Tulisan Tangan Dapat Meningkatkan Koneksi Otak, Ini Penjelasan Sains!

Di era digital saat ini, kebanyakan orang tidak lagi menulis di atas kertas. Dengan banyaknya perangkat digital seperti PC, laptop bahkan ponsel, aktivitas menulis menjadi lebih mudah dan nyaman. Cukup dengan mengetik huruf demi huruf, sebuah kata atau kalimat sudah bisa tercipta dengan sempurna.
Mengetik mungkin lebih cepat dibandingkan menulis dengan tangan. Namun menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Psychology, mengetik cenderung kurang merangsang otak. Hal ini berdasarkan percobaan dan penjelasan peneliti. Berikut penjelasannya, yu simak!
1.Tulisan tangan meningkatkan akurasi ejaan, daya ingat, dan pemahaman konseptual

Menulis tangan merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan perpaduan rumit antara komponen kognitif, kinestetik, dan persepsi-motorik. Ada perbedaan mendasar dalam konektivitas otak saat menulis tangan dan mengetik. Lambatnya proses menelusuri huruf dan kata dalam penulisan manual memberi individu lebih banyak waktu untuk memproses dan mempelajari materi.
Menulis dengan tangan ternyata dapat mendorong seseorang untuk belajar lebih dari sekedar mengetik. Meskipun mengetik akan lebih cepat dan praktis. Namun, menulis dengan tangan cenderung akan meningkatkan pemahaman konseptual secara keseluruhan.
2. Para peneliti melakukan sebuah eksperimen pada mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi Norwegia

Dalam studi baru, psikolog Audrey van der Meer dan Ruud van der Weel dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia Trondheim merekrut mahasiswa dan memasang elektroensefalografi (EEG) di kepala mereka. Para peneliti meminta mahasiswa untuk mengetik dan menulis tangan secara kursif dengan pena digital sebuah kata yang muncul di layar komputer. Kemudian para ilmuwan mencari koherensi, yaitu ketika dua area otak aktif dengan frekuensi gelombang listrik yang sama dalam waktu yang bersamaan. Parameter ini dapat mengungkap kekuatan konektivitas fungsional antar wilayah berbeda di otak.
Dengan tulisan tangan, para peneliti melihat peningkatan aktivitas, khususnya pada pita frekuensi rendah yang disebut alfa dan theta, tidak hanya di area motorik yang diharapkan akibat gerakan tersebut tetapi juga di area lain yang terkait dengan pembelajaran. Pita frekuensi rendah ini sebelumnya telah terbukti mendukung proses memori.
Ketika tim membandingkan kedua eksperimen tersebut, mereka menemukan bahwa tulisan tangan meningkatkan konektivitas antara wilayah otak parietal yang terlibat dalam pemrosesan sensorik dan motorik, serta wilayah pusat, yang banyak di antaranya terlibat dalam memori. Sedangkan proses aktivasi otak yang berbeda terjadi ketika seseorang mengetik di keyboard komputer.
3. Saat mengetik hanya sebagian kecil otak yang aktif

Temuan tersebut menghasilkan bahwa tulisan tangan mengaktifkan hampir seluruh otak, sedangkan mengetik hampir tidak mengaktifkan otak. Otak tidak terlalu tertantang saat menekan tombol pada keyboard dibandingkan saat membentuk huruf dengan tangan.
Misalnya, ketika seseorang membentuk huruf dengan tangannya, huruf “A” terlihat sangat berbeda dengan huruf “B” dan memerlukan pola gerakan yang berbeda pula. Sebaliknya, saat mengetik semua tombol terlihat sama dan tidak ada gerakan yang berbeda. Oleh karena itu,, mengetik hanya membutuhkan lebih sedikit aktivitas otak di korteks visual dan motorik.
Seperti yang kita ketahui, keduanya memiliki kelebihan masing-masing. Baik yang menulis dengan tangan ataupun dengan cara mengetik. Namun perlu diingat, di era digital saat ini tulisan tangan tetap tidak boleh ditinggalkan. Karena memiliki manfaat dan dampak positif yang luar biasa.