Sejarah dan Budidaya Wasabi, Si Pedas yang Jadi Ikon Masakan Jepang

- Budidaya wasabi dimulai pada tahun 1596–1615 di desa Utōgi, Jepang.
- Karakteristik wasabi termasuk tanaman herba tahunan, akar putih, dan bunga putih empat helai.
- Cara menikmati wasabi dengan memilih yang asli, tidak dicampur kecap asin, dan oleskan sedikit di atas sushi atau sashimi.
Wasabi merupakan salah satu bumbu khas Jepang yang dibuat dari parutan rimpang tanaman Eutrema japonica. Dikenal sebagai pelengkap hidangan sushi, wasabi memiliki rasa yang khas yaitu pedas yang begitu menusuk hidung. Sumber rasa pedas wasabi adalah dari senyawa kimia isotiosianat termasuk allyl isothiocyanate.
Wasabi menyimpan sejarah panjang sebelum akhirnya dikenal sebagai penunjang rasa hidangan Jepang. Lebih dari sekadar pelengkap, kamu harus tahu perjalanan sejarah wasabi hingga akhirnya menjadi bumbu rempah yang populer di dunia kuliner. Berikut adalah informasi seputar sejarah wasabi hingga manfaatnya.
1. Budidaya wasabi sudah dilakukan pada tahun 1596–1615

Pertama kalinya budidaya wasabi dilakukan pada tahun 1596–1615 di hulu Sungai Abe, desa Utōgi, Prefektur Shizuoka. Penduduk Desa Utōgi kemudian mencabut tanaman liar wasabi untuk dipindah dan dibudidayakan di lahan mata air Idōgashira agar lebih teratur. Dari sinilah budidaya wasabi di Jepang menjadi usaha yang mulai dikenal banyak orang.
Hasil dari budidayanya kemudian diberikan kepada Tokugawa Ieyasu. Diketahui leyasu sangat menyukai rasa dan aroma wasabi, juga dengan bentuk daunnya yang menyerupai lambang klan Tokugawa.
Pada pertengahan zaman Edo mulailah terjadinya penyebaran wasabi ke seluruh sudut kota-kota di Jepang. Hal ini bermula ketika bibit yang diterima Itagaki Kanshirō setelah mengajarkan budidaya shiitake kepada penduduk Utōgi.
Wasabi sudah menjadi pelengkap makanan yang populer sejak zaman era Jomon, berkisar 14.000 SM dan dikenal sebagai tanaman liar yang mahal. Bahkan waktu itu hanya para penguasa yang bisa menikmati pedasnya wasabi. Tidak hanya sebagai bumbu, pada tahun 538–710 M, tepatnya pada zaman Asuka wasabi telah digunakan sebagai obat tradisional.
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak penduduk Jepang yang mengenal wasabi dan dinobatkan sebagai bagian terpenting dalam hidangan Jepang. Memiliki sifat antimikroba yang membantu menjaga kesegaran ikan mentah, sejak saat itu wasabi dijadikan pelengkap sushi dan sashimi.
Hingga saat ini budidaya wasabi di Jepang masih terus berlanjut dan telah menjadi tradisi yang tidak boleh ditinggalkan. Di mana daerah Shizuoka sebagai pusat produksi utama yang diakui sebagai warisan pertanian dunia oleh FAO (Food and Agriculture Organization) pada tahun 2018.
2. Karakteristik wasabi

Wasabi merupakan tanaman lobak yang tumbuh di sepanjang aliran sungai pegunungan dan lembah pegunungan. Tidak hanya rasa pedas yang khas saja, wasabi memiliki banyak karakteristik, di antaranya:
Tanaman herba tahunan dari keluarga kubis-kubisan
Tanaman wasabi tumbuh di pinggiran sungai atau daerah beriklim sejuk
Tanaman ini memiliki akar tunggang bercabang berwarna putih dan panjang akar mencapai 30 cm
Rimpang wasabi berwarna hijau terang, dengan bentuk bulat panjang dan mengecil di bagian bawah
Daunnya berbentuk seperti jantung yang diameternya berkisar 10-15 cm dengan permukaan daun yang licin
Bunga wasabi bernuansa putih dengan empat helai mahkota
Senyawa kimia isotiosianat yang memberikan sensasi pedas hingga menusuk hidung. Berbeda dengan pedas cabai yang dominan di lidah saja, pedas wasabi lebih terasa di hidung.
Mengandung senyawa isotiosianat yang bersifat antimikroba, membantu menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga wasabi sering disajikan bersama ikan segar seperti sushi dan sashimi
Wasabi memiliki nilai ekonomi tinggi karena sulit dibudidayakan
3. Cara menikmati wasabi

Wasabi memiliki rasa pedas yang menyengat hidung, oleh karenanya kamu harus tahu bagaimana cara menikmati wasabi agar tidak tersedak. Terlebih jika sebelumnya belum pernah mencoba wasabi, sebaiknya tidak cari tahu dulu ya bagaimana cara mengonsumsi wasabi yang benar. Yuk, simak tipsnya berikut ini:
Terdapat dua jenis wasabi yaitu yang asli dan palsu, maka pilihlah wasabi palsu karena rasa pedasnya lebih bisa ditolerir.
Tidak perlu mencampurkan wasabi ke kecap asin karena justru akan merusak rasa asli wasabi, bahkan dalam tradisi Jepang cara makan yang seperti ini dianggap kurang etis.
Untuk menjaga keseimbangan rasa oleskan sedikit wasabi di atas potongan sushi atau sashimi.
4. Manfaat wasabi untuk kesehatan

Dapat dikatakan bahwa wasabi bukan hanya sebagai pelengkap hidangan, wasabi juga menyimpan segudang manfaat untuk kesehatan tubuh dan hal ini telah dipercaya oleh orang Jepang. Dengan catatan mengonsumsi wasabi harus dibatasi, ya, tidak boleh terlalu banyak atau terlalu sering karena berisiko terkena sakit perut akibat rasa pedasnya. Berikut adalah manfaat dari mengonsumsi wasabi:
Wasabi dipercaya menjadi solusi agar kulit lebih sehat dan awet muda karena mengandung antioksidan.
Wasabi mengandung enzim dan serat yang mampu melancarkan pencernaan.
Sensasi pedas wasabi dipercaya dapat membuka saluran pernapasan sehingga dapat membantu melawan pilek atau flu.
Senyawa allyl isothiocyanate yang bersifat antibakteri yang dapat membasmi bakteri pada makanan dan mencegah keracunan.
Wasabi mengandung senyawa 5-Hydroxyferulic acid yang ampuh menghambat pembentukan lemak, sehingga mampu mengontrol berat badan.
5. Kepopuleran wasabi di dunia kuliner

Wasabi merupakan bumbu pelengkap sushi dan sashimi yang begitu populer, rasanya seperti ada yang kurang jika menikmati dua hidangan tersebut tanpa ditemani si pasta hijau ini. Meskipun wasabi sulit dibudidayakan dan memerlukan lahan yang khusus, tapi hal itu tidak menghambat perjalanan wasabi untuk bisa dikenal dunia sebagai bumbu ikonik sushi. Perihal itu juga wasabi memiliki harga yang cukup mahal dan dikenal sebagai bahan premium dalam masakan Jepang.
Berdasarkan informasi di atas dapat dikatakan bahwa wasabi telah menjadi bumbu penting dan simbol kuliner Jepang yang sudah mendunia. Wasabi lebih dari teman bagi sushi dan sashimi karena terdapat banyak khasiat bagi kesehatan tubuh.