Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Penyebab Nyamuk Tidak Mati Meski Sudah Disemprot Berkali-kali!

ilustrasi menyemprot ruangan (pexels.com/Michelangelo Buonarroti)
ilustrasi menyemprot ruangan (pexels.com/Michelangelo Buonarroti)

Saat menyemprot nyamuk terkadang membuat banyak orang kesal. Pasalnya meskipun sudah berkali-kali disemprot, nyamuk masih tetap hidup dan sangat mengganggu karena selalu berdengung di telinga. Apalagi bila nyamuk tersebut membawa penyakit, seperti demam berdarah, malaria, atau zika. Bisa-bisa anak-anak, keluarga atau kerabat terdekat kena dampaknya, lho. 

Masalah tersebut sangat berbahaya bukan? Oleh karenanya, penting sekali pengetahuan atau ilmu agar bisa mengendalikan nyamuk dengan tepat. Contohnya mengetahui penyebab semprotan nyamuk yang sudah tidak ampuh lagi, agar ke depannya nyamuk tidak mengganggu dan menyebabkan penyakit berbahaya. Nah, berikut lima penyebab nyamuk bisa kebal dan solusi yang bisa kamu lakukan, let's check it out!

1. Menggunakan semprotan nyamuk dalam jangka waktu yang lama

ilustrasi semprotan nyamuk (pixabay.com/Squirrel_photos)
ilustrasi semprotan nyamuk (pixabay.com/Squirrel_photos)

Menggunakan semprotan nyamuk saat pertama kali biasanya membuat kamu takjub. Nyamuk yang awalnya sangat mengganggu, seketika bisa langsung tidak sadarkan diri dan mati hanya dalam satu semprot. Alhasil, kamu percaya bahwa semprotan tersebut sangat ampuh dan merencanakan menggunakannya terus menerus.

Namun ternyata, kamu perlu banyak berpikir ulang, lho. Pasalnya semprotan nyamuk yang digunakan adalah insektisida. Di mana penggunaannya dalam jangka waktu lama akan membuat efektifitas atau daya bunuhnya menjadi berkurang. Melansir VDCI, penggunan insektisida yang keliru merupakan salah satu faktor nyamuk menjadi resisten atau kebal. Nah, salah satu solusinya adalah menggunakan semprotan dengan bijak dan sesuai petunjuk dan tidak berlebihan.

2. Menggunakan jenis bahan aktif semprotan nyamuk yang sama

Ilustrasi menyemprotkan bahan penolak nyamuk (flickr.com/Fairfax County)
Ilustrasi menyemprotkan bahan penolak nyamuk (flickr.com/Fairfax County)

Salah satu penyebab daya bunuh semprotan nyamuk menurun adalah penggunaan bahan aktif yang selalu sama. Misalnya kamu menggunakan produk semprotan nyamuk itu-itu saja, artinya kamu juga selalu menggunakan bahan aktif insektisida yang sama. Bahan aktif adalah bahan kimia pembunuh yang ada dalam produk insektisida. Contoh bahan aktif yang ada pada obat nyamuk adalah Sipermetrin. Dilansir University of Florida bahan aktif akan menentukan cara bahan tersebut membunuh target.

Dilansir WUNC, meskipun terlihat dapat mematikan banyak nyamuk ketika melakukan penyemprotan, namun ternyata tidak semua nyamuk mati. Ada sebagian kecil nyamuk secara alami masih dapat bertahan dan hidup karena mempunyai sifat kebal terhadap jenis bahan aktif semprotan atau insektisida.

Oleh karenanya, mengganti produk semprotan dengan bahan aktif yang berbeda akan menjadi salah satu solusi untuk masalah ini, lho. Sebab nyamuk tidak akan mengenali lagi bahan aktif baru, mereka akan mati terkena semprotan. Oh iya, jangan membeli produk yang berbeda namun bahan aktifnya sama, ya.Lihat terlebih dahulu bahan-bahan penyusun semprotan yang kamu beli. Karena jika bahan aktifnya sama nyamuk akan kebal dan tidak akan mati ketika disemprot.

