Sindrom Burnout: Kejenuhan Rutinitas Kerja, Ini Faktanya!

Ketika pertama kali bekerja, kamu pasti merasa bersemangat. Menemukan tujuan hidup, mendapat teman baru. Semuanya serba menyenangkan dan menantang. Kamu melakukan apapun dengan semangat untuk membuktikan kamu adalah orang yang benar untuk posisi yang ditunjuk.
Beberapa bulan kemudian, ketika kamu terbangun di pagi hari, kamu merasakan tidak ada energi untuk bangun dari tempat tidur. Kamu mematikan alarm jammu dan menatap langit-langit kamarmu sambil berpikir untuk malas bekerja. Ada pikiran yang terlintas, “Apakah ini pekerjaan yang sungguh-sungguh cocok untukku?” Tidak ada motivasi untuk bekerja.
Ketahuilah yang kamu alami dinamakan sindrom burnout, sindrom kejenuhan akan pekerjaanmu. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Sindrom burnout berhubungan erat dengan stres
Kamu sering menganggap jika stres memiliki gejala seperti tangan berkeringat hingga jantung berdegup kencang. Dalam kasus sindrom burnout/burnout syndrome (BOS), stres jauh lebih dalam daripada itu.
Jarang ada gejala fisik yang tampak, namun sering kali kamu merasakan tidak adanya gairah dalam menjalani hari-harimu. Stres ini bisa datang deadline pekerjaan, banyaknya tugas yang tak kunjung selesai, hingga pengulangan rutinitas terus menerus.