Tak Manusiawi, 11 Fakta Mengejutkan di Balik Proyek MK-Ultra

Stansfield Turner, direktur CIA yang bersaksi tentang program MKUltra pada tahun 1977, mengatakan bahwa proyek MKUltra dilakukan untuk mengembangkan penggunaan bahan biologis dan kimia dalam mengubah perilaku manusia.
Beroperasi di bawah payung MKUltra sebanyak 162 subproyek, dengan sebanyak 80 organisasi berbeda yang terlibat dalam penelitian. Sayangnya, pada tahun 1973, sebagian besar dokumen yang terkait dengan MKUltra dihancurkan.
Namun, ada beberapa yang berhasil diamankan, termasuk dokumentasi pada Sub-proyek 42 — juga dikenal sebagai Operasi Klimaks Tengah Malam, dan sub-proyek 68. Ada Dr. Donald Ewen Cameron, seorang psikiater yang melakukan eksperimen mengerikan hingga dijuluki "Mengele Skotlandia." Berikut penjelasannya.
1. Eksperimen ini dimulai oleh Dr. Donald Hebb dengan dukungan pemerintah

Universitas McGill Kanada mengungkapkan bahwa Sub-proyek 68 MKUltra sudah dimulai sebelum Dr. Ewen Cameron terlibat. Pada tahun 1951, beberapa tahun sebelum pemerintah AS dan CIA menyetujui MKULtra, ada pertemuan rahasia yang diadakan di Ritz-Carlton di Montreal. Pertemuan itu membahas serangkaian eksperimen yang didukung oleh Inggris, Amerika, dan Kanada.
Direktur psikologi Universitas McGill saat itu, Dr. Donald Hebb, membuat eksperimen yang melibatkan mahasiswanya. Hebb membayar mahasiswanya untuk berpartisipasi. Mereka ditempatkan di sebuah ruangan selama 24 jam, dengan menghilangkan semua input sensorik mereka. Hasilnya, mereka menjadi sangat sensitif terhadap rangsangan sensorik yang mereka terima. Hebb menyerahkan temuannya ke CIA. Akan tetapi, itu baru permulaan.
2. Dr. Ewen Cameron bergabung dengan proyek MKUltra

CBC mengatakan bahwa CIA merekrut Dr. Donald Ewen Cameron selama beberapa tahun dalam proyek MKUltra. Cameron direkrut pada tahun 1957. Dia memiliki daftar kredensial yang panjang, dia lulusan Universitas Glasgow dan Johns Hopkins. Pada 1930-an, dia dipuji karena mendirikan banyak klinik psikiatri.
Cameron juga salah satu dari sekelompok profesional kesehatan mental yang dikirim untuk mengevaluasi para pemimpin Nazi dalam Pengadilan Nuremberg.
Karyanya mengungkapkan bahwa penyakit mental dapat "disembuhkan". Cameron juga menyarankan penyembuhan dengan terapi kejut listrik dan koktail, yang digunakan untuk mengendalikan otak dan menghilangkan penyakit yang bersangkutan.
3. Cuci otak (depatterning)

Mengutip tulisan The Guardian, tersiar video tawanan perang Amerika dari Perang Korea yang memaki negara mereka sendiri dan memuji Komunisme. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi AS. Di sinilah, Dr. Ewen Cameron mengembangkan teori cuci otak.
Dia mencoba berbagai hal, termasuk terapi kejut listrik dan dosis obat-obatan dalam jumlah besar, termasuk LSD. Subjek akan dibius hingga koma dengan diinduksi secara medis. Mereka juga tidak diizinkan keluar, kecuali untuk makan dan ke kamar mandi.
Saking mengerikannya penelitian ini, beberapa orang mengalami kelumpuhan, tidak bisa berbicara, atau berpakaian sendiri. Hal ini memang sengaja dilakukan untuk mengubah pikiran mereka seperti baru lagi, lalu menjalani eksperimen yang disebut "psychic driving."
4. Uji coba psychic driving

