6 Fakta Terwelu Laut, Hermaprodit yang Suka Makan Alga

Terwelu laut atau Sea hare merupakan penghuni lautan yang bentuknya unik. Mereka berada dalam famili Aplysiidae dengan nama ilmiah Aplysia dactylomela. Terwelu laut mempunyai tubuh lembut, cangkang bagian dalam berukuran kecil dan bagian seperti sayap disebut parapodia yang digunakannya untuk berenang. Kamu bisa mengenalnya dengan mudah dari cincin hitam dan garis hitam di tubuhnya yang berwarna hijau zaitun.
Ukuran terwelu laut biasanya kecil, hanya kisaran 7--20 sentimeter. Selain hijau, mereka juga bisa berwarna cokelat. Tertarik untuk tahu gaya hidup dan caranya bertahan di lautan? Berikut fakta dan penjelasannya yang bisa membantumu.
1. Wilayah penyebaran terwelu laut

Penyebaran terwelu laut berada di perairan pesisir di mana banyak tumbuh tanaman laut. Jadi, wilayahnya lebih dangkal di dekat pantai berbatu atau padang lamun. Area di mana mereka bisa terlindungi dari arus laut terbuka yang lebih kuat dan beresiko. National Marine Sanctuary Foundation menginformasikan bahwa terwelu laut berada banyak ditemukan di National Marine Sanctuary System termasuk Channel Islands, Monterey Bay dan Florida Keys.
2. Apa yang dimakan oleh terwelu laut?

Makanan utama dari terwelu laut adalah alga dan lamun. Mereka menjaga keseimbangan tanaman laut dan mencegah adanya pertumbuhan berlebih yang bisa menghabiskan oksigen dari air di sekitarnya. Jika terjadi, hal tersebut bisa meningkatkan kadar racun yang dihasilkan oleh alga. Tidak hanya sebagai pemangsa, terwelu laut juga diburu dan menjadi makanan dari lobster, bintang laut dan gastropoda yang lebih besar.
3. Pandai berkamuflase

Karena makanan utamanya adalah alga dan lamun, terwelu laut juga memiliki warna yang sama sehingga menyatu dengan lingkungan sekitarnya. Itu membuat mereka hampir tidak terlihat. Terwelu laut tampak seperti gumpalan kecokelatan dengan bintik hitam atau putih yang bervariasi. Mereka sering dianggap sebagai siput laut dan hewan tanpa cangkang lainnya, sebab mereka tampak serupa.
4 .Bagaimana caranya melindungi diri?

Habitat yang dihuni terwelu laut berada di sekitar bebatuan dan merumput seperti siput. Mereka menggunakan radula yang setara dengan lidah, tapi fungsinya seperti kikir untuk memotong rumput laut. Terwelu cukup licin dan mungkin sulit untuk ditangkap.
Berdasarkan informasi dari Moneterey Bay Aquarium, saat merasa terancam oleh pemangsa, mereka mengeluarkan cairan berwarna ungu gelap sebagai pertahanan diri. Itu didapatkannya dari alga yang dimakannya.
5. Mengapa dinamai terwelu laut?

Kamu mungkin bertanya-tanya, mengapa hewan laut satu ini dinamai terwelu laut? Melansir Discover Wildlife, di atas kepalanya terdapat sepasang tentakel yang disebut rhinophores, tampak menonjol seperti terwelu. Tentakel itu membentuk susunan sensorik yang digunakannya untuk mendeteksi makanan, pemangsa dan pasangannya.
Selain itu, terdapat bagian seperti rok berenda terbalik di punggungnya, terbuat dari pelengkap mirip sayap yang disebut parapodia. Di bawahnya terdapat cangkang bagian dalam yang lembut, ruang insang dan struktur yang disebut siphon, itu berguna untuk menyedot air masuk dan keluar. Hal tersebut memungkinkannya untuk bernapas.
6. Sistem perkawinan terwelu laut

Kehidupan perkawinan terwelu laut cukup aneh. Mereka adalah hermaphrodite, memiliki organ jantan dan betina. Hal tersebut bisa cukup membingungkan, saat rantai hewan terbentuk, masing-masing membuahi pasangannya dan bertelur di saat yang bersamaan. Mereka bertindak seperti betina dan jantan.
Saat musim kawin, mereka berada kelompok besar, berbaris dan membentuk rantai panjang yang terdiri dari 20 individu atau lebih. Setiap terwelu laut bisa memproduksi jutaan telur yang diatur dalam benang yang terlihat seperti spageti pink atau hijau. Telur itu akan menetas dalam waktu dua minggu.
Terwelu laut ternyata suka makan alga dan lamun, hal itu mempengaruhi habitat yang dihuni dan caranya untuk melindungi diri. Tidak hanya itu, mereka ternyata dinamai sebagai terwelu laut karena sepasang tentakel di kepalanya yang mirip terwelu, kerabat dari kelinci. Walaupun populasinya tidak terancam, mereka masih mengalami resiko penurunan jumlah karena perubahan iklim dan pembangunan di area pesisir.