Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ada Atlet Transgender Pertama di Olimpiade Tokyo 2020

Atlet angkat besi transgender asal Selandia Baru, Laurel Hubbard. (telegraph.co.uk).

Jakarta, IDN Times - Sejarah baru dan kontroversi kemungkinan bakal terjadi di Olimpiade Tokyo 2020. Laurel Hubbard bakal jadi atlet transgender pertama sepanjang sejarah yang tampil di hajatan multievent olahraga terbesar dunia itu.

Atlet berpaspor Selandia Baru itu bakal tampil di cabang olahraga angkat besi. Dia akan turun di kelas 87 kilogram plus nomor putri dalam ajang lima tahunan ini.

Dilansir Fistpost, dia dinilai memenuhi syarat turun dalam kategori tersebut, Maklum, kadar testosteron yang dimilikinya berada di bawah ambang batas regulasi Komite Olimpiade Internasional (IOC).

1. Buat sejarah dengan tampil di Commonwealth Games 2018 Gold Coast

Atlet angkat besi transgender asal Selandia Baru, Laurel Hubbard. (dailymail.co.uk).

Hubbard sebelumnya merupakan atlet angkat besi untuk kategori pria. Dia baru mengubah gendernya sebagai wanita pada usia 30 tahun. Setelah itu, dia berusaha untuk bisa tampil dalam ajang internasional untuk kategori wanita.

Dia sebetulnya sudah tercatat dalam sejarah sebagai atlet transgender pertama yang mentas di Commonwealth Games 2018 di Gold Coast. Dia akhirnya diizinkan tampil usai terjadi polemik akibat statusnya sebagai transgender.

Federasi Angkat Besi Australia sempat melarang Hubbard tampil di Gold Coast pada 2018. Dia dinilai diuntungkan karena unggul secara fisik dibandingkan dengan atlet perempuan lainnya terlepas dari kadar testosteronnya.

Hanya saja, atlet tersebut harus mundur dari kejuaraan itu karena dibekap cedera siku yang hampir menuntaskan kariernya sebagai atlet.

2. NCOZ optimistis lifternya tampil di Olimpiade 2020 Tokyo

Atlet angkat besi transgender asal Selandia Baru, Laurel Hubbard. (outsports.com).

Atlet yang tampil di kelas berat super wanita ini dikonfirmasi bakal mentas di Olimpiade 2020. Laporan The Guardian menyebut, aturan yang diubah dan disetujui Komite Olimpiade Internasional (IOC) itu menjadi acuannya.

Walaupun hingga saat ini tim Selandia Baru belum mengumumkan Hubbard lolos ke Olimpiade 2020, Komite Olimpiade Selandia Baru (NCOZ) optimistis lifter andalannya bisa berlaga di ajang bergengsi nanti.

"NZOC dapat mengonfirmasi sistem kualifikasi federasi internasional (IF) yang direvisi sangat mungkin dipenuhi sejumlah atlet angkat besi Selandia Baru, termasuk transgender Commonwealth Games, Laurel Hubbard," begitu pernyataan NCOZ

NZOC pun mendukung penuh Hubbard berlaga di Olimpiade nanti. Mereka meyakini, punya budaya kuat, inklusi, dan rasa hormat, atas pilihan setiap orang.

3. Laurel Hubbard bakal pecahkan rekor sebagai lifter tertua

Atlet angkat besi transgender asal Selandia Baru, Laurel Hubbard. (abc.net.au).

Sejak transisi gender pada tahun 2012, Hubbard telah memenangkan beberapa gelar elite, termasuk medali perak kejuaraan dunia 2017. Dia pun sempat mengungkapkan keinginannnya diberi kesempatan yang sama sebagai atlet transgender.

"Aturan yang memungkinkan saya berkompetisi pertama kali mulai berlaku pada 2003. Mereka dikenal sebagai konsensus Stockholm dengan IOC. Namun, saya pikir 10 tahun yang lalu dunia belum siap untuk atlet seperti saya, bahkan sampai sekarang," ujar Hubbard dikutip The Guardian.

"Tapi, setidaknya mendapat kesan orang-orang bersedia mempertimbangkan saya untuk kompetisi. Sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk mengenakan sepatu bot dan mulai naik podium,” lanjut dia.

Selain bakal memecahkan rekor sebagai atlet transgender pertama, Hubbard juga bakal menjadi atlet angkat besi tertua di Olimpiade. Dia berpeluang mendapatkan medali mengingat posisinya di peringkat keempat dari 14 atlet yang mengikuti babak kualifikasi dalam kategori kelas berat super 87 kilogram plus di Olimpiade 2020 Tokyo.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us