Bagian kedua dari percobaan ini terinspirasi oleh Cerebrophone, yaitu alat perekam "belajar sambil tidur". Pasien akan mendengarkan pesan audio dari sebuah kaset yang diputar berulang-ulang.
Sesi terapi Cameron ini dilakukan ketika pasien pertama kali datang, dengan audio yang berisi pesan-pesan negatif, dan sangat traumatis. Lalu, mereka akan diberikan berbagai obat, dan audionya digantikan dengan pesan-pesan positif.
Namun, banyak pasien Cameron yang tidak mau mendengarkannya. Dia akhirnya memasang kabel speaker ke helm dan menguncinya di kepala pasien, tapi itu tidak ideal. Beberapa pasien bahkan membenturkan kepala mereka ke dinding untuk melepaskan helmnya.
Saat itulah dia menginduksi pasiennya agar tak sadarkan diri dan memutar audio itu selama yang dia inginkan. Pasien mendengarkan pesan audio yang diulang ratusan ribu kali, karena mereka berada dalam keadaan koma hingga satu bulan lamanya.
5. Kisah tragis Esther Schrier

Esther Schrier, seorang perawat di Rumah Sakit Umum Yahudi Montreal, kehilangan anak pertamanya di usia tiga minggu karena infeksi staph. Lalu, saat hamil anak kedua, Esther Schrier mengunjungi Dr. Ewen Cameron pada Februari 1960 untuk mengatasi kecemasan, depresi, dan postpartumnya.
Namun, Esther mengalami koma selama sebulan akibat obat yang diberikan kepadanya, berat badannya bahkan turun hingga 5,8 kg. Akhirnya terungkap dalam sebuah dokumen pada 10 Maret, yang tertulis bahwa Esther dalam tahap kedua depatterning (cuci otak).
Pada 12 Maret, catatannya menunjukkan bahwa dia tidak bisa berdiri, berbicara, hampir tidak bisa menelan, dan berada di bawah pengawasan dokter kandungan karena pendarahan parah. Uji coba Cameron berhenti ketika dia melahirkan. Sekembalinya pulang, Esther tidak dapat merawat anaknya. Dia tidak normal seperti dulu.
6. Dari seorang dokter menjadi pasien

Pada tahun 1984, New Scientist melaporkan gugatan yang diajukan atas nama beberapa orang yang menjadi bagian dari Sub-proyek MKUltra 68. Mereka bersikeras bahwa mereka tidak bersedia menjadi peserta.
Hal ini juga menimpa Dr. Morrow, yang mengajukan permohonan beasiswa dalam psikiatri dengan Cameron. Pada bulan Desember 1959, dikutip laman Consumer Law Grou, Cameron mendiagnosis Morrow dengan gangguan kecemasan. Alih-alih belajar psikiatri, ia malah dirawat di Allan Memorial Institute, didiagnosis menderita skizofrenia, dan diberi barbiturat dosis tinggi hingga memicu reaksi alergi dan kehabisan oksigen ke otak.
Akibatnya, Morrow mengalami cacat permanen, ia tidak dapat mengenali orang terdekatnya, dan kehilangan sebagian besar ingatannya. Keluarganya menggugat, setelah mengetahui bahwa Morrow adalah bagian dari program MKULtra. Sayangnya, tuntutan hukum mereka ditolak.
7. Cameron ingin merevolusi kesehatan mental

Menurut "Brainwashing's Avatar: The Curious Career of Dr. Ewen Cameron," Cameron memiliki banyak pekerjaannya di Allan Memorial Institute selain cuci otak. Dia ingin menyembuhkan skizofrenia, dan juga ingin memenangkan Hadiah Nobel untuk itu.
Cameron ingin merevolusi pandangan psikologi dan psikiatri tentang penyakit mental. Tujuannya adalah untuk menstandarkan pengobatannya, dan untuk skizofrenia, dia ingin membuka "gerbang ke bidang metode psikoterapi baru." Hal ini seperti membuat pasien dalam keadaan koma, jumlah dan durasi perawatan kejut listrik, dan dosis obat yang tepat.
8. Berakhirnya eksperimen

