PBSI Kesal Flandy Limpele Cabut Latih Negara Lain

Jakarta, IDN Times - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) akhirnya angkat bicara soal kepergian Flandy Limpele dari skuad ganda campuran pratama Pelatnas Cipayung. Manajemen PBSI mengaku cukup kecewa dengan keputusan Flandy hengkang karena memutuskan melatih negara lain.
Ketua Harian PP PBSI, Alex Tirta, mengaku sebenarnya menghormati keputusan Flandy hengkang. Dia merasa itu jadi pilihan pribadi yang harus dihormati.
"Pertama-tama, saya menghormati keputusan coach Flandy yang memilih meninggalkan pelatnas Cipayung untuk melatih negara lain," ujar Alex, mengutip keterangan tertulis, Kamis (2/3/2023).
1. PBSI juga kecewa dengan Flandy

Sebenarnya, PBSI juga merasa kecewa dengan Flandy. Alex menyatakan Flandy tak adil lantaran memutuskan cabut dan memilih menerima pinangan dari negara lain. Bagi Alex, cara Flandy kurang elegan.
"Soal keputusannya tiba-tiba melatih ke negara lain, rasanya itu juga kurang adil. Dia tidak pernah memberitahukan ke PBSI pada bulan-bulan sebelumnya. Tahu-tahu, dia menerima pinangan negara lain. Kemudian, baru mengirim surat pengunduran diri," ujar Alex.
2. Agak aneh Flandy ditempatkan di Pratama

Sebenarnya, cukup aneh melihat Flandy melatih tim Pratama. Sebab, kapasitasnya lebih dari itu.
Namun, Alex menyatakan kalau Flandy sejak awal sepakat untuk melatih kelas pratama ganda campuran Indonesia. Pun, menurut Alex, tidak pernah ada pembicaraan antara Flandy dan PBSI soal promosi jabatan sebagai pelatih ganda campuran utama.
"Dari awal, tidak pernah ada pembicaraan atau janji PBSI akan menarik dia sebagai pelatih pelatnas utama. Dia mungkin lupa. Coach Flandy juga sudah berkomitmen dan bersedia untuk melatih pemain-pemain muda di Pelatnas pratama," kata Alex.
3. Polemik kontrak

Dugaan lain soal alasan cabutnya Flandy dari PBSI adalah kontrak. Sebab, menurut pengakuan Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI, Rionny Mainaky, selama ini para pelatih memang tak diikat dengan kontrak.
Sebenarnya, ini jadi risiko yang ditanggung sendiri oleh PBSI. Sebab, dengan tak adanya kontrak, maka komitmen antara manajemen PBSI dengan pelatih jadi tidak kuat. Tapi, menurut Rionny, PBSI belakangan sadar dan sedang membenahi sistemnya.
"Saya terangkan, juga sama, gak ada kontrak. Selama kami di sini rajin, kerja baik, didik anak dengan baik, itu kan kontrak selamanya," kata Rionny saat ditemui IDN Times kemarin.