Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tokoh Islam di Zaman Keemasan Abbasiyah yang Wajib Diketahui

ilustrasi Ibn Sina (commons.wikimedia.org/Lithograph by Bauer, printed by J. Ratch)

Pada masa Kekhalifahan Abbasiyah, dunia Islam mencapai puncak kejayaannya, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, budaya, dan peradaban. Zaman keemasan ini berlangsung dari abad ke-8 hingga abad ke-13, ketika Baghdad menjadi pusat intelektual dunia. Banyak tokoh Islam dari berbagai disiplin ilmu muncul dan memberikan kontribusi besar yang pengaruhnya masih terasa hingga saat ini.

Tokoh-tokoh ini tidak hanya terkenal di kalangan umat Islam, tetapi juga diakui oleh dunia Barat. Karya-karya mereka menjadi rujukan utama dalam berbagai bidang ilmu, mulai dari kedokteran, matematika, astronomi, hingga filsafat. Yuk, simak lima tokoh Islam di zaman keemasan Abbasiyah yang wajib diketahui!

1. Al-Khawarizmi (780–850 M)

ilustrasi Al-Khawarizmi (commons.wikimedia.org/Adam Harangozó)

Al-Khawarizmi dikenal sebagai bapak aljabar dan merupakan salah satu matematikawan paling berpengaruh di dunia. Karyanya, Al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabala, menjadi dasar dari ilmu aljabar modern. Dilansir dari Britannica, kontribusinya dalam bidang matematika sangat besar, terutama dalam pengembangan konsep angka nol dan sistem bilangan desimal.

Selain matematika, Al-Khawarizmi juga ahli dalam bidang astronomi dan geografi. Dia menulis beberapa buku penting yang digunakan sebagai rujukan oleh para ilmuwan Eropa selama berabad-abad. Peta dunia yang dibuatnya bahkan menjadi salah satu peta paling akurat di masanya.

2. Al-Razi (865–925 M)

ilustrasi Al-Razi (commons.wikimedia.org)

Al-Razi atau Rhazes merupakan seorang dokter, filsuf, dan ilmuwan yang terkenal dengan penemuan-penemuannya di bidang kedokteran. Menurut National Library of Medicine, Al-Razi adalah orang pertama yang membedakan antara cacar air dan campak, serta mengembangkan metode pengobatan yang lebih efektif. Karya monumentalnya, Kitab al-Hawi, menjadi referensi utama dalam dunia medis hingga abad ke-17.

Selain kedokteran, Al-Razi juga dikenal dalam bidang kimia dan filsafat. Ia menciptakan metode destilasi alkohol dan mengembangkan teori kimia yang mendasari ilmu kimia modern. Pemikirannya yang kritis dan inovatif membuatnya diakui di seluruh dunia.

3. Ibn Sina (980–1037 M)

ilustrasi Ibn Sina (commons.wikimedia.org/Lithograph by Bauer, printed by J. Ratch)

Ibn Sina, atau lebih dikenal dengan nama Avicenna di dunia Barat, merupakan salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah. Seperti dilansir dari Stanford Encyclopedia of Philosophy, karyanya yang paling terkenal, The Canon of Medicine, menjadi pedoman utama dalam dunia kedokteran selama ratusan tahun. Buku ini tidak hanya membahas tentang pengobatan, tetapi juga menjelaskan anatomi, fisiologi, dan farmakologi secara mendetail.

Selain sebagai dokter, Ibn Sina juga seorang filsuf dan ahli dalam bidang logika, matematika, serta astronomi. Pemikirannya banyak memengaruhi filsafat Barat, terutama melalui karya-karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.

4. Al-Farabi (872–950 M)

ilustrasi Al-Farabi (commons.wikimedia.org/Muhammad Atiyya Al-Ibrashi)

Al-Farabi dikenal sebagai filsuf dan ilmuwan Muslim yang memiliki pengaruh besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Dilansir dari Islamic Philosophy Online, ia dijuluki "Guru Kedua" setelah Aristoteles karena kontribusinya dalam bidang filsafat dan logika. Karyanya, Al-Madina al-Fadila, membahas konsep masyarakat ideal yang sangat relevan hingga saat ini.

Selain filsafat, Al-Farabi juga ahli dalam bidang musik dan menulis buku tentang teori musik yang sangat mendalam. Ia menciptakan beberapa instrumen musik dan mengembangkan notasi musik yang menjadi dasar bagi musik klasik Arab.

5. Ibn Al-Haytham (965–1040 M)

ilustrasi Ibn Al-Haytham (commons.wikimedia.org/artwork drawn by Adolph Boÿ, engraved by Jeremias Falck)

Ibn Al-Haytham, atau Alhazen, adalah seorang ilmuwan yang dikenal sebagai pelopor dalam bidang optik dan metode ilmiah modern. Menurut National Library of Medicine, karyanya Kitab al-Manazir (Book of Optics) menjadi landasan utama dalam ilmu optik dan mempengaruhi banyak ilmuwan Eropa, termasuk Roger Bacon dan Johannes Kepler.

Selain optik, Ibn Al-Haytham juga memberikan kontribusi dalam bidang matematika, astronomi, dan fisika. Eksperimen dan pendekatan ilmiahnya menjadi dasar metode ilmiah yang masih digunakan hingga saat ini.

Zaman keemasan Abbasiyah memang melahirkan banyak tokoh hebat yang tidak hanya mengharumkan nama Islam tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi peradaban dunia. Dari ilmu kedokteran hingga filsafat, para tokoh ini membuktikan bahwa Islam memiliki sejarah panjang dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Semoga kisah-kisah inspiratif mereka terus menjadi teladan bagi generasi masa kini dan mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us