Dr. Ewen Cameron meninggalkan Allan Memorial Institute pada tahun 1964, posisinya sebagai ketua departemen psikiatri diserahkan kepada asistennya, Robert Cleghorn.
Cleghorn menjalani tugasnya seperti apa yang dilakukan Cameron. Itu menjelaskan mengapa ketika mereka diperintahkan untuk menghentikan depatterning dan psychic driving terhadap pasien, mereka menolak. Baru pada tahun 1965, beberapa bulan setelah mereka diperintahkan untuk mengakhiri eksperimen.
9. Dokumen proyek MKUltra bocor, dan mereka yang terlibat saling menyalahkan

Cameron tidak pernah mendapatkan Hadiah Nobelnya, bahkan, dia meninggal tidak lama setelah meninggalkan Allan Memorial Institute. Menurut putranya, Duncan, kepada WBUR, pada tahun 1967, Cameron bersama putranya yang bernama James mendaki Gunung di Adirondacks. Saat tiba di puncak, dia mengalami serangan jantung dan meninggal seketika.
Pada saat itu, informasi tentang proyek kamar tidur Cameron bocor. Setelah beritanya menjadi trending, Donald Hebb, psikiater yang memulai eksperimen deprivasi sensoriknya justru menuduh Cameron sebagai kriminal atas eksperimennya terkait cuci otak.
Lalu bagaimana dengan CIA, yang telah menyetujui dan mendanai penelitian ini? John Gittinger, agen yang bertugas mengawasi proyek MKultra justru hanya berkata, "Nah, itu adalah kesalahan bodoh. Kita seharusnya tidak melakukannya, aku menyesal telah melakukannya."
10. Dokumen-dokumen yang hilang

Eksperimen Dr. Ewen Cameron lebih banyak diketahui dan dibicarakan daripada beberapa proyek MKUltra lainnya, hal ini karena banyak informasi yang hilang dan diduga dihancurkan.
Pada 1983, Duncan Cameron yang merupakan putra Ewen Cameron dipanggil ke pengadilan untuk bersaksi tentang dokumen-dokumen ayahnya. Sebelumnya, ibunya mengkonfirmasi bahwa ada 12 kotak kertas yang diamankan putranya dan keduanya pengacaranya.
Duncan mengungkapkan bahwa dia telah memeriksa dan mengeluarkan "beberapa kertas" yang mengidentifikasi "pasien tertentu." Meskipun dia tidak menyebutkan nama atau memberikan detailnya secara spesifik, dia mengatakan bahwa makalah yang berhubungan dengan pasien sudah dihancurkan.
11. Teknik penyiksaan modern terinspirasi oleh eksperimen Dr. Ewen Cameron

Karya Dr. Ewen Cameron mungkin telah didiskreditkan oleh para psikiatri, tetapi bukan berarti itu hilang. Pada tahun 1963, CIA menerbitkan manual Kubark Counterintelligence Interrogation, pedoman untuk membuat seseorang berbicara dan mengakui sesuatu.
CBC mencatat bahwa pedoman itu bersumber dari karya Cameron, seperti "perampasan rangsangan sensorik, ancaman dan ketakutan, rasa sakit, hipnosis dan narkosis." Buku pedoman ini diperbarui pada tahun 1980, dengan menambahkan praktik pengekangan dalam "peti mati", dan itu masih sangat kontroversial.
Pada tahun 2020, sutradara Stephen Bennett merilis film dokumenter "Eminent Monsters," sebuah film yang meneliti karya Cameron dan teknik penyiksaan yang digunakan oleh organisasi di seluruh dunia, termasuk CIA.
Banyak ambisi manusia yang justru menyakiti dan mencederai orang lain. Meskipun proyek MKUltra ini sudah terbongkar dan ditentang abis, ternyata masih ada beberapa praktiknya yang masih digunakan. Sangat disayangkan, ya.