7 Alasan Kenapa Indonesia Tak Gunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Selama ini, listrik yang kita gunakan sehari-hari berasal dari energi fosil seperti batu bara. Namun, perlu diingat bahwa batu bara jumlahnya terbatas dan bisa habis kapan pun. Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil juga merupakan penyebab utama dari pemanasan global. Sudah selayaknya kita mempertimbangkan memakai sumber energi lain.
Berada di garis khatulistiwa, sinar matahari di Indonesia dikenal sangat melimpah. Matahari bersinar sepanjang tahun, suatu keuntungan yang gak semua negara bisa miliki. Lalu, kenapa Indonesia gak menggunakan pembangkit listrik tenaga surya saja?
1. Pemanfaatan energi surya di Indonesia baru 0,05 persen saja
Dalam skala global, Tiongkok dan Amerika Serikat memimpin dalam penggunaan pembangkit listrik tenaga surya. Sementara, di Indonesia, justru pemanfaatan energi matahari masih sangat kurang. Hal ini dipaparkan oleh Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementrian ESDM, M. Arifin, dalam keterangan tertulis di laman esdm.go.id.
"Pemanfaatan energi surya di Indonesia baru sebesar 0,05 persen dari potensi yang ada. Sehingga masih banyak tantangan yang harus diselesaikan bersama, salah satunya adalah biaya produksi PLTS yang masih tinggi," terang Arifin.
Tantangan lainnya, PLTS tidak dapat ditransportasikan dan kurang kemampuan SDM dalam penguasaan teknologi PLTS.