Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Puncak Everest Bertambah Tinggi Karena Sungai, Kok Bisa?

Para pendaki di Everest Base Camp, Khumjung, Nepal. (unsplash.com/Michael Clarke)
Intinya sih...
  • Gunung Everest kini lebih tinggi dari sebelumnya, mencapai 8.849 meter di atas permukaan laut.
  • Erosi sungai Arun memungkinkan Gunung Everest naik 15-50 meter selama 89.000 tahun terakhir dengan kecepatan 2 mm per tahun.
  • Fenomena ini juga memengaruhi gunung-gunung di sekitarnya dan disebabkan oleh pantulan isostatik akibat erosi sungai.

Gunung Everest menjadi gunung tertinggi di dunia dengan ketinggian 8.849 meter (29.032 kaki) di atas permukaan laut. Namun, puncak ini lebih tinggi dari sebelumnya, yang membingungkan para ilmuwan.

Temuan ini mengartikan bahwa pada tahun 1924, pendaki mendaki 0,2 meter lebih rendah daripada yang melakukannya di abad berikutnya.

Picu erosi

Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa sebuah sungai "menangkap" aliran air lain sekitar 89.000 tahun yang lalu. Peristiwa ini memicu erosi besar-besaran di wilayah Himalaya, yang mengubah keseimbangan massa di sekitar Gunung Everest, menurut Explorsweb.

Sungai Arun, yang terletak 75 km (47 mil) dari Everest, memainkan peran kunci dalam transformasi geologis ini. Dengan mengukir dalam kerak bumi, sungai ini meringankan tanah di sekitarnya yang menyebabkan pertumbuhan vertikal.

Akibatnya, erosi sungai memungkinkan Gunung Everest naik 15 hingga 50 meter (49–164 kaki) selama 89.000 tahun terakhir. Menurut model numerik para peneliti, proses ini berlanjut pada kecepatan 2 mm (0,08 inci) per tahun.

Memengaruhi gunung di sekitarnya

Pendaki di Gunung EVerest. (unsplash.com/ben lowe)

Fenomena ini tidak hanya memengaruhi Everest. Gunung-gunung di sekitarnya, seperti Lhotse dan Makalu, juga mengalami pertumbuhan serupa yang terhubung dengan jaringan sungai yang sama.

Terseretnya Sungai Arun oleh Kosi dapat dipicu oleh erosi atau banjir yang terkait dengan pecahnya danau glasial. Para peneliti belum yakin tentang mekanisme pastinya.

Langkah selanjutnya adalah memeriksa ngarai Sungai Arun secara lebih rinci dan menentukan tanggal terjadinya peristiwa geologis ini. Everest mungkin masih menyimpan lebih banyak kejutan

Bagaimana sungai bisa membuatnya tumbuh?

Gunung tidaklah tetap. Faktanya, gunung mengalami gaya tektonik dan erosi, dua proses yang saling bertentangan namun saling terkait erat. Ketika sungai seperti Arun mengikis tanah di sekitar Everest, sebuah fenomena yang disebut "pantulan isostatik" pun terjadi.

Kerak Bumi bagaikana perahu yang mengapung di lautan. Ketika beban dihilangkan, perahu tersebut akan terangkat. Demikian pula, jika kerak Bumi kehilangan massa karena erosi sungai, maka kerak tersebut akan menjadi lebih ringan.

Keringanan ini memungkinkan kerak Bumi terangkat di bawah pengaruh gaya internal dari mantel bumi. Semakin dalam Sungai Arun mengukir ngarainya, semakin banyak pula batu dan sedimen yang terkikis. 

Massa yang berkurang ini memungkinkan tanah di bawahnya untuk "mengapung" lebih tinggi, yang menyebabkan gunung tersebut naik secara bertahap.

Fenomena ini mungkin tampak terlihat tidak terlalu berpengaruh, tetapi selama ribuan tahun, akumulasi dorongan isostatik ini menghasilkan peningkatan ketinggian gunung seperti Everest, serta gunung-gunung di sekitarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Misrohatun H
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us