Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Memahami Konsep Terowongan Angin di Formula 1

Mobil balap Formula 1 saat sedang dalam pengujian di terowongan angin. (formula1.com)
Mobil balap Formula 1 saat sedang dalam pengujian di terowongan angin. (formula1.com)

Aerodinamika memiliki peran yang sangat penting di Formula 1. Di kejuaraan balap mobil satu ini, lebih banyak gaya tekan ke bawah atau downforce akan menghasilkan cengkeraman pada mobil saat berada di tikungan. Sementara, lebih sedikit hambatan atau drag akan memungkinkan mobil melaju lebih cepat di track lurus.

Terowongan angin, atau lebih umum dikenal sebagai wind tunnel, adalah salah satu sarana utama dalam pengembangan aerodinamika mobil balap Formula 1. Tim-tim Formula 1 dapat menggunakan terowongan angin untuk membuat keputusan penting tentang desain mobil balap masing-masing. Terowongan angin sangat membantu dalam meningkatkan kecepatan, stabilitas, dan pengendalian mobil balap Formula 1.

1.Terowongan angin adalah aspek yang penting di Formula 1

Mengutip artikel Wheel Sports yang terbit pada 2023, terowongan angin adalah perangkat laboratorium yang merupakan bagian penting dalam aspek rekayasa dan desain di Formula 1. Tim Formula 1 menggunakan terowongan angin untuk menyimulasikan kondisi mengemudi di dunia nyata. Seperti yang telah dijelaskan, terowongan angin berfungsi untuk mengevaluasi kinerja aerodinamika dari mobil balap Formula 1.

Cara kerja terowongan angin untuk mobil balap Formula 1 tergolong tidak rumit. Kipas angin besar atau kompresor turbo pada terowongan angin akan mengembuskan aliran udara berkecepatan tinggi, tetapi tidak boleh lebih dari 180 km/jam, ke arah model mobil balap Formula 1. Dalam proses ini, model mobil balap Formula 1 sama sekali tidak bergerak.

Alih-alih model mobil balap, yang bergerak selama pengujian terowongan angin Formula 1 justru adalah lantai terowongan angin. Lantai ini sejatinya adalah sabuk konveyor dengan kecepatan yang sama seperti aliran angin yang diembuskan selama pengujian. Sabuk konveyor ini berfungsi untuk menyimulasikan aliran relatif antara lantai dengan mobil, sebagaimana diberitakan F1 Chronicle.

Pengujian terowongan angin di Formula 1 dilakukan dalam lingkungan yang terkendali. Pengujian ini pastinya memberi banyak informasi yang sangat bermanfaat. Sebut saja informasi efisiensi aerodinamika, keseimbangan serta stabilitas, pendinginan, dan optimalisasi komponen.

2.Memerlukan banyak biaya untuk membangun terowongan angin

Mengutip artikel F1 Chronicle yang terbit pada 2021 silam, terowongan angin telah digunakan di Formula 1 selama 5 dekade. Tim-tim Formula 1 perlu menginvestasikan sekitar 60–100 juta dolar Amerika Serikat untuk membangun terowongan angin di pabrik masing-masing, di mana tim-tim ini hanya diizinkan untuk menggunakan satu terowongan angin saja. Nilai investasi ini setara dengan sekitar Rp0,942–Rp1,57 triliun.

Terowongan angin milik Mercedes dirancang untuk menguji mobil balap skala penuh. Akan tetapi, Mercedes dan tim Formula 1 lainnya hanya dapat menguji mobil balap dengan skala 60 persen. Tim-tim Formula 1 dilarang untuk menggunakan mobil balap skala penuh karena kekhawatiran akan biaya yang terlalu mahal.

Selain dibatasi dalam aspek ukuran mobil balap yang dapat diuji di terowongan angin, tim-tim Formula 1 juga dibatasi dalam aspek penggunaan sarana ini. Musim Formula 1 2021 menandai pertama kalinya jatah penggunaan terowongan angin setiap tim ditentukan oleh performa di lintasan. Jatah standar adalah 40 putaran pengujian terowongan angin per minggu. Maksudnya, Mercedes menerima jatah pengujian terowongan angin senilai 90 persen dari jatah standar. Di sisi lain, pihak Williams menerima jatah pengujian sarana ini senilai 112,5 persen dari jatah standar saat mengembangkan jet darat 2021 mereka.

3.Formula 1 berencana melarang penggunaan terowongan angin

Mengutip artikel Sports Illustrated yang terbit pada 2023, Formula 1 berencana menjadi olahraga netral karbon pada 2030 mendatang. Pelarangan terowongan angin adalah keputusan untuk memenuhi rencana tersebut. Maksudnya, proses desain mobil balap Formula 1 melalui sarana terowongan angin niatannya akan diganti dengan sarana Dinamika Fluida Komputasi (CFD).

Dengan begitu, keputusan pelarangan terowongan angin memicu kekhawatiran di internal tim-tim Formula 1. Kepala Aerodinamika Haas, Arron Melvin, mengungkapkan pernyataannya terhadap keputusan tersebut. Dirinya merasa bahwa keputusan tersebut bertentangan dengan konsep Formula 1, di mana sarana ini sebenarnya tidak perlu dilarang.

"Saya tidak yakin (keputusan) itu cerdas, dalam aspek efektivitas biaya. Ada baiknya untuk memiliki regulasi dan memotivasi kami untuk mendorong batas kemampuan CFD," kata Melvin.

Melvin meyakini, keputusan yang lebih baik adalah untuk menurunkan intensitas penggunaan terowongan angin di Formula 1 secara perlahan-lahan ke tingkat yang lebih rendah. Sikap tersebut ia klaim akan lebih tepat daripada Formula 1 berhenti menggunakan sarana ini secara tiba-tiba. Akan tetapi, Melvin merasa bahwa Formula 1 sangat mungkin untuk memiliki daya yang sangat rendah karbon dan berkelanjutan.

"Jadi, saya akan sangat menerima aturan yang mengubah keseimbangan. Akan tetapi, industri ini sangat baik dalam pengujian terowongan angin. Ini bukan sesuatu yang perlu kita larang, (tetapi) Anda tentu dapat menurunkannya ke tingkat investasi yang jauh lebih rendah," lanjut Melvin.

Pada intinya, terowongan angin memiliki kontribusi yang luar biasa hebat dalam pengembangan mobil balap Formula 1. Mobil-mobil balap canggih Formula 1 saat ini adalah hasil racikan dari data yang diperoleh melalui penggunaan terowongan angin. Sarana ini tentunya akan terus berkembang seiring waktu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us