Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
freepik.com/elnurfreepik

Ketika pertama kali bekerja, kamu pasti merasa bersemangat. Menemukan tujuan hidup, mendapat teman baru. Semuanya serba menyenangkan dan menantang. Kamu melakukan apapun dengan semangat untuk membuktikan kamu adalah orang yang benar untuk posisi yang ditunjuk.

Beberapa bulan kemudian, ketika kamu terbangun di pagi hari, kamu merasakan tidak ada energi untuk bangun dari tempat tidur. Kamu mematikan alarm jammu dan menatap langit-langit kamarmu sambil berpikir untuk malas bekerja. Ada pikiran yang terlintas, “Apakah ini pekerjaan yang sungguh-sungguh cocok untukku?” Tidak ada motivasi untuk bekerja.

Ketahuilah yang kamu alami dinamakan sindrom burnout, sindrom kejenuhan akan pekerjaanmu. Berikut ini adalah penjelasannya.

1. Sindrom burnout berhubungan erat dengan stres

time.com

Kamu sering menganggap jika stres memiliki gejala seperti tangan berkeringat hingga jantung berdegup kencang. Dalam kasus sindrom burnout/burnout syndrome (BOS), stres jauh lebih dalam daripada itu.

Jarang ada gejala fisik yang tampak, namun sering kali kamu merasakan tidak adanya gairah dalam menjalani hari-harimu. Stres ini bisa datang deadline pekerjaan, banyaknya tugas yang tak kunjung selesai, hingga pengulangan rutinitas terus menerus.

2. Sindrom burnout adalah gangguan terhadap mental

Editorial Team

Tonton lebih seru di