Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fajar/Rian Gagal Juara German Open, Ternyata Ini Penyebabnya

Twitter.com/bulutangkisri

Indonesia tidak berhasil meraih gelar di turnamen bulutangkis German Open 2018. Satu-satunya harapan untuk meraih gelar di nomor ganda putra, kandas di final. Pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto gagal memberikan yang terbaik di laga puncak. Mereka takluk dari ganda Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko.

1. Bermain antiklimaks di final

badmintonindonesia.org

Setelah mengalahkan ganda senior, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di final, pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto sebenarnya diunggulkan untuk menjadi juara di German Open. Terlebih, di perempat final (9/3/2018), Fajar/Rian mampu menang straight game atas ganda Korea Kim Won-ho/Sep Seung-jae.

Padahal, Kim/Seo berhasil mengalahkan unggulan 1 asal Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Namun, yang terjadi di final, Fajar/Rian tampil antiklimaks. Unggulan 7 ini kalah dari Takuto Inoue/Yuki Kaneko, 16-21, 18-21 hanya dalam waktu singkat.

Fajar/Rian kalah dalam waktu 38 menit dan menjadi final paling singkat seperti dikutip dari\bwf.tournamentsoftware.com.

2. Mental down karena servis sering dinyatakan fault

foxsportsasia.com

Padahal, Fajar/Rian sempat memimpin dalam perolehan poin. Semisal di game pertama, mereka sempat unggul tiga poin, 10-7. Namun, situasi lantas berubah ketika servis Fajar beberapa kali dinyatakan fault oleh hakim garis.

Servis yang dinyatakan fault itu membuat fokus Fajar/Rian terganggu sehingga tidak mampu menguasai dirinya. Imbasnya, bola-bola yang tidak terlalu sulit, gagal dikembalikan. Di game kedua, Fajar/Rian malah sempat unggul lima poin, 11-6. Namun, lagi-lagi, servis mereka di-fault oleh hakim garis.

Dikutip dari badmintonindonesia.org, Fajar mengaku dari pertama sudah enak mainnya. Namun, karena servisnya berulang kali dinyatakan fault, konsentrasinya jadi buyar. “Saya jadi memikirkan bagaimana supaya servisnya tidak di-fault. Di game kedua juga sudah memimpin jauh, tapi waktu di-fault lagi, ini pengaruhnya besar buat saya,” ucap Fajar dikutip.

German Open memang menjadi turnamen pertama diberlakukannya aturan servis baru. BWF mulai menerapkan aturan bahwa servis tidak boleh melewati 115 cm dari atas permukaan lapangan. Namun, Fajar mengaku di babak sebelumnya, servis nya tidak pernah dinyatakan fault.

“Seandainya servis saya salah, kenapa dari babak pertama tidak ada yang menyalahkan? Sejak babak pertama, servis saya baru sekali dibilang fault,” imbuh dia.

3. Akui lawan bermain lebih baik

bwfbadminton.com

Meski begitu, Fajar/Rian secara legowo mengakui bahwa Takuto Inoue/Yuki Kaneko bermain lebih tenang di pertandingan final kemarin. Dikutip dari @badminton_newsflash, Fajar menyebut ganda Jepang tersebut jarang membuat kesalahan-kesalahan sendiri.

Sementara dirinya dan Rian acapkali justru bermain terburu-buru karena ingin mematikan lawan. “Kami tidak puas banget sama hasil di turnamen ini, terutama penampilan kami di final, intinya karena servis,” tambah Fajar.

Terlepas dari hasil megecewakan tersebut, Fajar/Rian harus bisa segera move on. Sebab, tengah pekan ini, mereka sudah akan tampil di All England Open yang lebh bergengsi dibandingkan German Open.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Hadi Santoso
EditorHadi Santoso
Follow Us