Julius Erving, Raja Dunk NBA pada 1980-an

- Julius Erving, atau Dr J, adalah ikon basket paling ikonis dalam sejarah NBA.
- Erving memadukan keatletisan dan kesenian dalam bermain basket, mencetak rata-rata 24,2 poin per pertandingan.
- Gaya bermainnya menginspirasi pemain muda dan membawa elemen hiburan ke olahraga basket.
Bola basket bukan sekadar olahraga. Bagi segelintir orang, permainan ini justru sebuah seni. Jika memang begitu, maka Julius Erving salah satu seniman terbaiknya.
Erving mampu membuat dunia terpukau lewat aksi-aksi spektakulernya pada masa aktifnya sepanjang 1971--1987. Aksi-aksi ini yang juga mendefinisikan ulang makna hiburan di lapangan basket. Sebab, Erving, sang juara pertama kontes slam dunk (menombok), kerap membuat penonton berdiri dari duduknya sehingga membangkitkan gairah menyaksikan pertandingan.
1. Julius Erving bukan hanya sosok yang menghibur, melainkan juga berprestasi
Julius Erving, yang akrab disapa Dr J, adalah salah satu pemain basket paling ikonis dalam sejarah NBA. Dia memulai karier profesionalnya pada awal 1970-an di American Basketball Association (ABA), liga basket pesaing NBA saat itu. Bergabung dengan Virginia Squires, Erving langsung mencuri perhatian berkat gaya bermainnya yang eksplosif dan penuh kreativitas.
Beberapa tahun di ABA, Erving sempat membela New York Nets pada 1973--1976. Namun, sejak mereka merger dengan NBA pada 1976, Philadelphia 76ers menjadi rumah barunya. Erving melanjutkan dominasinya di lapangan bersama Sixers.
Gaya bermainnya yang penuh aksi, termasuk tombokan-tombokan spektakuler, membuatnya menjadi daya tarik utama bagi penonton dan media. Tidak butuh waktu lama, dia menjadi salah satu wajah paling dikenal di dunia olahraga. Ini didukung beberapa hal, termasuk prestasinya yang mentereng secara individu dan kelompok.
Julius Erving merupakan juara NBA 1983. Dia juga juara ABA 1974 dan 1976. Dengan kemampuannya, Dr J kerap masuk ke jajaran NBA All-Star. Tidak heran dua tim yang pernah dibelanya, Nets dan Sixers, memensiunkan nomor punggung 32 dan 6 sebagai bentuk penghormatan kepadanya.
2. Juara kontes slam dunk pertama dalam sejarah
Salah satu hal yang membuat Julius Erving begitu istimewa adalah kemampuannya memadukan keatletisan dan kesenian dalam bermain basket. Tombokan-tombokannya yang akrobatik, seperti yang dilakukan dalam kontes slam dunk maupun pertandingan reguler, telah menginspirasi banyak pemain untuk melakukan atraksi serupa demi menghibur banyak orang. Momen ikonis seperti Rock the Baby di depan Michael Cooper melawan Los Angeles Lakers pada 1983 bahkan dikenang hingga dewasa ini.
Erving sendiri dikenal sebagai juara pertama kontes slam dunk. Dia memenangkan kontes itu pada 1976 sebelum ABA dan NBA merger. Rock the Baby mungkin menjadi tombokannya yang paling ikonis, tetapi tombokannya dengan melompat di garis free throw tidak kalah fantastis. Sebab, tombokan seperti ini tidak jarang menginspirasi pemain yang lebih muda. Salah satunya Michael Jordan di Slam Dunk Contest 1987.
Julius Erving juga dikenal karena kelincahannya di udara. Dia sering terlihat seperti melayang saat mencetak poin. Secara keseluruhan, dengan keterampilannya yang cukup lengkap, Erving mampu mencetak rata-rata 24,2 poin, yang dilengkapi dengan 8,5 rebound, 4,2 assist, 2 steal, dan 1,7 blok dalam 1.243 pertandingan musim reguler.
3. Menghubungkan gaya bermain jalanan dengan gaya bermain NBA
Keberhasilan Julius Erving tidak hanya diukur dari statistik, tetapi juga dari pengaruhnya terhadap perkembangan basket secara global. Dampak keberadaannya jauh melampaui trofi. Sebab, Erving adalah salah satu pemain pertama yang membawa gaya bermain jalanan ke panggung profesional, yang menghubungkan budaya urban dengan olahraga.
Gaya bermainnya menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda. Itu termasuk legenda seperti Michael Jordan dan Dominique Wilkins. Erving telah membawa elemen hiburan ke dalam olahraga, yang lantas menjadikan basket, terutama di NBA, lebih dari sekadar kompetisi.
Selain di lapangan, Erving juga menjadi panutan dalam kehidupan pribadi dan profesional. Dia dikenal sebagai sosok yang rendah hati meski berada di puncak ketenaran. Namanya bahkan tetap dihormati sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa, dengan gaya bermain yang tidak lekang oleh waktu dan terus dikenang generasi baru.
Sampai titik ini, Julius Erving bukan hanya seorang pemain basket, tetapi juga ikon budaya yang mengubah cara orang memandang olahraga ini. Dengan warisan yang kaya dan gaya bermain yang tidak tertandingi, dia layak menyandang gelar raja dunk, setidaknya pada 1980-an. Dari tombokan yang memukau hingga pengaruhnya terhadap generasi pemain selanjutnya, Dr J sekaligus menjadi bukti olahraga dapat dilihat lebih dari sekadar kompetisi.