Mengenal 5 Ular Laut dari Genus Laticauda, Apakah Berbisa?

- Ular laut memiliki karakteristik khas, seperti ekor pipih berbentuk dayung dan paru-paru besar untuk bertahan di bawah air.
- Laticauda colubrina tersebar luas hingga Indonesia, Thailand, Malaysia, India, China, Jepang, Teluk Benggala, Australia, Fiji dan Kepulauan Solomon.
- Laticauda laticaudata dikategorikan sebagai spesies yang paling tidak mengkhawatirkan karena populasinya melimpah dan tersebar di banyak negara.
Ular tidak hanya hidup di darat, tetapi juga di laut. Mereka mempunyai karakteristik khas, seperti ekor pipih berbentuk dayung (untuk membantu berenang), paru-paru besar dan memanjang (agar bisa bertahan lebih lama di bawah air), serta lubang hidung yang terletak di atas moncong (supaya mereka bisa bernapas lebih efisien). Umumnya, mereka hidup di perairan tropis yang hangat, seperti Samudra Hindia dan Pasifik.
Kali ini kita akan mengenal lebih dekat salah satu genus ular laut, yaitu Laticauda. Juga disebut sebagai sea krait, mereka sebenarnya memiliki hubungan kekerabatan dengan ular kobra, lho! Apakah bisanya lebih mematikan?
1. Laticauda colubrina

First of all, mari berkenalan dengan Laticauda colubrina, yang memiliki nama lain banded sea krait dan yellow-lipped sea krait. Mereka berasal dari Papua Nugini utara, namun tersebar luas hingga Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, India (tepatnya Kepulauan Andaman dan Nicobar), China (hanya di Taiwan), Jepang (spesifiknya di Kepulauan Miyako, Yaeyama, dan Ryukyu), Teluk Benggala, Australia, Palau (negara di Mikronesia), Fiji dan Kepulauan Solomon (negara di Melanesia), serta Tonga (negara di Polinesia). Temukan mereka di sekitar terumbu karang atau di celah bebatuan hingga kedalaman 60 meter, tetapi terkadang terlihat di darat untuk kawin, bertelur, mencerna makanan, dan berganti kulit.
Ular betina berukuran lebih besar dengan panjang rata-rata 150 sentimeter dan berat 1,8 kilogram, sementara ular jantan panjangnya hanya 75–100 sentimeter dengan berat 600 gram. Mereka aktif saat senja dan malam hari untuk berburu belut, mulai dari belut conger sampai moray. Meski dikategorikan sebagai spesies berisiko rendah (least concern), namun telur dan daging Laticauda colubrina kerap diburu untuk dikonsumsi. Selain itu, kulitnya juga diambil sebagai bahan baku kerajinan tangan.
2. Laticauda semifasciata

Selanjutnya adalah Laticauda semifasciata, yang juga dikenal sebagai black-banded sea krait dan Chinese sea snake. Sementara, di Jepang mereka disebut sebagai erabu umi hebi atau irabu. Kamu bisa menjumpainya di perairan China, Filipina, Jepang, Indonesia, dan Singapura.
Hewan yang dapat tumbuh sepanjang 170 sentimeter ini merupakan piscivora alias pemakan ikan. Walau bisanya sepuluh kali lebih kuat daripada ular kobra, mereka tidak akan menyerang manusia kecuali merasa terancam atau diprovokasi terlebih dahulu. Sayangnya, ular yang bertelur sebanyak 3–7 butir dan menetas 4–5 bulan kemudian ini berstatus hampir terancam (near threatened).
3. Laticauda schistorhyncha

Laticauda schistorhyncha mempunyai beberapa julukan sekaligus, antara lain katuali dan flat-tail sea snake. Kamu hanya bisa menemukannya di Niue, salah satu negara di Polinesia yang luas daratannya 261 kilometer persegi dan dihuni oleh 1.820 penduduk. Spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh Albert Günther (seorang herpetologist atau ahli reptil dan amfibi) pada tahun 1874.
Berbeda dengan beberapa spesies sebelumnya, panjang maksimal Laticauda schistorhyncha cuma satu meter. Jumlah telurnya pun lebih sedikit, yaitu empat butir, yang akan keluar dari cangkangnya dalam enam bulan. Belum diketahui total populasinya, yang jelas status konservasinya rentan (vulnerable).
4. Laticauda saintgironsi

Beranjak ke Laticauda saintgironsi atau New Caledonian sea krait, yang namanya diambil dari Dr. Hubert Saint-Girons (herpetologist Prancis). Seperti yang bisa ditebak, mereka berasal dari Kaledonia Baru, negara di Melanesia yang memiliki lebih dari 140 pulau dengan luas tanah 18.280 kilometer persegi. Di darat, biasanya mereka terlihat di celah bebatuan, akar pohon, atau liang tanah, sedangkan di laut mereka bisa menyelam hingga kedalaman 60 meter.
Panjang ular jantan tidak lebih dari 90 sentimeter dan 135 sentimeter untuk ular betina, dengan berat 250–700 gram. Padahal, setelah menetas panjangnya hanya 35 sentimeter dan beratnya 14 gram. Makanan utamanya adalah belut dan sesekali mengonsumsi ikan, namun favoritnya ialah Gymnothorax chilospilus alias lipspot moray.
5. Laticauda laticaudata

Laticauda laticaudata mempunyai banyak nama, mulai dari common sea krait, blue-banded sea krait, hingga blue-lipped sea krait. Pada tahun 1758, spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh Carolus Linnaeus (naturalis Swedia). Wilayah persebarannya sangat luas, meliputi India, Bangladesh, Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini, Jepang, China (tepatnya di Taiwan dan Fujian), Kepulauan Solomon, Kaledonia Baru, Palau, Fiji, Vanuatu, serta Australia.
Lagi-lagi, ular betina berukuran lebih besar. Panjangnya 107 sentimeter, sementara ular jantan hanya 91 sentimeter. Karena populasinya melimpah dan tersebar di banyak negara, Laticauda laticaudata dikategorikan sebagai spesies yang paling tidak mengkhawatirkan.
Ternyata, beberapa ular di atas menjadikan Indonesia sebagai rumahnya. Bagi kamu yang mengaku ‘anak pantai’, selalu perhatikan sekeliling, ya!
Referensi:
Britannica. Diakses pada Desember 2024. “Sea Snake”.
Animal Diversity Web. Diakses pada Desember 2024. “Laticauda colubrina”.
Animalia. Diakses pada Desember 2024. “Black-banded Sea Krait”.
World Atlas. Diakses pada Desember 2024. “Maps of Niue”.
Worldometer. Diakses pada Desember 2024. “Niue Population”.
Animalia. Diakses pada Desember 2024. “Katuali”.
World Species. Diakses pada Desember 2024. “Laticauda schistorhyncha”.
New Zealand Herpetological Society. Diakses pada Desember 2024. “New Caledonian Sea Krait”.
New Caledonia Tourism. Diakses pada Desember 2024. “Discover the Geography of New Caledonia”.
Trading Economics. Diakses pada Desember 2024. “New Caledonia – Land Area”.
Animalia. Diakses pada Desember 2024. “Blue-lipped Sea Krait”.
Thai National Parks. Diakses pada Desember 2024. “Blue-lipped Sea Krait”.