5 Pembalap MotoGP dengan Balapan Terbanyak, tetapi Tak Pernah Menang

Setiap pembalap MotoGP pasti menginginkan kemenangan dalam sebuah balapan. Namun, hal tersebut tak bisa diwujudkan dengan mudah. Butuh kerja keras dari pembalap serta seluruh elemen dalam tim agar hal ini bisa terwujud.
Meski sudah berupaya, tak jarang para pembalap menemui jalan buntu. Bahkan, hingga akhir kariernya, beberapa pembalap masih tak bisa meraih satu kemenangan pun di MotoGP. Berikut ini adalah lima pembalap di kelas utama MotoGP dengan jumlah balapan terbanyak, tetapi sayangnya gagal merengkuh kemenangan.
1. Colin Edwards (196 kali balapan, finis terbaik posisi kedua)

Colin Edwards menjadi pembalap paling banyak menjalani balapan sepanjang berkompetisi di kasta tertinggi MotoGP dengan 196 kali sejak 2003 hingga 2014. Selama itu pula pembalap kelahiran Houston, Amerika Serikat, itu gagal memenangi sebuah balapan pun.
Posisi finis terbaik Colin Edwards adalah runner-up sebanyak lima kali. GP Inggris 2009 yang berlangsung di sirkuit Donington Park adalah kali terakhir dirinya finis di posisi kedua. Total sudah 12 podium diraihnya selama 12 musim berkiprah di kelas utama.
2. Aleix Espargaro (179 kali balapan, finis terbaik posisi kedua)

Pembalap kedua yang memiliki jumlah balapan terbanyak, tetapi masih belum bisa merengkuh kemenangan adalah Aleix Espargaro. Telah menuntaskan 179 kali balapan, posisi finis terbaiknya adalah runner-up sebanyak satu kali.
Pembalap yang pada musim 2021 masih memperkuat Aprilia Racing Team Gresini itu sukses finis kedua pada GP Aragon musim 2014. Hasil itu masih menjadi yang terbaik dan menjadi satu-satunya posisi podium yang didapatkannya hingga kini.
Akhir musim 2020, kakak kandung Pol Espargaro itu bertengger di peringkat ke-17 klasemen dengan mengemas 42 poin. Pada 2021 ini ia masih akan bertandem dengan Lorenzo Savadori.
3. Alvaro Bautista (158 kali balapan, finis terbaik posisi ketiga)

Alvaro Bautista sudah tak lagi berada di MotoGP sejak akhir musim 2018. Total 158 balapan dilakoninya pada kelas utama ajang balap tersebut. Dari balapan sebanyak itu, ia sudah tiga kali naik podium dan ketiganya berakhir dengan finis di posisi ketiga.
GP Prancis yang berlangsung di sirkuit Le Mans pada tahun 2014 adalah kali terakhir Bautista merasakan finis di tiga besar di MotoGP. Selepas itu ia tak pernah lagi finis tiga besar dan berdiri di podium kelas utama MotoGP
Sejak 2019 Bautista berkompetisi di ajang WorldSBK. Hasilnya, di musim perdananya ia bisa mengakhiri musim sebagai runner-up klasemen di belakang Jonathan Rea. Namun, pada 2020 lalu ia mengalami penurunan dan harus puas bertengger di posisi ke-9 klasemen akhir.
4. Randy de Puniet (140 kali balapan, finis terbaik posisi kedua)

Terakhir kali Randy de Puniet berkiprah di kelas utama MotoGP adalah pada tahun 2014. Ketika itu ia menjajal motor Suzuki yang nantinya bakal dipakai pada musim 2015. Sudah 140 kali balapan dilakoni pembalap berkebangsaan Prancis itu selama berkiprah di kelas tertinggi.
Finis runner-up pada GP Jepang di musim 2007 adalah capaian terbaik dirinya. Hingga akhir musim 2014, sudah dua podium didapatkan Randy de Puniet. Satu podium lagi diperoleh pada tahun 2019 di GP Inggris.
Sempat hijrah ke WorldSBK pada 2015, Randy de Puniet kembali ke ajang MotoGP. Namun, ia berkompetisi di ajang MotoE pada 2019. Sayangnya, hasil yang diperoleh tak memuaskan dengan hanya mengemas 21 poin saja dari enam balapan.
5. Hector Barbera (139 kali balapan, posisi finis terbaik keempat)

Dibandingkan dengan keempat pembalap sebelumnya, Hector Barbera termasuk yang memiliki rekor kurang mengesankan. Selama berada di kelas tertinggi MotoGP hingga 2017, ia sama sekali tak pernah menang, bahkan tidak pernah merasakan berdiri di atas podium.
Posisi finis terbaiknya adalah peringkat keempat pada GP Malaysia tahun 2016. Ia sempat turun ke kelas Moto2 pada 2018, namun hanya mengikuti enam seri balap. Pada tahun itu pula ia resmi memutuskan tak lagi berkompetisi di semua kelas MotoGP.
Terkadang keinginan untuk menang dalam sebuah balapan terbentur oleh banyak faktor. Namun, setidaknya, perjuangan kelima pembalap di atas layak untuk mendapat apresiasi walau hanya sedikit. Sebab, balapan di atas lintasan tak pernah mudah.