3. Adanya mutasi gen spesifik yang terjadi pada nyamuk

ilustrasi nyamuk menggigit kulit manusia (pexels.com/icon0.com)
ilustrasi nyamuk menggigit kulit manusia (pexels.com/icon0.com)

Nyamuk adalah serangga kecil dengan daya adaptasi luar biasa di alam. Buktinya nyamuk bisa kamu jumpai di berbagai tempat yang berbeda-beda. Kehebatan adaptasi tersebut ternyata juga berlaku saat mengadapi semprotan insektisida yang sering dilakukan untuk membunuh mereka, lho. Salah satu fenomena yang muncul adalah terjadinya mutasi gen spesifik.

Dilansir WUNC, Michael Reiskind seorang lektor kepala di Department of Entomology and Plant Pathology North Carolina State University dan tim peneliti lainnya menemukan mutasi gen spesifik pada nyamuk jenis Albopictus sebagai upaya perlawanan terhadap bahan aktif insektisida pyrethroids. Bahan aktif tersebut merupakan bahan kimia pembunuh yang sering digunakan pada insektisida. Kondisi tersebut membuat kegiatan menyemprot menggunakan bahan aktif pyrethroids tidak akan ampuh meski dilakukan berulang kali. Hal tersebut juga bisa terjadi pada bahan aktif lain jika gen spesifik nyamuk sudah bermutasi, lho.

4. Saat menyemprot nyamuk tidak semuanya mati

ilustrasi pengasapan insektisida pembunuh nyamuk(pexels.com/Michelangelo Buonarroti)
ilustrasi pengasapan insektisida pembunuh nyamuk(pexels.com/Michelangelo Buonarroti)

Salah satu penyebab nyamuk tidak mati meski sudah disemprot berkali-kali adalah saat menyemprot nyamuk tidak semuanya mati. Nyamuk yang masih hidup secara alami adalah nyamuk yang kebal atau resisten terhadap semprotan. Akibatnya jika populasi nyamuk tersebut dibiarkan akan membuat jumlahnya semakin banyak. Alhasil, ketika populasi nyamuk di sekitar kamu didominasi nyamuk kebal, maka tidak ada gunanya lagi semprotan nyamuk yang biasa kamu gunakan.

Dilansir WUNC, ketika nyamuk resisten atau kebal terhadap insektisida hidup di alam, individu dengan sifat tersebut tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi dominan. Oleh sebab itu ketika penyemprotan dilakukan sebisa mungkin tidak ada individu yang tersisa, ya. Jika satu produk dengan bahan aktif tertentu tidak mempan, bisa mencoba bahan aktif lain agar nyamuk yang ditargetkan bisa mati semua.

5. Nyamuk dapat menghindari semprotan nyamuk karena perilakunya berubah

Ilustrasi nyamuk menggigit kulit (pexels.com/Jimmy Chan)
Ilustrasi nyamuk menggigit kulit (pexels.com/Jimmy Chan)

Dilansir VDCI, resistensi insektisida dapat diatur oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu perubahan biologi serangga seperti adanya perubahan perilaku dengan cara menghindar atau pergi ke tempat lain di waktu penyemprotan insektisida dilakukan. Jika kamu ingat-ingat hal tersebut tenyata juga sering dijumpai saat melakukan penyemprotan, lho. Di mana nyamuk bersembunyi di tempat yang sangat sulit dijangkau oleh racun, seperti di kolong-kolong kasur, meja atau properti lainnya.

Alhasil saat sudah melakukan penyemprotan, nyamuk tidak mati sama sekali. Mereka tiba-tiba muncul dan mengganggu bahkan menghisap darah kita. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah memastikan semprotan nyamuk bisa menjangkau ke tempat-tempat tersembunyi. Agar semprotan tidak menjadi sia-sia dan nyamuk tidak menjadi kebal tehadap insektisida.

Nah, dapat disimpulakan penyebab utama nyamuk tidak mati meski disemprot berkali-kali adalah karena nyamuk sudah resisten atau kebal terhadap semprotan. Menggunakan semprotan nyamuk dengan bijak dan sesuai aturan pakai, bisa jadi solusi terbaik. Jangan terlalu lama dan sering menggunakannya juga, agar ke depan nyamuk masih bisa kamu atasi dan tidak menjadi masalah berbahaya. Selamat mencoba! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us