Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menara Suurhusen, Lebih Miring dari Menara Pisa

potret Menara Suurhusen
potret Menara Suurhusen (commons.wikimedia.org/Peter Rohleder)

Menara Suurhusen mungkin tidak setenar Menara Pisa, tetapi bangunan bersejarah di Jerman ini memiliki keunikan yang tidak kalah menarik. Dibangun berabad-abad lalu, menara gereja ini justru menjadi sorotan karena tingkat kemiringannya yang melebihi ikon Italia tersebut. Meskipun letaknya berada di desa kecil, reputasinya mampu menembus perhatian dunia.

Selain kemiringannya yang mencolok, menara ini juga menyimpan berbagai kisah menarik mengenai usia bangunan, kondisi tanah, hingga teknik konstruksi yang digunakan pada masa lampau. Setiap detailnya memberikan gambaran bagaimana bangunan tua ini tetap bertahan hingga sekarang. Untuk mengenal lebih jauh tentang Menara Suurhusen, yuk, simak lima fakta uniknya berikut ini.

1. Pernah resmi jadi menara paling miring di dunia

sertifikat Guinness World Records yang mencatat Menara Suurhusen sebagai menara paling miring di dunia
sertifikat Guinness World Records yang mencatat Menara Suurhusen sebagai menara paling miring di dunia (commons.wikimedia.org/Mhk-osm)

Menara Suurhusen pernah mendapatkan pengakuan resmi sebagai menara paling miring di dunia pada tahun 2007. Dengan kemiringan mencapai 5,19 derajat, bangunan ini berhasil mengungguli Menara Pisa yang selama ini dikenal sebagai ikon menara miring. Kondisi tersebut terjadi bukan karena desain, melainkan perkembangan alami yang membuat struktur menara perlahan condong seiring waktu.

Meskipun sempat memegang rekor dunia, posisi Menara Suurhusen akhirnya tergantikan pada tahun 2010 ketika gedung Capital Gate di Abu Dhabi selesai dibangun dan mencatatkan kemiringan yang lebih besar. Namun, Suurhusen tetap dikenal sebagai menara bersejarah dengan kemiringan alami paling signifikan, sehingga tetap menjadi salah satu bangunan unik yang menarik perhatian banyak orang.

2. Kemiringannya gara-gara tanah gambut

potret Menara Suurhusen yang tampak miring akibat fondasinya turun di atas tanah gambut
potret Menara Suurhusen yang tampak miring akibat fondasinya turun di atas tanah gambut (commons.wikimedia.org/Matthias Süßen)

Kemiringan Menara Suurhusen sebenarnya dipicu oleh kondisi tanah tempat bangunan ini berdiri. Menurut sejarawan lokal Tjabbo van Lessen, kawasan tersebut dulunya berupa tanah gambut yang selalu basah, sehingga fondasi yang terbuat dari kayu ek tetap stabil. Masalah muncul ketika lahan di sekitarnya mulai dikeringkan pada abad ke-19, membuat tanah gambut mengempis dan kayu ek di fondasi mulai membusuk, sehingga tidak lagi mampu menopang struktur dengan baik.

Perubahan kondisi tanah itu membuat fondasi menara turun tidak merata, sehingga bangunan perlahan mulai miring. Kemiringan ini semakin terlihat dari tahun ke tahun, hingga akhirnya dilakukan pengukuran yang membuktikan bahwa posisi menara sudah menyimpang cukup jauh dari posisi awalnya. Kondisi inilah yang kemudian memicu berbagai upaya perbaikan struktur di tahun-tahun berikutnya.

