Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penelitian Ungkap Rahasia Otak Membentuk 'Cerita' Kehidupan Kita

ilustrasi otak (pexels.com/Anna Shvets)
Intinya sih...
  • Penelitian menunjukkan bahwa otak mengkategorikan pengalaman menjadi babak-babak tertentu, dipengaruhi oleh konteks dan perhatian individu.
  • Babak otak disebabkan oleh "skrip internal" yang dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya dan prioritas, bukan hanya perubahan fisik di lingkungan.
  • Otak menciptakan babak berdasarkan fokus perhatian, bukan hanya alur cerita atau perubahan lingkungan. Perhatian juga memengaruhi ingatan jangka panjang.

Penelitian menunjukkan bahwa otak kita secara alami mengategorikan pengalaman sehari-hari menjadi babak-babak yang tertentu. Babak ini tidak hanya hasil dari perubahan lingkungan seperti berpindah tempat, tetapi juga dipengaruhi oleh konteks dan perhatian individu.

Misalnya, saat kamu masuk ke restoran, pengalaman ini tidak hanya mengindikasikan perubahan dari luar ke dalam ruangan, tetapi juga menandai awal pengalaman baru. Otak kamu mungkin menganggap pengalaman tersebut adalah hal yang oenting penting mungkin karena suasana atau aktivitas di dalamnya.

Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Current Biology pada bulan Oktober 2042. 

1. Otak membagi hari menjadi "babak"

ilustrasi otak manusia yang kompleks (pixabay.com/mykhailo_kolisnyk)

Penelitian menunjukkan bahwa otak kita secara alami mengategorikan pengalaman sehari-hari menjadi babak-babak tertentu. Babak ini tidak sekadar hasil dari perubahan lingkungan seperti berpindah tempat, tetapi juga dipengaruhi oleh konteks dan perhatian individu.

Misalnya, saat kamu masuk ke restoran baru dikunjungi. Pengalaman ini tidak hanya mengindikasikan perubahan dari luar ke dalam ruangan, tetapi juga menandai awal pengalaman baru berdasarkan apa yang dianggap penting. Suasana atau aktivitas di dalamnya bisa menjadi faktor yang menyebabkan ini. 

2. Hipotesis lingkungan vs. skrip internal

Para peneliti menguji apakah pembagian babak otak semata-mata disebabkan oleh perubahan fisik di lingkungan atau justru oleh "skrip internal". Istilah ini mengacu pada pola mental yang dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya dan prioritas.

Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun perubahan lingkungan bisa memicu babak baru, perhatian individu terhadap hal-hal yang relevan lebih menentukan. Contohnya fokus pada percakapan penting meskipun latar tempat berubah.

3. Eksperimen audio untuk mengukur persepsi otak

ilustrasi anak-anak sedang melakukan eksperimen sains (pexels.com/MART PRODUCTION)

Untuk memahami mekanisme ini, para peneliti menciptakan 16 cerita audio dengan lokasi dan situasi berbeda, seperti lamaran pernikahan di restoran atau transaksi bisnis di toko. Masing-masing berdurasi sekitar tiga hingga empat menit.

Setiap cerita didesain untuk menguji apakah otak mendefinisikan babak berdasarkan lokasi atau skenario yang sedang dihadapi. Pendekatan ini memberikan gambaran bagaimana otak memproses peristiwa dari perspektif yang berbeda tergantung pada fokus yang diberikan.

4. Fokus perhatian mengubah persepsi babak

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa otak menciptakan babak berdasarkan perhatian yang diarahkan. Misalnya, dalam cerita tentang lamaran pernikahan di restoran, peserta yang diminta fokus pada lamaran memisahkan babak cerita berdasarkan tahap-tahap lamaran tersebut.

Namun, peserta yang diminta fokus pada pesanan makanan akan membagi cerita menjadi babak berdasarkan apa yang mereka anggap penting. Contohnya memilih menu atau memesan hidangan.

5. Bukti dari MRI dan respons subjektif

ilustrasi jalan kaki sambil melihat pemandangan (pexels.com/Pixabay)

Para peneliti menggunakan dua metode untuk mengidentifikasi momen di mana otak menciptakan babak baru. Metode ini adalah pemindaian MRI untuk mendeteksi aktivitas otak serta instruksi kepada peserta untuk menekan tombol setiap kali mereka merasa cerita berganti babak.

Kedua metode ini menunjukkan konsistensi, yaitu otak memisahkan babak berdasarkan perspektif yang diarahkan, bukan hanya perubahan lingkungan atau alur cerita itu sendiri. 

6. Implikasi untuk memori jangka panjang

Penelitian ini juga bertujuan memahami bagaimana perspektif yang diminta selama pengalaman memengaruhi ingatan jangka panjang. Para peserta diminta mengingat cerita yang didengar dan menceritakan kembali detailnya.

Analisis awal menunjukkan bahwa perhatian yang diarahkan selama pengalaman membentuk bagaimana cerita diingat. Penemuan ini menyoroti pentingnya harapan dan prioritas dalam membangun kenangan yang bermakna.

 

Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang cara otak kita aktif mengorganisasi pengalaman sehari-hari menjadi babak-babak yang bermakna. Temuan ini menunjukkan bahwa otak bukanlah penerima pasif dari perubahan lingkungan, melainkan pelaku aktif yang membentuk realitas berdasarkan perhatian, prioritas, dan harapan. Studi lanjutan bisa membuka lebih banyak rahasia tentang hubungan antara persepsi, ingatan, dan cara kita memahami dunia.

Referensi

"Our Brains Divide the Day Into Chapters. New Psychology Research Offers Details on How". Columbia News. Diakses pada November 2024.
De Soares, Alexandra, Tony Kim, Franck Mugisho, Elen Zhu, Allison Lin, Chen Zheng, and Christopher Baldassano. “Top-down Attention Shifts Behavioral and Neural Event Boundaries in Narratives with Overlapping Event Scripts.” Current Biology, October 1, 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Rifki Wuda Sudirman
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us