuk mengatasi rasa kehilangannya, masalah emosional bisa menyerang dengan beberapa gejala.

Contoh gejala yang bisa menyerang anak adalah menjadi lebih tertutup. Anak-anak akan rentan memunculkan sikap depresi dan merasa cemas. Tidak hanya di rumah, masalah lainnya juga bisa muncul di sekolah seperti turunnya kemampuan akademik anak.

3. Berdampak ke masa depan

Dampak Meninggalnya Orangtua pada Psikologis Anak KecilIlustrasi keluarga (pexels.com/freestocks.org)

Dampak psikologis yang timbul juga bisa memengaruhi masa depan anak. Kasih sayang dan hubungan yang akrab dari orangtua merupakan sebuah faktor penting untuk perkembangan anak. Kurangnya kasih sayang yang diterima oleh anak bisa mengganggu hubungan intim sang anak di masa depan.

Penelitian oleh Beverly Lim Hoeg dari Danish Cancer Society Research Center menunjukkan bahwa perceraian lebih rentan terjadi pada anak yang kehilangan orangtua sebelum usia 18 tahun. Faktor penyebab perceraian ini juga bisa dipengaruhi oleh hal yang menyebabkan kematian orangtua. Kehilangan orangtua memiliki dampak jangka panjang yang tidak bisa diabaikan.

Baca Juga: 6 Dampak Selingkuh bagi Psikologis Anak, Jangan Coba-coba!

4. Orangtua/pendamping yang bertahan harus bisa mendukung

Dampak Meninggalnya Orangtua pada Psikologis Anak KecilIlustrasi anak dan orangtua (pexels.com/George Pak)

Agar anak dapat melakukan proses penyembuhan, orangtua atau pendamping yang masih ada harus mengambil peran. Keberhasilan anak untuk mengatasi rasa duka bergantung pada kemampuan orangtua/pendamping untuk mengatasi masalah. Dukungan emosional dari orangtua/pendamping yang bertahan bisa mendorong anak untuk beradaptasi dengan keadaan.

Psikolog bernama John Bowlby menyebutkan ada proses yang disebut sebagai penataan ulang keterikatan (attachment reorganization). Anak akan menimbulkan keterikatan kepada orang baru dan mampu mengatasi rasa duka atas kehilangan.

5. Relatif terhadap usia dan cara mengasuh

Dampak Meninggalnya Orangtua pada Psikologis Anak KecilIlustrasi anak (pexels.com/Pixabay)

Dampak emosional yang dirasakan oleh anak-anak memang parah. Namun, dampak ini juga dipengaruhi oleh usia anak dan bagaimana anak diasuh setelah orangtuanya meninggal. Angela Nickerson, peneliti dari Massachusetts Veterans Epidemiology Research and Information Center at the University of New South Wales melakukan pengamatan terhadap dua faktor ini terhadap kehidupan sang anak.

Semakin muda usia anak ketika kehilangan orangtua, mereka akan lebih rentan mengalami masalah mental. Kondisi keluarga setelah kematian juga memiliki peran yang besar dalam munculnya masalah emosional. Anak bisa mengalami kecemasan, gangguan suasana hati, dan melakukan penyalahgunaan zat. 

Anak memiliki caranya masing-masing untuk mengatasi rasa duka karena kehilangan. Ketika sudah mengatasi rasa duka, akan muncul proses pembentukan keterikatan baru kepada anggota keluarga lain. Namun, ketika anak tidak bisa melakukan proses ini, biasanya akan muncul masalah lain di kemudian hari.

Untuk mengatasi dampak psikologis yang diterima oleh anak, butuh dukungan dari berbagai pihak. Salah satu cara untuk membantu mengatasi trauma yang dialami anak adalah melalui konseling. Anggota keluarga lain dan kerabat juga harus bisa membantu proses penyembuhan anak.

Baca Juga: Kenali Efek Barnum, Kondisi Psikologis yang Bikin Kamu Percaya Ramalan

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya