5 Ular yang Menghuni Area Air Terjun, Harus Waspada!

- Air terjun dan curug populer di kalangan anak muda sebagai destinasi wisata.
- Ular kadut belang suka bersembunyi di dasar sungai atau bebatuan, berukuran 1.2 meter dengan bisa ringan.
- Ular viper berbahaya, mudah dikenali dari bentuk segitiga kepala dan badan yang pendek, sering ditemukan di hutan.
Dewasa ini air terjun atau curug jadi destinasi wisata yang sangat populer di kalangan anak muda. Keindahan air yang jatuh, kejernihan air yang mengalir, pemandangan alam yang luar biasa, sampai hewan-hewan yang tinggal di area air terjun jadi daya tarik tersendiri. Namun tentunya saat berwisata di area air terjun kita juga harus berhati-hati. Tak cuma berhat-hati akan pijakan yang licin atau air terjun yang deras tapi kita juga harus mewaspadai hewan-hewan yang ada di sana.
Karena air terjun biasanya berada di daerah yang ditumbuhi pepohonan lebat maka tak jarang beberapa jenis ular bisa kamu temukan entah itu di pepohonan atau di perairannya. Mau itu ular tidak berbahaya, ular air, ular berukuran besar, sampai ular berbisa tinggi bisa bersembunyi di lebatnya pepohonan dan sela-sela bebatuan. Supaya rencana wisata ke air terjunmu tidak gagal, mari kenali beberapa jenis ular yang biasa menghuni area air terjun!
1. Ular kadut belang

Homalopsis buccata atau ular kadut belang merupakan ular semi akuatik yang sering menghabiskan waktunya di air. Karenanya tidak mengherankan jika ular ini sering terlihat di sungai, danau, rawa, sawah, genangan air, sampai di area air terjun. Biasanya ular ini suka bersembunyi di dasar sungai atau di dalam bebatuan dan baru akan keluar saat hendak mencari mangsa. Air yang keruh jadi salah satu habitat kesukaan ular kadut belang jadi kamu patut waspada jika hendak berenang di area air terjun yang airnya keruh atau dipenuhi bebatuan.
Tapi jangan takut, laman Hong Kong Snake ID menjelaskan kalau ular sepanjang 1.2 meter merupakan ular berbisa ringan dan tidak berbahaya bagi manusia. Bisanya hanya efektif untuk melumpuhkan hewan kecil seperti ikan, katak, atau reptil yang jadi makanannya. Namun digigit ular dengan panjang 1.2 meter tentunya bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Jika berada di area air terjun kamu bisa mengenali ular ini dengan mudah, cari saja ular dengan badan gemuk, berwarna hijau, cokelat atau abu-abu dan tubuhnya dihiasi belang cokelat muda atau putih.
2. Ular viper

Ular viper merupakan sebutan bagi ular-ular yang berasal dari famili Viperidae, famili ini terkenal karena punya berbagai jenis ular yang berbisa tinggi dan berbahaya. Kepala mereka yang berbentuk segitiga dan taringnya yang panjang dan melengkung juga sudah jadi ciri khas ular-ular viper, terang iNaturalist. Kebanyakan viper juga punya badan yang pendek dan gerakan yang lambat. Karena kekhasannya tersebut tentunya cukup mudah untuk mengenali ular viper.
Ular viper juga hadir dalam berbagai warna, ada yang berwarna hijau, cokelat, jingga, sampai kemerahan. Tempat kesukaan ular ini sendiri adalah bebatuan, tebing, pinggir air, atau di ranting dan batang pohon. Sebenarnya ular viper juga agak jarang ditemukan di area air terjun, biasanya ular ini lebih sering ditemukan di air terjun yang berada di hutan atau di daerah dataran tinggi. Jadi jika kamu hendak berwisata ke air terjun di dataran tinggi atau pegunungan kamu patut waspada akan kehadiran ular berbahaya satu ini.
3. Sanca kembang

