Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Risiko Buruk Jika Anjing Peliharaan Terlalu Dimanja

ilustrasi anjing husky (unsplash.com/KT)
ilustrasi anjing husky (unsplash.com/KT)
Intinya sih...
  • Anjing menjadi terlalu manja dan tidak mandiri.
  • Risiko separation anxiety semakin tinggi
  • Perilaku dominan yang tidak terkendali
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memanjakan anjing peliharaan memang terlihat sebagai bentuk kasih sayang, namun kebiasaan ini justru bisa membawa dampak yang buruk dan tidak disadari oleh pemiliknya. Anjing yang terlalu dimanja kerap mengalami perubahan perilaku yang justru membuatnya mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi dan respon terhadap lingkungan sekitar.

Kebiasaan kecil yang mungkin dianggap wajar, seperti selalu menuruti keinginannya atau tidak melatih kemandirian dasar akan berkembang menjadi perilaku yang lebih besar di kemudian hari. Simaklah beberapa risiko buruk berikut ini yang mungkin terjadi jika anjing peliharaan terlalu dimanja oleh pemiliknya.

1. Anjing menjadi terlalu manja dan tidak mandiri

ilustrasi anjing dan pemiliknya (unsplash.com/Eric Ward)
ilustrasi anjing dan pemiliknya (unsplash.com/Eric Ward)

Anjing yang selalu dituruti semua keinginannya biasanya akan sangat bergantung sepenuhnya kepada pemilik, bahkan untuk hal-hal kecil seperti tidur, makan, atau aktivitas rutin lainnya. Kondisi ini akan membuatnya mengalami kesulitan dalam mengatur diri, sehingga mudah bingung atau stres ketika pemiliknya tidak berada di rumah.

Kurangnya latihan kemandirian juga akan membuat anjing sulit dalam menghadapi berbagai perubahan kecil dalam rutinitas harian. Akibat dari hal ini anjing pun akan mudah mengalami panik dan menunjukkan perilaku yang kurang stabil pada saat situasi tidak berjalan seperti biasanya.

2. Risiko separation anxiety semakin tinggi

ilustrasi anjing chihuahua (pexels.com/Lerkrat Tangsri)
ilustrasi anjing chihuahua (pexels.com/Lerkrat Tangsri)

Anjing yang terlalu dimanja biasanya akan kerap menganggap keberadaan pemiliknya sebagai kebutuhan yang mutlak, bukan sebagai kenyamanan tambahan. Pada saat pemiliknya pergi sebentar saja, anjing tersebut akan mudah merasa ditinggalkan dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan yang berlebihan.

Kecemasan yang ada justru bisa berkembang menjadi hal yang serius. Jika kondisi ini tidak ditangani segera, maka akan sangat memengaruhi kesehatan mental anjing dan mengganggu lingkungan rumah secara keseluruhan.

3. Perilaku dominan yang tidak terkendali

ilustrasi anjing husky (unsplash.com/Monika Stawowy)
ilustrasi anjing husky (unsplash.com/Monika Stawowy)

Pada saat anjing selalu mendapatkan apa yang diinginkannya, maka ia bisa salah memahami hubungan hierarki dalam rumah dan menganggap bahwa dirinya merupakan pemegang kendali. Perilaku ini pada umumnya muncul dalam bentuk menggonggong secara berlebihan, menjaga mainan, hingga tidak mau mendengarkan perintah dari pemiliknya.

Rasa dominan yang tidak diarahkan dengan benar akan rentan memicu agresivitas ringan yang lama-lama justru berkembang semakin parah. Dengan tidak adanya batasan yang jelas, maka anjing pun akan merasa berhak dalam menentukan aturannya sendiri dan ini jelas dapat membahayakan manusia atau hewan lainnya.

4. Masalah kesehatan karena pola hidup yang tidak seimbang

ilustrasi anjing (pexels.com/Dom Bucci)
ilustrasi anjing (pexels.com/Dom Bucci)

Anjing yang dimanja kerap kali diberikan makanan berlebihan atau camilan yang terlalu sering karena pemilik ingin membuatnya senang setiap saat. Kebiasaan ini jelas bisa menimbulkan kelebihan berat badan dan juga meningkatkan risiko penyakit serius, seperti masalah sendi, diabetes, atau bahkan gangguan jantung.

Anjing yang terlalu dimanjakan cenderung kurang bergerak karena lebih sering dipeluk, digendong, atau hanya berada dalam rumah tanpa aktivitas fisik yang cukup. Gaya hidup pasif akan memperburuk kondisi kesehatan dan mengurangi kualitas hidup jangka panjang.

Memanjakan anjing memang menyenangkan, namun tetap ada batasan yang harus diperhatikan agar tidak menimbulkan masalah perilaku dan kesehatan. Dengan memberikan perhatian yang seimbang, maka pemilik bisa membantu anjing untuk tumbuh lebih mandiri, namun tidak kekurangan kasih sayang. Pada akhirnya anjing yang bahagia bukanlah yang selalu dimanja, melainkan yang mendapatkan pola asuh yang tepat dan penuh tanggung jawab!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Science

See More

4 Tanaman Unik yang Bentuknya Menyerupai Tubuh Manusia, Menyeramkan

03 Des 2025, 17:29 WIBScience