Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tak Melulu Kobra, 6 Ular Ini Juga Bisa Mengembangkan Lehernya!

Kobra palsu, salah satu ular yang bisa mengembangkan lehernya (commons.wikimedia.org/Rushen)

Siapa yang tidak kenal ular kobra? Ular yang bisa mengembangkan leher ini terkenal karena keganasan dan bisanya yang mematikan. Bahkan beberapa jenis kobra juga mampu menyemburkan bisa, lho! Ditambah penyebarannya yang luas di Asia dan Afrika menjadikan pamor ular ini semakin naik.

Tapi ternyata tak cuma kobra yang bisa mengembangkan leher. Kemampuan ini juga mampu digunakan ular lain untuk mengusir predator. Dari yang ukurannya kecil sampai besar ada banyak ular yang bisa mengembangkan leher. Simak artikel ini untuk mengetahui ular apa saja selain kobra yang mampu mengembangkan lehernya!

1. Kobra palsu

Kobra palsu mengembangkan lehernya (commons.wikimedia.org/Rohit Naniwadekar)

Punya nama kobra palsu atau ular bambu, dilansir The Reptile Database, ular dengan ilmiah Pseudoxenodon ini punya 6 spesies. Panjangnya sekitar 1 meter dan dapat ditemukan di Asia Tenggara. Wilayah penyebarannya mencakup Indonesia, Thailand, Tiongkok, India, Vietnam, Myanmar, Taiwan, dan Malaysia. Dia menghuni area hutan lembab, kebun atau bebatuan.

Penampilannya yang mirip kobra tidak semena-mena membuatnya berbahaya. Ular ini termasuk berbisa ringan dan tidak berbahaya bagi manusia. Kobra palsu juga hadir dalam berbagai warna seperti hijau, oranye dan cokelat. Ia akan mengangkat kepala dan mengembangkan leher saat merasa terancam, persis kobra. Sayangnya di Indonesia ular ini mulai sulit ditemukan. Habitatnya menyempit di hutan belantara dan pegunungan.

2. Mamba hitam

Black mamba di ranting (commons.wikimedia.org/Nick Evans00)

Walaupun ada kata hitam dinamanya, nyatanya warna ular ini silver atau abu-abu, lho. Kata hitam tersebut diambil dari bagian dalam mulutnya yang berwarna hitam pekat. Mulut tersebut juga jadi rumah bagi taring bisa yang bisa membunuh manusia cukup dengan 2 tetesan bisa. Punya nama ilmiah Dendroaspis polylepis ular ini cukup agresif dan tidak segan mengejar bahkan menggigit siapapun yang mengganggu.

Dilansir National Geographic, ular asli Afrika ini jadi ular tercepat di dunia. Kecepatannya tembus 20 km/jam, lebih cepat dari rata-rata manusia, lho. Kecepatan yang dipadukan dengan panjang mencapai 4.2 meter menjadikannya momok bagi hewan lain. Walau lehernya tidak terlalu besar saat mengembang, namun ular ini sukses menjadi salah satu predator puncak di habitatnya.

3. Rinkhals

Rhinkhals mengembangkan leher (commons.wikimedia.org/nmoorhatch)

Ular satu ini sangat mirip kobra, bisa mengecoh siapapun yang melihatnya. Rinkhals jadi salah satu ular unik dari Afrika. Dengan kemampuan mengembangkan leher, berbisa tinggi dan dapat menyemburkan bisa ia persis seperti kobra. Tapi jangan salah, punya nama ilmiah Hemachatus haemachatus, ular ini bukan kobra sejati. Kobra sejati masuk dalam genus Naja, sementara ular ini masuk dalam genus Hemachatus.

Animalia menyebutkan kalau ular ini juga unik karena akan berpura-pura mati jika merasa terancam. Dengan panjang 2.5 meter rinkhals juga tak bisa dibilang kecil. Aktif berburu di siang hari, ia sangat suka memakan mamalia, amfibi dan reptil. Afrika sebagai tempat berkumpulnya ular berbisa memang tak bisa diremehkan.

4. Ular hognose

Hognose mengembangkan leher (twitter.com/Massimo)

Moncongnya yang mengarah ke atas dan mirip hidung babi digunakan untuk menggali pasir dan menemukan mangsa. Dilansir EOL dan The Reptile Database, ular ini punya 14 spesies dari genus Heterodon, Leioheterodon dan Lystophis. Ular hognose tersebar di Amerika Utara, Amerika Selatan dan Afrika. Ular ini juga tidak berbahaya bagi manusia karena termasuk ular berbisa ringan.

Strategi pertahannya mirip rinkhals, yaitu pura-pura mati saat bertemu predator. Ia awalnya akan mengembangkan leher dan membuka mulut lebar-lebar. Jika tidak berhasil barulah ular ini akan membalikan tubuh dan pura-pura mati. Saat melakukannya ia juga mengeluarkan bau tak sedap. Strategi yang dilancarkan ular sepanjang 1 meter ini efektif untuk mengusir predator.

5. Ular picung

Ular picung di dedaunan kering (Wikimedia Commons/Thomas Brown)

Kali ini kita akan membahas ular yang yang tak biasa, yaitu ular yang berbisa dan beracun. Nick's Wildlife menjelaskan bahwa ular picung atau Rhabdophis subminiatus punya bisa di taring dan racun di leher. Bisanya disuntikan lewat gigitan dan racun di lehernya berbahaya jika terkena kulit atau termakan. Racun yang ia miliki didapat dari makanan favoritnya, yaitu kodok budug.

Ular picung dapat ditemukan di Indonesia dan beberapa negara lain di Asia Tenggara seperti Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, Malaysia, dan Singapura. Hutan, pinggir sungai, sawah, dan kebun jadi habitat favoritnya. Panjangnya hanya 1 meter dan saat terancam ia punya tiga mekanisme pertahanan. Pertama mengangkat kepala, kemudian mengembangkan leher dan terakhir mengeluarkan racun.

6. King kobra

King kobra mengembangkan lehernya (id.m.wikipedia.org/Rushenb)

Walau menyandang nama kobra, ular dengan panjang mencapai 5 meter ini bukan kobra sejati. Dilansir A-Z Animals, king kobra punya nama ilmiah Ophiophagus hannah dan berasal dari genus Ophiophagus. Seperti yang kita tahu kobra sejati berasal dari genus Naja. Selain itu disaat beberapa kobra sejati mampu menyemburkan bisa ular ini tidak mampu melakukannya.

Menyandang gelar ular berbisa terpanjang juga membuat ular ini mampu melebarkan leher dengan ukuran yang tak main-main. Saat melakukannya king kobra juga bisa menegakan kepala dengan sangat tinggi. Gelar "king" dinamanya juga bukan isapan jempol. Nama ini disematkan karena makanan king kobra adalah sesama ular. Dengan bisanya yang sangat kuat ia mampu memangsa ular apapun. Ular ini tersebar luas di Asia mulai dari Pakistan, Nepal, Bhutan, Thailand, India, Malaysia, Singapura, Vietnam, Laos, sampai Indonesia!

Kalau kamu mengira semua ular yang bisa mengembangkan leher adalah kobra, maka kamu salah. Ada kobra palsu, rinkhals, mamba hitam, king kobra, sampai ular picung. Mereka juga punya keistemewaan tersendiri, bahkan tidak semuanya berbahaya bagi manusia. Jika bertemu ular-ular tersebut kamu tak perlu bingung lagi untuk membedakannya dengan kobra!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us