3. Saksi bisu perjalanan Suurhusen sejak abad pertengahan

potret Gereja dan Menara Suurhusen, menjadi saksi sejarah desa selama berabad-abad
potret Gereja dan Menara Suurhusen, menjadi saksi sejarah desa selama berabad-abad (commons.wikimedia.org/Matthias Süßen)

Menara Suurhusen berdiri sebagai bagian dari sebuah gereja yang sejarahnya sudah dimulai sejak abad ke-13. Pada masa itu, bangunan gereja melambangkan perkembangan awal komunitas di wilayah Suurhusen, sekaligus mencerminkan gaya arsitektur yang umum di Eropa pada periode tersebut. Struktur aslinya dibangun sederhana, namun kuat, sehingga bisa bertahan melewati perubahan zaman selama berabad-abad.

Baru pada tahun 1450, menaranya ditambahkan ke bangunan gereja yang sudah ada. Perpaduan antara gereja abad ke-13 dan menara abad ke-15 inilah yang kemudian membentuk kompleks bersejarah yang kita kenal sekarang. Dengan usianya yang mencapai ratusan tahun, Menara Suurhusen menjadi saksi panjang perjalanan desa kecil Suurhusen, sekaligus menunjukkan bagaimana bangunan kuno dapat tetap bertahan hingga masa modern.

4. Masih digunakan sampai sekarang

potret Gereja Suurhusen yang masih aktif digunakan hingga sekarang
potret Gereja Suurhusen yang masih aktif digunakan hingga sekarang (commons.wikimedia.org/Jochen Teufel)

Meski pernah berada dalam kondisi berbahaya dan sempat ditutup pada tahun 1970-an, gereja dan Menara Suurhusen kini kembali digunakan hingga hari ini. Kondisi menara yang semakin miring kala itu membuat bangunan dianggap tidak aman, sehingga akses publik terpaksa dihentikan. Namun, situasi berubah pada awal 1980-an ketika dilakukan proyek restorasi besar. Fondasi lama yang terbuat dari kayu digantikan dengan tiang beton bertulang yang jauh lebih kuat, sehingga mampu menstabilkan kemiringan menara.

Usaha penyelamatan ini tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat Suurhusen sendiri. Warga setempat menyadari bahwa gereja dan menara tersebut merupakan bagian penting dari identitas desa. Berkat kerja sama antara warga, pemerintah Niedersachsen, dan para ahli konstruksi, bangunan ini akhirnya dibuka kembali pada tahun 1985. Kini, gereja tersebut masih aktif digunakan dan menara miringnya tetap menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung.

5. Lokasinya berada di desa kecil yang sangat tenang

potret suasana pedesaan yang tenang tempat Gereja Suurhusen berdiri
potret suasana pedesaan yang tenang tempat Gereja Suurhusen berdiri (commons.wikimedia.org/Foto Fitti)

Menara Suurhusen berada di sebuah desa kecil bernama Suurhusen, yang terletak di East Frisia, Jerman. Desa ini dikenal dengan suasananya yang sangat tenang, lengkap dengan rumah-rumah bata tradisional dan ritme kehidupan yang berjalan santai. Di sekelilingnya terbentang hamparan ladang hijau yang luas, dihiasi kincir angin dan hewan ternak yang merumput, menciptakan pemandangan pedesaan khas Jerman Utara yang sederhana namun menenangkan.

Ketenangan desa ini semakin terasa berkat bentang alamnya yang datar dan terbuka. Lingkungan yang hening dan alami tersebut tidak hanya memperkuat daya tarik historis Menara Suurhusen, tetapi juga menunjukkan bagaimana kehidupan desa tradisional tetap terjaga dengan baik hingga saat ini. Menara ini pun berdiri sebagai bagian yang menyatu erat dengan karakter pedesaan yang damai dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan.

Menara Suurhusen membuktikan bahwa sejarah tidak selalu hadir dalam bentuk yang megah, tetapi justru dalam bangunan sederhana yang mampu bertahan melintasi waktu. Dari kemiringannya yang unik hingga lingkungan desanya yang tenang, menara ini menjadi pengingat bahwa tempat kecil pun bisa menyimpan kisah panjang yang berharga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Science

See More

[QUIZ] Coba cek, Apakah Kamu Lebih Pintar dari Anak Kelas 4 SD?

24 Des 2025, 09:44 WIBScience