Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ras Kucing Tertua di Dunia, Ternyata Masih Ada Hingga Saat Ini!

ilustrasi kucing hutan Norwegia (Wikimedia Commons/Clarisse VINOT)
ilustrasi kucing hutan Norwegia (Wikimedia Commons/Clarisse VINOT)

Kucing atau yang memiliki nama latin Felis catus adalah mamalia karnivora kecil yang didomestikasi (semula hidup di alam liar menjadi dapat hidup bersama dengan manusia). Mamalia satu ini biasanya dipelihara di rumah, diternak, maupun berkeliaran di alam secara bebas.

Namun, kamu sudah tahu belum bagaimana kucing telah menjadi bagian dari sejarah manusia? Sejak zaman dahulu kala, kucing seringkali dipuja sebagai simbol dewa-dewa Mesir Kuno hingga dikaitkan dengan simbol penyihir pada abad pertengahan. Diperkirakan, kucing sudah mulai didomestikasi sejak 12 ribu tahun lalu, lho. Berikut lima ras kucing tertua di dunia yang masih ada hingga saat ini. Ada apa saja?

1.Egyptian Mau

ilustrasi kucing ras Egyptian Mau (Wikimedia Commos/Cdhowe)
ilustrasi kucing ras Egyptian Mau (Wikimedia Commos/Cdhowe)

Egyptian Mau merupakan ras kucing tertua di dunia. Dilansir laman Meowingtons, nenek moyang kucing Egyptian Mau telah ditemukan menjadi mumi dan dimakamkan bersama Firaun di Mesir.

Egyptian Mau sudah ada di dunia sejak 1500 tahun sebelum masehi. Karakteristik dari kucing ini yaitu memiliki tanda di dahi menyerupai kumbang scarab, yang dianggap suci oleh orang Mesir Kuno. Mereka juga memiliki tubuh yang kuat dan berotot, serta kepala berbentuk segitiga disertai mata besar berbentuk almond.

Egyptian Mau sendiri memiliki rata-rata rentang hidup selama 12–15 tahun tergantung dengan lingkungan, kondisi tubuh, dan gaya hidupnya. Hingga tahun 2020, terhitung ada sekitar 7 ribu Egyptian Mau yang masih tersisa di dunia.

2. Abyssinian

ilustrasi kucing Abyssinian (Wikimedia Commons/Oleg Royko)
ilustrasi kucing Abyssinian (Wikimedia Commons/Oleg Royko)

Sama seperti kucing Egyptian Mau, kucing Abyssinian juga memiliki tubuh ramping dan anggun yang seringkali digambarkan pada lukisan dan patung Mesir Kuno.

Dilansir laman VCA Animal Hospital, ras kucing Abyssinian diketahui berasal dari Mesir Kuno sejak 4 ribu tahun yang lalu. Para arkeolog menemukan mumi kucing di Mesir yang menyerupai dengan kucing Abyssinian yang ada saat ini.

Kucing ras Abyssinian memiliki penampilan yang mirip dengan Egyptian Mau. Mereka memiliki tubuh ramping dan berotot, mata berbentuk almond, telinga yang besar, serta terdapat pola berbentuk huruf “M” yang terletak di dahi mereka.

Ras kucing ini memiliki rentang hidup rata-rata 9–15 tahun. Saat ini, populasi kucing Abyssinian masih tergolong stabil. Bahkan, kucing ras satu ini menempati peringkat 1 dalam kategori lima kucing ras paling populer di Amerika.

3.Kucing Hutan Norwegia

ilustrasi kucing hutan Norwegia (Wikimedia Commons/Gangburgondes)
ilustrasi kucing hutan Norwegia (Wikimedia Commons/Gangburgondes)

Kucing Hutan Norwegia atau yang sering disapa “Wegies” adalah kucing raksasa berbulu tebal dan halus yang diperkirakan sudah ada sejak dahulu kala. Dilansir laman Basepaws, kucing Hutan Norwegia diperkirakan sudah ada sejak 1.000–2.000 tahun yang lalu. Kucing ini awalnya berasal dari Inggris, lalu di bawa ke Norwegia pada tahun 1.000 masehi oleh tentara salib.

Lebih besar dari kucing rata-rata, kucing Hutan Norwegia memiliki tubuh berotot dan anggun ditutupi dengan bulu tebal yang indah. Mereka memiliki kepala berbentuk segitiga, telinga berumbai, serta ekor yang panjang dan lebat. Saat ini, populasi kucing Hutan Norwegia banyak ditemukan di negara Skandinavia, Prancis, dan Tiongkok.

4.Kucing Siam

ilustrasi kucing siam (Wikimedia Commons/stefan_fotos)
ilustrasi kucing siam (Wikimedia Commons/stefan_fotos)

Asal muasal ras kucing siam sebenarnya masih diselimuti misteri. Hanya saja, diperkirakan bahwa kucing siam sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Ditemukan sebuah manuskrip Thailand yang berasal dari abad ke-14 dan menyebutkan bahwa ada kucing berujung gelap (kucing siam). Manuskrip tersebut memberikan informasi kepada para peneliti bahwa kucing siam sudah ada sejak abad ke-14.

Dilansir laman Purina, kucing siam memiliki karakteristik tubuh yang panjang, telinga besar dan runcing, mata berbentuk almond, serta kepala yang berbentuk segitiga. Tubuhnya memiliki warna bervariasi mulai dari abu-abu muda hingga kecoklatan. Ciri khas yang paling menonjol dari kucing ini adalah warna gelap yang terdapat pada wajahnya.

Kucing siam memiliki rata-rata rentang hidup mulai dari 15–20 tahun. Saat ini, populasi kucing siam cenderung stabil dan banyak dicari oleh masyarakat karena penampilannya yang lucu dan khas.

5.Angora Turki

ilustrasi kucing angora Turki (Wikimedia Commons/Moyan Brenn)
ilustrasi kucing angora Turki (Wikimedia Commons/Moyan Brenn)

Ras kucing tertua terakhir yaitu kucing angora Turki. Seperti namanya, ras kucing ini dapat ditemukan dari daerah pegunungan Turki.

Dilansir laman The Spruce Pets, walaupun dapat ditemukan di Turki, kucing ini sebenarnya berasal dari Prancis, lho. Kucing ini dibawa ke Turki dari Prancis pada akhir abad ke-15 dan menjadi salah satu ras kucing tertua di dunia.

Angora Turki memiliki tubuh halus yang menyerupai penari balet. Bulunya halus, tebal, dan berkilau ketika berada di bawah sinar matahari. Warna mata kucing ini juga bervariasi mulai dari biru hingga hijau. 

Angora Turki memiliki rentang hidup rata-rata 12–18 tahun tergantung dengan kondisi tubuh, lingkungan, dan gaya hidupnya. Saat ini, populasi ras angora Turki masih tergolong berlimpah dan diminati oleh banyak masyarakat untuk dijadikan hewan peliharaan.

Kucing-kucing ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, khususnya kucing Egyptian Mau dan Abyssinian yang sudah ada sejak zaman Mesir Kuno. Tidak hanya karena memiliki rata-rata rentang hidup yang cukup panjang, terjanganya ras kucing ini juga tidak luput dari peran manusia untuk merawat dan melestarikan sehingga masih terjaga hingga saat ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us