Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Selat Bering, Lautan Sempit Antara Amerika Serikat dan Rusia

peta selat bering
peta lokasi selat bering (wikimedia.org/Aplaice)
Intinya sih...
  • Selat Bering memisahkan Rusia dan Amerika Serikat sejauh 85 km, dengan kedalaman rata-rata 30-50 meter
  • Selat Bering berada di antara Samudra Pasifik dan Arktik, mengalirkan air hangat dari Pasifik ke Arktik
  • Selat Bering adalah habitat penting bagi fauna laut dan pernah menjadi daratan ribuan tahun yang lalu
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap kita melihat peta dunia versi dua dimensi, Rusia dan Amerika Serikat tampak berada di dua sisi belahan dunia yang berbeda. Rusia terlihat di sisi timur dan Amerika Serikat tampak di sisi paling barat. Akan tetapi, tahukah kamu kalau Rusia dan Amerika Serikat ternyata berjarak tidak terlalu jauh?

Mengingat bentuk Bumi yang bulat, sisi timur Rusia sebenarnya merupakan titik terdekat dari pesisir ujung barat Amerika Serikat, khususnya negara bagian Alaska. Rusia dan Amerika Serikat pada dasarnya hanya terpisah dua lautan yaitu Laut Bering dan Selat Bering.

Selain menjadi pembatas antara Benua Asia dan Amerika, Selat Bering juga sekaligus membatasi Samudra Arktik dengan Laut Bering. Meskipun hanya berupa celah kecil, Selat Bering merupakan kawasan perairan penting bagi Rusia dan Amerika Serikat. Mari kita eksplor lebih dalam beberapa fakta menarik seputar Selat Bering!

1. Selat Bering memisahkan Rusia dan Amerika Serikat sejauh 85 km

Cape Dezhnev
Cape Dezhnev, Rusia (wikimedia.org/Ansgar Walk)

Seperti kebanyakan laut jenis selat, Selat Bering memiliki lebar dan kedalaman yang tidak begitu besar. Dikutip dari Britannica, rata-rata kedalaman Selat Bering berkisar antara 30-50 meter dan jarak lebar terkecilnya sekitar 85 km.

Titik terdekat antara Rusia dan Amerika Serikat masing-masing terletak di Cape Dezhnev dan Cape Prince of Wales. Di Selat Bering, kita juga akan menjumpai Kepulauan Diomede yang terdiri dari Pulau Diomede Kecil milik Amerika Serikat dan Pulau Diomede Besar yang menjadi salah satu pangkalan militer Rusia.

2. Selat Bering berada di antara Samudra Pasifik dan Arktik

Laut Chukchi dari Rusia
Laut Chukchi dari salah satu pedesaan di Rusia (wikimedia.org/Ansgar Walk)

Di sisi utara dari Selat Bering, terdapat Laut Chukchi yang merupakan bagian dari perairan Samudra Arktik. Sementara itu, di sisi selatan, Selat Bering berbatasan dengan perairan Samudra Pasifik melalui keberadaan Laut Bering. Dengan kata lain, Selat Bering adalah lautan pasifik paling utara yang langsung berbatasan dengan Samudra Arktik.

Selat Bering berfungsi sebagai celah sempit yang mengalirkan air hangat dari Samudra Pasifik menuju Samudra Arktik. Dikutip dari NOAA Fisheries, air kaya nutrien yang berasal dari Samudra Pasifik sangat bermanfaat bagi keberlangsungan ekosistem di kawasan Samudra Arktik.

3. Selat Bering adalah habitat penting bagi banyak jenis fauna laut

kawanan anjing laut di selat bering
kawanan anjing laut di selat bering (pixabay.com/Natalia Kollegova)

Meskipun hanya sedalam 50 meter, Selat Bering merupakan habitat penting bagi banyak hewan laut. Paus beluga, orca, walrus, beruang kutub, dan aneka jenis anjing laut dapat ditemukan di seluruh perairan Selat Bering.

Menurut Ocean Conservancy, selain mamalia laut, Selat Bering juga menjadi habitat penting bagi burung-burung laut terutama saat musim kawin. Hal ini dapat dilihat dari jutaan sarang burung yang dapat ditemukan di sekitar Selat Bering.

4. Ribuan tahun yang lalu, Selat Bering sempat berubah menjadi daratan

suasana musim gugur di Bering Land Bridge Natural Preserve
suasana musim gugur di Bering Land Bridge Natural Preserve (wikimedia.org/Bering Land Bridge Natural Preserve)

Menjelang berakhirnya jaman es pada 10 ribu tahun lalu, Selat Bering mengalami penurunan temperatur yang berlangsung dalam waktu lama. Akibatnya, air di sekitar kawasan kutub mulai membeku dan berubah menjadi gletser.

Karena banyaknya gletser yang terbentuk, permukaan air laut pun menurun. Menurut informasi dari laman National Park Service, hal ini membuat daratan di bawah Selat Bering pun mulai tampak sebagai hamparan padang rumput yang menghubungkan Benua Asia dan Amerika. Daratan ini pun dinamai sebagai Beringia.

Kondisi Beringia mulai berubah ketika jaman es berakhir lalu disusul dengan kondisi Bumi yang menghangat. Kenaikan temperatur udara membuat es mencair dan air laut pun kembali menenggelamkan Beringia. Sedikit bagian dari daratan Beringia yang tersisa, telah ditetapkan menjadi kawasan konservasi dengan nama Bering Land Bridge Natural Preserve.

5. Selat Bering tak lepas dari ancaman kerusakan lingkungan

kapal yang melintas di Selat Bering
kapal yang melintas di Selat Bering (pixabay.com/WikimediaImages)

Setiap musim dingin tiba, air di Selat Bering akan membeku sehingga kawasan ini akan terlihat seperti daratan es. Ketika daratan es ini terbentuk, kapal-kapal penyeberangan akan sulit untuk melintas. Akan tetapi, dengan fenomena kenaikan temperatur Bumi, es yang ada di Selat Bering dapat meleleh secara masif.

Banyaknya es yang meleleh akan membuat Selat Bering menjadi lebih mudah untuk dilalui kapal. Bukan hanya kapal pesiar yang membawa wisatawan, kapal-kapal perdagangan ataupun yang berasal dari industri migas juga dapat melewati Selat Bering dengan lebih mudah.

Menurut Ocean Conservancy, kehadiran kapal-kapal tersebut di Selat Bering membawa potensi dampak kerusakan lingkungan seperti pencemaran air laut, kebisingan, juga tumpahnya minyak bumi ke air laut. Selain itu, hewan-hewan penghuni perairan Selat Bering juga rentan tertabrak oleh kapal-kapal yang melintas.

Dalam sejarahnya, Selat Bering beberapa kali berhasil diseberangi dari kedua sisi, terutama ketika laut tersebut dalam kondisi membeku. Pada tahun 2006, dua penjelajah dari Eropa, Dimitri Kieffer dan Karl Bushby, menempuh perjalanan selama 15 hari untuk menyeberangi Selat Bering dengan berjalan kaki. Akan tetapi, sejak tahun 2012, pemerintah Rusia telah menetapkan pesisir Selat Bering yang ada di wilayahnya sebagai kawasan militer sehingga tidak semua orang dapat memasukinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Science

See More

6 Fakta Basket Starfish, Punya Lengan Bercabang untuk Menangkap Mangsa

18 Nov 2025, 19:29 WIBScience