Massimo Rivola: MotoGP Didominasi Pabrikan Ducati, Tak Adil!

Sebanyak 11 tim balap tergabung dalam kompetisi MotoGP 2023 dengan 6 pabrikan berbeda, yakni Aprilia, Ducati, Gasgas, Honda, KTM, dan Yamaha. Total pabrikan yang bersaing tidak ada perubahan meski pabrikan Suzuki mundur dari kompetisi lantaran posisi kosong diisi oleh pabrikan Gasgas.
Di antara enam pabrikan, Ducati menjadi satu-satunya tim yang menurunkan delapan motor Desmosedici GP. Menurut Massimo Rivola, kondisi ini dirasa tidak adil. Mengapa demikian?
1. Yamaha tanpa tim satelit

Di antara keenam pabrikan di muka, hanya Yamaha yang tak memiliki tim satelit musim 2023. Momen ini terjadi untuk pertama kalinya bagi Yamaha sejak era MotoGP 4 tak.
Mereka ditinggal oleh tim RNF MotoGP Team yang memutuskan merapat ke Aprilia. Oleh karena itu, Yamaha hanya dapat mengandalkan potensi dua pembalapnya musim depan, yaitu Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli.
2. KTM dan Gasgas masih ada disatu naungan grup yang sama

Lain soal dengan KTM dan Gasgas. Meski mereka dua pabrikan berbeda, perolehan poin balapan akan digabung. Hal ini dilakukan karena masih berada di bawah naungan grup Pierer Mobility Group.
Tak hanya itu, prototype motor yang mereka gunakan memiliki basis yang sama, yakni motor RC-16. Seperti diketahui, tim Gasgas saat ini akan dinahkodai oleh tim Tech3 yang notabene menjadi tim satelit KTM musim 2022 besutan Herve Poncharal.
3. Delapan Desmosedici GP di line up MotoGP 2023

Ducati menjadi pabrikan yang menyumbang paket motor terbanyak sejak musim 2022 setelah tim Mooney VR46 Racing menandangani kontrak kerja sama. Dengan delapan motor di starting grid, potensi Ducati memonopoli kejuaraan sangat tinggi.
Selain itu, tak dimungkiri jika paket Ducati Desmosedici GP merupakan paket motor terbaik saat ini. Bayangkan saja, dari 20 balapan musim lalu, 12 di antaranya Ducati meraih kemenangan dan selalu menempatkan pembalapnya di atas podium.
4. Ketidakadilan menurut Massimo Rivola

Massimo Rivola menganggap kondisi ini tidak adil. Menurutnya, regulasi untuk menetapkan batasan jumlah tim satelit harus dilakukan. Yamaha misalnya, dengan dua motor di starting grid, mereka tentu akan kesulitan menghadapi dominasi Ducati di kompetisi.
“Sangat tidak menyenangkan melihat Yamaha dengan dua motor. Itulah mengapa aku meminta kontrol dan peraturan berapa banyak motor yang diizinkan setiap pabrikan,” kata Rivola dikutip Speedweek.
5. Banyak pembalap, banyak data yang dapat dianalisis

Dengan delapan motor, data yang mereka dapatkan sangat melimpah. Data-data tersebut memudahkan para insinyur menganalisis bagaimana arah pengembangan motor dengan lebih matang.
Rivola mengatakan jika pada tes Sepang, Malaysia (10—12/2/2023), Aprilia hanya mempercayakan material teranyar mereka digunakan oleh Aleix Espargaro dan Maverick Vinales. Aprilia tidak memberikan paket teranyar ke tim satelit mereka, yakni RNF MotoGP Team, yang menggunakan paket mesin 2022. Dengan data melimpah, sulit mengimbangi keunggulan teknis yang dimiliki oleh Ducati.
Delapan amunisi Ducati di atas lintasan menjadi momok menakutkan bagi para pembalap. Jika regulasi tak segera dibuat, bukan tak mungkin jika kompetisi MotoGP akan menjadi kompetisi bagi para pembalap Ducati saja.