Penjelasan Gempa Bogor yang Mengeluarkan Suara Gemuruh dan Dentuman

- Gempa Bogor terjadi pada 10 April 2025 pukul 22:16 WIB dengan magnitudo M4,1 dan kedalaman hiposenter 5 km.
- Suara gemuruh dan dentuman saat gempa disebabkan oleh getaran frekuensi tinggi akibat gempa tektonik kerak dangkal.
- Bentuk gelombang gempa menunjukkan karakteristik gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi.
Beberapa waktu yang lalu, wilayah Bogor dan sekitarnya diguncang gempa, tepatnya pada Kamis, 10 April 2025, pukul 22:16 WIB. Gempa Bogor memiliki magnitudo M4,1 dengan episenter terletak di darat, tepatnya pada koordinat 6.62 LS dan 106.8 BT dengan kedalaman hiposenter 5 km.
Gempa Bogor merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif, menurut penjelasan Daryono, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Itu mengapa warga mendengar suara gemuruh dan dentuman yang cukup keras saat gempa terjadi.
Hal yang wajar
Gempa Bogor disertai munculnya suara gemuruh dan dentuman menurut Daryono adalah hal wajar. Suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus sebagai bukti bahwa gempa yang terjadi memiliki kedalaman hiposenter sangat dangkal.
"Semua gempa yang sangat dangkal disertai dengan suara ledakan, dentuman dan gemuruh. Gempa bumi yang sangat dangkal dapat menghasilkan suara gemuruh atau dentuman yang dapat didengar oleh orang-orang yang berada di dekatnya. Suara-suara ini disebabkan oleh getaran frekuensi tinggi dari gempa bumi," ungkapnya di akun Instagram @daryonobmkg.
Analisis BMKG

Bukti bahwa Gempa Bogor adalah gempa tektonik tampak pada bentuk gelombang gempa hasil catatan sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) dengan karakteristik gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi.
"Pergeseran yang kuat adalah karakteristik gempa bumi tektonik yang terjadi ketika patahan pecah dan melepaskan energi," jelasnya lebih lanjut.
Hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG menunjukkan bahwa Gempa Bogor memiliki mekanisme geser (strike-slip). Episenter Gempa Bogor terletak pada jalur Sesar Citarik yang memiliki mekanisme geser mengiri.
Sehingga, pembangkit Gempa Bogor diduga kuat adalah Sesar Citarik dengan mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip) sesuai dengan hasil analisis sumber gempa oleh BMKG.
Sesar citarik
Sesar Citarik adalah patahan geser yang membelah Jawa Barat, melewati Pelabuhan Ratu, Kabupaten Bogor, Depok dan Bekasi.
Adapun panjangnya mencapai 250 km dengan tipe Left-Lateral Strike-Slip.
Sesar ini merupakan retakan panjang di kerak bumi tempat dua lempeng tektonik bergerak saling menjauh. Sesar ini telah aktif sejak periode Miosen Tengah, sekitar 15 juta tahun yang lalu.