Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Seberapa Besar Tata Surya? Ini Fakta Sebenarnya yang Bikin Manusia Terpana

gambar Matahari dan planet-planet di Tata Surya
gambar Matahari dan planet-planet di Tata Surya (nasa.gov/NASA/JPL)

Hidup di permukaan Bumi membuat cara pandang manusia terhadap Tata Surya jadi sangat berbeda. Saat kita melihat bagaimana Matahari, Bulan, dan planet-planet lainnya dari sudut pandang Bumi, Tata Surya mungkin terasa seperti tempat yang sempit. Ditambah pengetahuan yang terbatas, membuat kita sulit membayangkan secara utuh bagaimana kondisi tempat di mana Bumi dan planet-planet lainnya tinggal. 

Dilansir dari Britannica, Tata Surya sendiri adalah suatu lingkungan yang terdiri dari Matahari, dan benda-benda langit yang mengorbitnya. Benda langit di sini bukan hanya planet, melainkan juga ribuan asteroid, 400 lebih satelit alami, hingga komet-komet yang memiliki orbit sangat lonjong. Mengingat banyaknya benda langit yang ada, Tata Surya kita jelas merupakan tempat yang sangat besar dan luas. Pertanyaannya, kira-kira seberapa besar Tata Surya kita? Berikut jawabannya!

1. Tata Surya terbentuk dari nebula yang runtuh

Sebuah nebula di luar angkasa
gambar nebula di luar angkasa (nasa.gov/ESA/Webb, NASA & CSA, JH Kastner (Rochester Institute of Technology))

Para astronom telah mengamati bagaimana bintang lahir, dan mati. Begitu juga dengan planet-planet yang ratusan cahaya. Namun pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana Tata Surya terbentuk? Dilansir dari American Museum of Natural History, Tata Surya awalnya merupakan sebuah nebula atau awan raksasa yang terdiri dari gas molekuler dan debu. Sekitar 4,57 miliar tahun yang lalu, gelombang kejut dari ledakan supernova terdekat memicu keruntuhan nebula tersebut.

Gaya gravitasi kemudian menarik debu dan gas ke pusat nebula, membuat intinya jadi panas dan akhirnya membentuk Matahari. Gak sampai di situ, gaya gravitasi juga mengubah gas, batuan, dan debu yang tertinggal dari proses pembentukan Matahari menjadi planet-planet. Lagi-lagi proses ini meninggalkan banyak puing sisa berupa batuan. Beberapa di antaranya berubah menjadi planet kerdil seperti Pluto dan Ceres, tetapi kebanyakan tetap menjadi batuan yang kemudian kita kenal dengan istilah asteroid.

2. Seberapa besar Tata Surya kita?

gambar Oort Cloiud dan Kuiper Belt di Tata Surya
gambar Oort Cloiud dan Kuiper Belt di Tata Surya (nasa.gov)

Banyak orang beranggapan jika Tata Surya berakhir di Neptunus. Namun seberapa besar Tata Surya nyatanya gak ditentukan oleh jarak Neptunus ke Matahari, melainkan ditentukan oleh seberapa jauh suatu objek masih mengorbit Matahari. Benar bahwa Neptunus yang berada di jarak 4,5 miliar kilometer merupakan planet terakhir di Tata Surya, tetapi Neptunus jelas bukan objek terakhir yang mengorbit Matahari. Dilansir dari Space, selepas Neptunus, kita akan menemukan Sabuk Kuiper dan Oort Cloud. Keduanya dipercaya berada tepian Tata Surya.

Sabuk Kuiper merupakan sebuah wilayah besar berbentuk donat yang membentang dari jarak 4,8 miliar dan berakhir di jarak 7,4 miliar kilometer dari Matahari. Di tempat inilah jutaan benda-benda es dan planet kerdil seperti Eris dan Pluto tinggal. Sedangkan Oort Cloud atau Awan Oort merupakan wilayah yang berisi triliunan objek yang terbuat dari air, es, dan metana. Kebanyakan komet yang kita lihat sebagian besar juga berasal dari wilayah ini.

Para astronom memperkirakan bahwa Awan Oort berjarak antara 2.000 hingga 5.000 AU dari Matahari, di mana 1 AU setara dengan jarak rata-rata Bumi ke Matahari atau sekitar 150 juta kilometer. Sama seperti Sabuk Kuiper, Awan Oort adalah wilayah yang sangat besar, yang membentang hingga jarak 10.000 atau bahkan 100.000 AU. Di jarak inilah Tata Surya berakhir dan digantikan dengan ruang antar bintang. 

3. Bisakah manusia mencapai tepian Tata Surya?

gambar wahana antariksa Voyager I
gambar wahana antariksa Voyager I (nasa.gov/NASA/JPL-Caltech)

Membaca penjelasan sebelumnya, kamu mungkin sudah bisa menyimpulkan bahwa Tata Surya kita sangatlah besar. Jauh lebih besar dari sekedar bentangan planet-planet. Pertanyaannya, dengan ukuran sebesar itu, bisakah manusia mencapai tepian Tata Surya? Sayangnya jawabannya adalah tidak. Keterbatasan fisik dan teknologi membuat manusia gak bisa jauh-jauh dari Bumi. Nah karena manusia gak bisa menjelajahi Tata Surya, para astronom menciptakan wahana antariksa seperti Voyager I.

Diluncurkan pada 5 September 1977, Voyager I merupakan wahana antariksa pertama yang menempuh perjalanan terjauh dari Bumi. Dilansir dari NASA, dengan kecepatan 38.000 meter per jam, Voyager kini berjarak sekitar 170 AU dari Bumi. Well, perjalanan Voyager I selama 48 tahun dan jarak yang dicapainya memang luar biasa. Namun jika dibandingkan dengan besarnya Tata Surya, perjalanan Voyager I ini jelas gak ada apa-apanya. 

Kebanyakan dari kita menganggap Tata Surya gak lebih dari tempat Matahari dan planet tinggal. Anggapan ini memang gak salah, tetapi juga gak sepenuhnya benar. Tata Surya jelas lebih besar dari apa yang bisa manusia bayangkan. Saking besarnya Tata Surya, hingga membuat perjalanan ke tepiannya jadi sesuatu yang mustahil dilakukan oleh pesawat luar angkasa tercanggih yang pernah ada. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Versailles Palace, Warisan Mewah yang Menelan Biaya Fantastis

11 Des 2025, 19:29 WIBScience