Sanca kembang atau Malayopython reticulatus memang merupakan ular yang tidak berbisa. Namun kamu tidak boleh meremehkan ular berwarna cokelat ini karena gigitan dan lilitannya bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan serius. Gigitan ular sanca kembang mamu merobek kulit dan daging serta lilitannya di leher mampu membuat manusia pingsan sampai meninggal. Karenanya jika kamu melihat ular ini di dekat air terjun, sungai, bebatuan, atau di atas pohon sebaiknya kamu tidak mengganggu ular ini.
Dilansir Britannica, sanca kembang mampu tumbuh hingga panjang 9 meter, namun sanca kembang sepanjang itu cenderung jarang ditemukan. Jika kamu menemukan ular ini di area air terjun umumnya yang kamu temukan adalah ular berukuran 1 sampai 2 meter. Hadirnya sanca kembang di area air terjun juga bukan tanpa sebab karena area air terjun memberikan banyak sumber makanan bagi ular ini. Ikan, tikus, burung, kadal, biawak, sampai monyet yang jadi makanan ular ini sering berkeliaran di area air terjun, lho. Air yang jernih, bebatuan yang besar, dan pohon rindang yang mengelilingi air terjun juga jadi rumah yang nyaman bagi sanca kembang.
4. Ular pucuk

Ular berwarna hijau ini jadi salah satu ular yang paling dikenal masyarakat Indonesia karena keganasan, warnanya yang mencolok, dan bentuk tubuhnya yang mudah dikenali. Selain itu orang-orang juga mengira kalau ular pucuk merupakan ular berbisa tinggi dan berbahaya karena perawakannya yang mirip ular viper hijau. Namun nyatanya ular ini merupakan ular berbisa rendah dan tidak berbahaya bagi manusia, jelas Thai National Parks. Bahkan ular ini takut dengan manusia dan biasanya kabur jika melihat manusia.
Sebagai ular arboreal ular pucuk kerap terlihat di semak-semak atau di dahan dan ranting pohon. Warna hijau di tubuhnya sangat membantu ular ini untuk berkamuflase di rindangnya pepohonan. Walau begitu dalam beberapa kesempatan ular pucuk juga akan turun ke bebatuan atau pinggir sungai saat mengejar mangsa. Ular pucuk dicirikan dengan badan panjang, ramping, kepala lancip, dan badan hijau terang. Jadi jika kamu menemukan ular dengan ciri-ciri demikian di air terjun kamu tak perlu risau.
5. Ular cincin emas

Sekilas Boiga dendrophila atau ular cincin emas memang sangat mirip dengan ular welang dan weling. Namun sebenarnya ular yang hidup di pepohonan ini merupakan ular berbisa ringan dan tidak berbahaya, lho. Berbeda dari ular welang dan weling yang hidup di darat ular cincin emas adalah ular arboreal yang hidup di pepohonan. Karenanya jika berada di area air terjun atau sungai kamu bisa menemukan ular ini di ranting, dahan, batang, dan batang pohon. Terkadang ia juga turun dan bersantai di bebatuan atau pinggir air.
Tapi jika kamu berkunjung ke air terjun pada siang hari kamu cenderung aman dari ular ini karena ular cincin emas merupakan hewan nokturnal, jelas Smithsonian's National Zoo & Conservation Biology Institute. Saat siang hari reptil melata ini cenderung akan bertengger di atas pohon dan jarang turun ke darat. Walau panjangnya bisa mencapai 2 meter ular ini juga tak terlalu agresif dan biasanya akan kabur jika bertemu manusia.
Air terjun memang jadi spot wisata yang mengasyikan dan ramai didatangi wisatawan, kemegahan dan keindahan alam di area air terjun mampu menarik perhatian banyak orang. Namun karena berada di alam tentunya banyak hewan seperti ular yang mendiami area air terjun. Kebanyakan ular di area air terjun memang tidak berbahaya namun beberapa juga cukup berbahaya dan patut dihindari. Karena itu kamu harus berhati-hati saat mengunjungi air terjun khususnya jika area air terjun yang kamu kunjungi alamnya masih asri dan terjaga.