Sejarah Farmasi Amerika di Abad ke-19

Medis saat ini sangat berbeda dengan zaman dulu. Ilmu di balik kondisi medis tidak dipahami dengan baik, begitu pula cara kerja bagian dalam anatomi manusia. Orang zaman dulu mempercayai beberapa hal unik tentang obat-obatan, dan perawatan medisnya terlihat sangat aneh di mata orang modern. Pengobatan zaman dulu berkisar pada gagasan tentang empat "humors", atau empat cairan berbeda di dalam tubuh. Penyakit berasal dari keempat zat itu: darah, dahak, empedu kuning, dan empedu hitam, yang dianggap tidak seimbang, sehingga perawatannya berkisar pada pengembalian keseimbangan.
Akan tetapi, ketika abad ke-19 bergulir, gagasan mendasar di balik kedokteran dan anatomi mulai bergeser ke hal yang lebih akrab dengan pengobatan modern. Apotek bermunculan untuk memenuhi resep baru. Namun, apotek abad ke-19 tidak seperti toko obat saat ini. Permulaan apotek modern muncul dari abad ini, meskipun terselip beberapa keunikannya tersendiri. Berikut ini adalah sejarah farmasi di Amerika tahun 1800-an.
1. Tidak ada banyak regulasi di awal abad ke-19

Pada abad ke-19, farmasi adalah praktik yang relatif baru, tetapi, secara umum, ada beberapa kesamaan antara praktik farmasi di Eropa dan AS. Namun, sebenarnya ada banyak perbedaan mendetail antara masing-masing apotek di dua benua tersebut. Tidak seperti di Eropa, di Amerika belum ada tindakan hukum apa pun untuk mengatur industri farmasi hingga paruh kedua abad ke-19.
Akibatnya, farmasi menjadi semacam praktik yang bisa dibuka oleh siapa saja. Siapa pun dapat membuka apotek, dan mereka dapat melakukannya dengan sertifikasi resmi yang tidak ketat, asalkan mereka pernah magang sebelumnya atau menyelesaikan diploma. Definisi apotek juga masih berubah-ubah, dengan fungsinya yang seringkali tumpang tindih dengan bisnis lain seperti toko kelontong.
Pada akhirnya, apotek tidak dapat diandalkan untuk pengobatan yang sah, dan apoteker dapat berubah menjadi penjual minyak ular. Namun, diabad ke-19 inilah terjadi pembentukan sekolah farmasi khusus, serta lembaga resmi seperti American Pharmaceutical Association. Meskipun butuh beberapa waktu untuk membuat peraturannya nyata dan membuat perbedaan.
2. Apotek abad ke-19 memiliki simbol khusus

Apotek di abad ke-19 memiliki beberapa simbol atau ikon yang mewakilinya. Salah satunya adalah mortar dan alu yang biasa digunakan apoteker. Simbol ini ditempelkan di dinding luar etalase toko atau kaca jendela. Selain itu, ada item lain yang terkait erat dengan apotek, yaitu show globe, botol kaca berisi air berwarna cerah. Botol kaca yang menarik perhatian ini dipajang di dekat jendela dan berbaris di samping botol kaca satu sama lain, dan mereka menjadi simbol apotek yang diakui secara luas.
3. Farmasi atau toko apotek dirancang dengan sangat elegan dan mewah

Apotek abad ke-19 dirancang untuk mengesankan banyak orang, terutama jika menyangkut interiornya. Meskipun apotek menjadi tempat untuk mengambil obat-obatan dan menangani penyakit, apotek juga dirancang agar terlihat luas dan mewah. Pajangan, ukiran, atau patung mewah dapat ditemukan di dalam apotek, belum lagi soda fountain (air mancur soda) yang ada di mana-mana. Lampu gantung juga dapat ditemukan di langit-langit apotek paling mewah. Tidak saja apotek besar yang memiliki ini, bahkan dalam skala yang lebih kecil, toko-toko ini dirancang agar terlihat berkelas.
Dekorasi apotek yang paling dikenal adalah botol kaca, atau, lebih tepatnya, banyak sekali botol dan stoples kaca. Foto-foto di laman History menggambarkan toko apotek di abad ke-19 yang dipenuhi dengan rak-rak di dindingnya untuk menaruh botol-botol yang tersusun dengan berbagai ukuran dan warna. Botol-botol ini berisi berbagai jenis cairan atau bahan umum untuk obat-obatan.
4. Terkadang, toko apotek di abad ke-19 menjual barang-barang lain selain obat-obatan

Apotek yang kita temui hari ini biasanya menjual banyak obat-obatan, tetapi di masa lalu, apotek dapat memenuhi banyak sekali kebutuhan. Pada abad ke-19, seorang apoteker menyebut diri mereka sebagai ahli kimia, apoteker, atau kombinasi dari gelar-gelar itu, seperti ahli obat dan ahli kimia farmasi.
Beberapa apotek adalah dua toko yang disatukan, satu bagiannya adalah apotek, di satu bagian lainnya biasanya menjual sesuatu yang sangat berbeda. Satu toko lain biasanya menjual barang-barang umum seperti bahan makanan, tetapi ada pula yang menjual perhiasan, jam tangan, atau bahkan piano.
5. Bidang farmasi di abad ke-19 mencakup banyak pekerjaan

