Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Menarik tentang Bunga yang Bisa Menghasilkan Panas Sendiri

ilustrasi arum lily
ilustrasi arum lily (pexels.com/mingche lee)
Intinya sih...
  • Bunga bangkai bisa memanaskan diri untuk menarik lalat dan kumbang
  • Bunga lili voodoo menghasilkan panas lewat respirasi cepat
  • Teratai salju menjaga suhu agar putik tetap subur
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau biasanya makhluk hidup yang bisa menghasilkan panas adalah hewan, ternyata beberapa jenis bunga juga punya kemampuan serupa. Fenomena ini disebut thermogenesis, yaitu proses di mana bunga menaikkan suhu tubuhnya secara mandiri. Tujuannya bukan untuk gaya-gayaan, tapi agar mereka bisa menarik penyerbuk meski di udara dingin. Beberapa bahkan mampu menghangat hingga 10 derajat lebih tinggi dari suhu sekitar.

Proses ini menjadi bukti betapa canggihnya mekanisme adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya. Dengan panas yang mereka hasilkan, bunga bisa menyebarkan aroma lebih kuat dan menjaga organ reproduksi tetap aktif. Fenomena ini ditemukan di berbagai jenis bunga, dari bunga bangkai raksasa hingga tanaman keluarga nymphaea. Yuk, kenali enam fakta menarik tentang bunga “hangat” ini!

1. Bunga bangkai bisa memanaskan diri untuk menarik lalat dan kumbang

potret bunga bangkai (commons.m.wikimedia.org/Richard J. Rehman)
potret bunga bangkai (commons.m.wikimedia.org/Richard J. Rehman)

Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) adalah salah satu contoh paling terkenal dari bunga thermogenic. Saat mekar, suhu di dalam kelopak bisa mencapai 36°C—setara suhu tubuh manusia. Panas ini membantu menyebarkan aroma busuk khas yang menarik lalat dan kumbang sebagai penyerbuk alami. Semakin hangat bunganya, semakin jauh aroma itu menyebar.

Proses pemanasan ini berlangsung hanya selama beberapa jam pada puncak mekar. Setelah penyerbuk datang, suhu bunga kembali normal. Mekanisme ini begitu efisien sehingga ilmuwan menyebutnya salah satu adaptasi evolusi paling ekstrem di dunia tumbuhan. Bayangkan, bunga bisa “bernapas panas” untuk memastikan kelangsungan hidupnya!

2. Bunga lili voodoo menghasilkan panas lewat respirasi cepat

ilustrasi bunga lili voodoo
ilustrasi bunga lili voodoo (pexels.com/Andy Lee)

Bunga lili voodoo (Sauromatum guttatum) termasuk jenis bunga yang bisa menghasilkan panas dengan membakar cadangan energi secara cepat. Proses ini mirip dengan respirasi intens pada hewan, di mana bunga memecah senyawa kimia untuk menghasilkan energi panas. Hasilnya, suhu di dalam bunga bisa lebih hangat dari udara di sekitarnya.

Uniknya, panas yang muncul membuat aroma tajamnya lebih mudah tersebar. Tujuannya tetap sama: menarik penyerbuk seperti lalat daging yang tertarik bau busuk. Bunga ini membuktikan bahwa strategi bertahan hidup di dunia tumbuhan bisa sesederhana “menciptakan kehangatan” di saat makhluk lain menggigil.

3. Teratai salju menjaga suhu agar putik tetap subur

ilustrasi teratai salju
ilustrasi teratai salju (pexels.com/Rajesh Kashyap)

Teratai salju (Nymphaea thermarum) memiliki kemampuan menjaga suhu putik tetap stabil meski di lingkungan yang dingin. Dengan menaikkan suhu sekitar 8–10°C di dalam pusat bunga, ia memastikan sel reproduksi tetap aktif. Proses ini membuat pembuahan bisa terjadi meski udara luar tidak mendukung.

Selain itu, panas yang dihasilkan membantu menarik serangga penyerbuk yang mencari kehangatan. Bagi mereka, bunga ini seperti “penghangat alami” di tengah cuaca dingin. Inilah alasan mengapa beberapa jenis teratai tetap mampu bereproduksi meski hidup di dataran tinggi atau daerah beriklim sejuk.

4. Arum lily bisa ‘memasak’ karbohidrat untuk menghasilkan panas

ilustrasi arum lily
ilustrasi arum lily (pexels.com/Magda Ehlers)

Arum lily (Philodendron selloum) punya cara unik dalam menghasilkan panas. Ia memecah karbohidrat di jaringan bunga melalui proses metabolik intensif yang mirip pembakaran energi. Ketika suhu sekitar menurun, laju proses ini meningkat, sehingga bunga tetap hangat.

Selain menjaga fungsi reproduksi, panas ini juga memengaruhi aroma yang dikeluarkan bunga. Semakin hangat, semakin kuat bau yang dihasilkan untuk memikat serangga penyerbuk. Fenomena ini membuktikan bahwa keindahan bunga sering tersembunyi di balik proses biologis yang rumit dan cerdas.

5. Bunga lotus suci menjaga serbuk sari tetap kering

ilustrasi bunga lotus suci
ilustrasi bunga lotus suci (pexels.com/Alex Bian)

Bunga lotus suci (Nelumbo nucifera) dikenal karena kemampuannya mempertahankan suhu tetap hangat bahkan di pagi yang berkabut. Panas ini berasal dari reaksi kimia di dalam jaringan kelopak dan benangsari. Dengan cara ini, serbuk sari terhindar dari embun dan tetap siap dibawa oleh penyerbuk.

Selain itu, suhu stabil juga membantu mempercepat perkembangan organ bunga. Inilah mengapa lotus bisa mekar dengan sempurna di kolam yang dingin. Bagi ilmuwan, bunga ini menjadi simbol efisiensi energi alami dan keseimbangan antara keindahan dan fungsi biologis.

6. Thermogenesis membantu bunga ‘hidup lebih lama’

potret thermogenesis
potret thermogenesis (commons.wikimedia.org/Sanbeg)

Menariknya, kemampuan menghasilkan panas juga berkontribusi pada daya tahan bunga. Dengan menjaga suhu internal, bunga terhindar dari kerusakan akibat embun beku atau cuaca ekstrem. Beberapa spesies bahkan bisa mempertahankan aktivitas biologis saat tumbuhan lain sudah membeku.

Fenomena ini menunjukkan bahwa panas bukan hanya efek samping, tapi strategi bertahan hidup yang kompleks. Thermogenesis membuat bunga tetap “hidup” dalam kondisi yang sulit, dan memberi kesempatan lebih besar untuk bereproduksi. Siapa sangka, kehangatan alami bisa menjadi rahasia umur panjang di dunia flora.

Kemampuan bunga menghasilkan panas sendiri membuktikan bahwa tumbuhan tidak sekadar makhluk pasif. Mereka bereaksi terhadap lingkungan dengan cara yang cerdas, efisien, dan terkadang mengejutkan. Melalui proses thermogenesis, bunga bisa tetap aktif, menarik penyerbuk, dan bertahan dalam kondisi ekstrem. Fenomena ini juga mengajarkan bahwa kehidupan selalu menemukan jalan, bahkan di tengah suhu yang membekukan. Jadi, lain kali kamu melihat bunga mekar di udara dingin, mungkin ia sedang “menghangatkan diri” diam-diam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Pisang Mengandung Radiasi, Kok Malah Bikin Sehat?

19 Nov 2025, 16:49 WIBScience