Pengadaan Air Bersih di IKN Masih Jadi Tantangan, BRIN Ungap Alasannya

- Bendungan Sepaku Semoi satu-satunya sumber air untuk IKN, namun tantangan geografis membutuhkan sistem pompa bertekanan tinggi.
- Ketersediaan air baku kunci keberlanjutan SPAM di IKN, direncanakan berasal dari beberapa bendungan dengan pemenuhan kebutuhan hingga 2045.
- Efisiensi distribusi air mulai 2035 dan penyediaan air perpipaan berkualitas menjadi prioritas dalam pembangunan IKN Nusantara sebagai smart city.
Bendungan Sepaku Semoi yang berada di Penajam Paser Utara, menjadi satu-satunya sumber operasional untuk penyediaan air di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Namun, tantangan geografis IKN membutuhkan sistem pompa bertekanan tinggi.
"Elevasi lokasi IKN yang lebih tinggi dibanding sumber air menimbulkan tantangan teknis besar,” menurut peneliti dari Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih (PRLTB) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nicco Plamonia.
Menuntut kualitas, kuantitas dan kontinuitas
Mengutip dari laman resmi BRIN, ketersediaan air baku menjadi kunci keberlanjutan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di IKN. Pemenuhan kebutuhan air baku ini diproyeksikan untuk 1,9 juta populasi pada 2045, menuntut kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang terjamin.
Sumber air baku IKN Nusantara direncanakan berasal dari beberapa bendungan, seperti Bendungan Sepaku Semoi, yang saat ini menjadi satu-satunya bendungan operasional.
Sementara untuk kasus di Bendungan Sepaku Semoi, menurut Nicco, pengangkutan air dari sumber rendah ke lokasi tinggi membutuhkan sistem pompa dengan tekanan besar, dapat meningkatkan biaya operasional hingga Rp478 per meter kubik.
‘’Hal ini akan berdampak signifikan pada harga air yang dibebankan kepada masyarakat. Indonesia bukan negara kaya, sehingga biaya tambahan ini harus dipikirkan agar tarif air tetap terjangkau," katanya.
IKN berbasis kota pintar

Ia juga menyoroti efisiensi sistem gravitasi dalam distribusi air mulai 2035, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang IKN, dibandingkan penggunaan pompa secara terus-menerus.
Penyediaan air minum perpipaan berkualitas menjadi prioritas dalam pembangunan IKN Nusantara sebagai kota pintar (smart city).
“Sebelum bicara smart city, infrastruktur dasar seperti air perpipaan yang dapat langsung diminum harus tersedia. Jika tidak, masyarakat akan terus mengandalkan air tanah dan air galon, yang justru lebih mahal dan tidak menjamin kualitasnya,” ujar Nicco.
Bangun kepercayaan PDAM

Sistem perpipaan berkualitas tinggi, juga diterapkan di negara maju, guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap air PDAM, sekaligus mengurangi ketergantungan pada air galon.
Ia berharap ada kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan praktisi dalam memastikan keberlanjutan penyediaan air baku di IKN Nusantara.
"Infrastruktur air minum yang andal tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga menciptakan kota yang lebih tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan," tutupnya.