5 Fakta Delusion Of Grandeur, Mengenal Gangguan Kejiwaan Langka Ini

Pemimpin sekte atau pengaku nabi termasuk dalam gangguan ini

Mungkin teman-teman pernah melihat, membaca atau menonton adanya orang-orang yang mengaku sebagai nabi, mampu menyembuhkan segala hal atau melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan manusia biasa. Seperti kisah orang yang mengaku sebagai ratu kerajaan ubur-ubur. Orang-orang awam sih memanggilnya dengan gampang sebagai orang gila, akan tetapi sebenarnya ada istilah tersendiri untuk kasus itu, yaitu delusion of grandeur.

Pernahkah kalian mendengar istilah itu? Apakah kamu paham apa itu? Dilansir dari berbagai sumber, yuk kita cek apa sih memangnya delusion of grandeur!

1. Salah satu gangguan jiwa

5 Fakta Delusion Of Grandeur, Mengenal Gangguan Kejiwaan Langka Iniunsplash.com/@goashape

Delusion of grandeur, juga dikenal sebagai khayalan keagungan, adalah sebuah bentuk gangguan jiwa di mana sang penyandang mempercayai dirinya memiliki kemampuan lebih, seperti jenius, omnipotence, atau bahkan kekuatan super. Mereka bahkan percaya telah menemukan penemuan-penemuan hebat, namun realitanya tak seperti itu. Beberapa menyebut si penyandang sebagai megalomania.

2. Bentuk-bentuk delusion of grandeur

5 Fakta Delusion Of Grandeur, Mengenal Gangguan Kejiwaan Langka Inipinterest.com

Berikut adalah bentuk-bentuk delusi mereka para penyandang gangguan jiwa ini:

  • Memiliki kemampuan, objek atau talenta spesial. Sebagai contoh memiliki batu akik yang dia percayai sebagai kunci kesuksesan Mbah Subur;
  • Merasa menjadi orang terkenal. Bukan tidak mungkin mereka mengira dirinya sebagai artis-artis terkenal yang telah meninggal, namun hidup kembali atau sebenarnya tidak pernah mati sekalipun;
  • Memiliki koneksi rahasia. Sebagai contoh dia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang mata-mata yang bertanggung jawab membawa pesan ke presiden atau orang penting;
  • Merasa sebagai orang agung sebuah agama. Pengakuan sebagai nabi dan sebagainya hingga menjadi pemimpin sekte sejujurnya dapat dikenali sebagi bagian dari delusion of grandeur.

Baca Juga: Orang yang Mengaitkan Hujan dan Kenangan Ternyata Mengidap Gangguan Kejiwaan Lho!

3. Tingkat lanjut gangguan jiwa

5 Fakta Delusion Of Grandeur, Mengenal Gangguan Kejiwaan Langka Iniwedreamoficecream.com

Delusi seperti ini biasanya sudah disebabkan gangguan-gangguan psikotik yang sudah dimiliki sang penyandang. Umumnya penyandang sudah menderita schizophrenia, bipolar disorder, dementia, atau delirium. Gangguan seperti itulah yang menyebabkan sang penyandang tidak mampu menerima realitas dan membentuk dunianya sendiri, menyebabkan adanya delusi yang lebih parah. 

4. Empat karaktekteristik penyandang delusion of grandeur

5 Fakta Delusion Of Grandeur, Mengenal Gangguan Kejiwaan Langka Inipinterest.com

Mereka yang menyandang delusi ini umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Mereka mempercayai sebuah hal yang tidak pernah ada;
  • Mereka tidak mendengarkan kata-kata orang dengan pandangan berbeda mengenai kepercayaannya tersebut dan tidak mengakui bukti-bukti yang menentang kepercayaannya;
  • Yang mereka percayai itu tidak masuk akal;
  • Mempengaruhi kehidupan sehari-harinya

5. Penyembuhan yang melihat situasi dan kondisi

5 Fakta Delusion Of Grandeur, Mengenal Gangguan Kejiwaan Langka Iniunsplash.com/@matheusferrero

Tidak ada cara yang pasti untuk menyembuhkan kasus delusi ini. Para praktisi terlebih dahulu harus mengenal lebih mendalam mengenai kasus yang diderita sang penyandang.

Mereka juga harus mengenal apa yang dipercayai oleh sang penyandang agar tidak salah mengenali mana yang delusi, mana yang harapan. Mulai dari situ, sang praktisi perlahan-lahan mulai mencoba menyadarkan sang penyandang akan delusinya dan memberikan obat-obatan anti-depresan. 

Nah setelah kalian membaca ini, pastinya sudah bayangan siapa orang-orang yang tampaknya terkena delusi ini. Eits, tidak perlu disebut namanya. Cukup kamu simpan dalam hatimu saja dan berdiskusilah ke psikiater.

Baca Juga: Pernah Khawatir Kalau Kekasihmu Penipu? Bisa Jadi Itu Delusi Capgrass

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya