5 Ular Berbisa di Daratan Arab, Hidup di Gurun dan Savana yang Kering

- Viper bertanduk arab merupakan viper paling berlimpah di Afrika Utara dan Timur Tengah, sering bersembunyi di pasir, bisa sitotoksinnya kuat tapi anti bisa sudah tersedia.
- Viper karpet burton hidup di padang pasir dan gurun kering, ramping dengan panjang maksimal 75 cm, ditemukan di Yaman, Mesir, Palestina, Oman, dan Yordania.
- Kobra arab berukuran besar hingga 2.4 meter, tubuh hitam menyeramkan, sering ditemukan di Arab, Yemen, dan Oman serta memiliki kemampuan untuk hidup di area lembap.
Jazirah Arab memang dipenuhi gurun, padang pasir, dan bebatuan yang gersang. Di negara tersebut tidak ada hutan hujan tropis, pegunungan yang menjulang, atau danau raksasa yang kaya akan sumber air. Namun, Arab tetap menjadi habitat bagi berbagai hewan, salah satunya ular. Di Arab sendiri ada banyak ular berbisa yang berbahaya dan harus diwaspadai.
Di gurun kamu bisa menemukan beberapa spesies ular viper yang pandai bersemunyi. Jika masuk ke semak-semak atau area berkayu, ular kobra yang agresif juga mengintai. Ular bewarna cokelat seperti puff adder juga bisa ditemukan di Arab, jadi kamu harus lebih waspada. Penasaran dengan semua ular tersebut? Yuk, simak pembahasannya berikut.
1. Viper bertanduk arab

Dilansir Animal Diversity Web, hewan dengan nama ilmiah Cerastes gasperettii ini merupakan salah satu viper paling berlimpah dan mudah dikenali di Afrika Utara serta Timur Tengah. Seperti namanya, viper bertanduk arab punya dua tanduk di atas matanya. Ia juga sangat mudah ditemukan, khususnya di padang pasir, savana, dan area gurun. Biasanya, ular ini sering bersembunyi di dalam pasir.
Sebenarnya, viper bertanduk arab memiliki bisa sitotoksin yang kuat dan mampu melumpuhkan mangsa dalam sekejap. Untungnya jika dibandingkan dengan spesies viper lain bisa ular ini terbilang cukup lemah. Anti bisa untuk menangani gigitannya juga sudah tersedia. Jadi gigitan dari ular sepanjang 30-60 centimeter ini sangat jarang menghilangkan nyawa manusia.
2. Viper karpet burton

Tak hanya di Arab, laman The Reptile Database menerangkan bahwa ular dengan nama ilmiah Echis coloratus ini bisa ditemukan di Yaman, Mesir, Palestina, Oman, dan Yordania. Secara umum ia lebih suka tinggal di padang pasir dan gurun yang kering. Namun, ular ini juga mampu bertahan hidup di dataran tinggi dengan ketinggian mencapai 2,500 meter di atas permukaan laut. Badannya sendiri ramping, memanjang, tubuhnya berwarna kecokelatan, kepalanya segitiga, dan panjang maksimalnya bisa mencapai 75 centimeter.
3. Kobra arab
Naja arabica atau kobra arab merupakan ular berbisa berukuran besar dengan panjang maksimal mencapai 2,4 meter. Ia punya tubuh berwarna hitam sehingga terlihat sangar dan menyeramkan. Dilansir A-Z Animals, kobra arab bisa dijumpai di Arab, Yemen, dan Oman. Tak hanya di area kering, ular yang bisa melebarkan lehernya ini juga sering beraktivitas di area lembap seperti pinggir sungai dan danau. Awalnya kobra arab diklasifikasikan sebagai subspesies dari Naja haje atau kobra mesir. Namun, penelitian mitokondrial membuktikan bahwa keduanya adalah spesies yang berbeda.
4. Puff adder

Bitis arietans atau puff adder merupakan spesies yang cukup besar dengan panjang maksimal mencapai 1,9 meter. Namun, badannya gemuk dan ekornya sangat pendek sehingga ia terlihat mirip ulat dan menjadikannya sangat unik. Ular ini punya tubuh berwarna cokelat yang dihiasi corak garis. Perpaduan warna dan corak itulah yang membantu puff adder untuk berkamuflase.
Dilansir African Snakebite Institute, puff adder merupakan ular berbisa tinggi yang berbahaya bagi manusia. Mengandung hemotoksin dan sitotoksin, bisa ular ini menyerang sistem peredaran dan sel tubuh. Saat digigit, korban bisa mengalami berbagai gejala, seperti pembengkakan, rasa sakit yang luar biasa, dan pendarahan. Untungnya reptil ini tidak agresif dan sudah tersedia anti bisa untuk menangani gigitannya.
5. Viper gurun bertanduk

Seperti namanya, Cerastes cerastes atau viper gurun bertanduk punya sepasang tanduk yang menjulang di atas matanya. Dilansir iNaturalist, setidaknya 48 persen individu ular ini memiliki tanduk dan 13 persen sisanya tidak memilikinya. Viper gurun bertanduk juga punya dimorfisme seksual di mana individu betina lebih besar dari jantan dengan panjang maksimal mencapai 85 centimeter.
Hidup di daratan Arab, Palestina, Syria, Qatar, Maroko, Afrika Utara, dan Sudan, ular berbisa tinggi ini sering ditemukan di area gurun. Ketahanan tubuhnya juga sangat kuat, bahkan reptil ini mampu menahan suhu panas di siang hari yang sangat menyengat. Bisa ular ini memiliki kandungan kardiotoksin dan mitotoksin yang kuat. Jika menggigit, gejala yang diakibatkan mencakup pembengkakan hingga nekrosis.
Walau gersang dan dipenuhi padang pasir, tapi daratan Arab tetap menjadi habitat bagi berbagai ular berbisa. Oleh karena itu penduduk Arab harus selalu waspada ketika bepergian. Gigitan ular berbisa juga tak bisa diremehkan karena penanganan yang salah bisa berujung pada kematian. Jika digigit ular, korban harus diimobilisasi dan segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

