Secara umum, beberapa kali di masa lalu, apoteker juga dapat merangkap sebagai praktisi dari banyak disiplin ilmu kedokteran lainnya. Terkadang, mereka menawarkan layanan sebagai dokter mata dan dokter gigi. Namun, yang paling umum, apoteker juga bertindak sebagai dokter umum.
Di zaman modern, kedua profesi ini dipisahkan, tetapi di abad ke-19, kebanyakan orang dapat pergi ke apoteker tidak hanya untuk membeli obat-obatan, tetapi juga untuk diagnosis. Tumpang tindih antara apoteker dan dokter ini membuat mereka menjadi orang pertama yang mengetahui penyakit, dan yang pertama mengetahui cara mengobati penyakit tersebut.
6. Apoteker abad ke-19 meracik obat dengan caranya tersendiri

Apoteker abad ke-19 sering membuat obat racikan mereka sendiri dengan menggunakan formula dan proses yang khusus. Mereka menggunakan berbagai jenis tanaman, serangga, dan mineral, serta semua peralatan yang diperlukan untuk mencampur dan mengemas obat mereka di tempat. Mortar dan alu adalah perlengkapan pokok apoteker, digunakan untuk menghancurkan dan menggabungkan bahan apa pun untuk membuat obat tertentu. Lalu, obat yang dihancurkan itu bisa dijadikan pil, plester, kapsul, dan suntikan.
7. Ada banyak iklan yang ditempelkan di jendela toko

Baik interior maupun eksterior apotek abad ke-19 dibuat sebagus mungkin untuk tujuan iklan. Pemiliknya biasanya menempelkan tanda di jendela untuk menarik orang masuk, atau di sepanjang dinding untuk meyakinkan pelanggan tentang apa yang harus dibeli. Biasanya, iklan tersebut akan menggambarkan barang-barang umum atau perlengkapan mandi, tetapi banyak apoteker yang juga mengiklankan obat-obatan eksklusif yang mereka tawarkan. Lagi pula, apoteker saat itu membuat obatnya sendiri, sehingga mereka akan mengklaim bahwa produk mereka lebih bagus daripada yang lain.
8. Soda fountain menjadi mesin minuman terkenal di apotek abad ke-19

Toko apotek abad ke-19 hingga awal abad ke-20, terkenal dengan soda fountain (mesin air mancur soda) antiknya itu. Soda fountain merupakan cara terbaik untuk menarik lebih banyak orang, karena apotek adalah bisnis pertama. Soda fountain memiliki iklan yang menggambarkan sebuah keluarga yang sedang menikmati soda saat mereka berkunjung ke apotek.
Pada saat itu, soda diyakini memiliki tujuan pengobatan, yang sebenarnya sudah digembar-gemborkan sejak tahun 1767, saat minuman bersoda pertama kali ditemukan. Apoteker akan meracik sendiri air berkarbonasi sederhana dengan menambahkan bahan lain yang dianggap memiliki manfaat kesehatan. Tentu saja, zat aditifnya berkisar dari gula dan perasa, hingga heroin dan kokain, tetapi minumannya sangat laku. Coca-cola, Pepsi, dan 7-Up adalah beberapa minuman bersoda masa kini yang berasal dari apotek abad ke-19, lho.
9. Obat-obatan terlarang tersedia dengan bebas di apotek abad ke-19

Obat-obatan di apotek modern memiliki nama yang rumit. Namun, pada abad ke-19, hal ini sangatlah berbeda. Opium dapat ditemukan di apotek abad ke-19. Hal yang sama berlaku untuk morfin dan heroin, bersama dengan sejumlah obat lain yang pasti tidak akan ditawarkan secara bebas di abad ke-21.
Dalam hal ini, soda farmasi terkadang dicampur dengan obat serupa. Kokain juga digembar-gemborkan sebagai stimulan ajaib dan aman yang dapat ditambahkan ke soda tersebut. Semua obat tersebut tidak dianggap berbahaya pada saat itu, dan hanya dianggap obat biasa untuk penghilang rasa sakit, stimulan, atau bahkan anti diare.
Ilmu kecanduan belum dipelajari. Bahkan ketika para peneliti mulai mempelajarinya sekitar pergantian abad ke-20, apotek masih menjual obat-obatan adiktif ini. Selain moral yang meragukan, sifat adiktif ini dapat membuat pelanggan kembali lagi.
Namun, obat keras bukan satu-satunya yang ditawarkan. Ilmu kedokteran masih berkembang, yang berarti beberapa praktik lama tetap ada. Catatan khusus adalah fakta bahwa beberapa apotek menawarkan lintah, yang dapat dibeli dan dibawa ke dokter untuk teknik lama seperti pertumpahan darah.