Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-06-07 at 23.51.12_1135fbce.jpg
Fajar/Rian di semifinal Indonesia Open 2025. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Intinya sih...

  • PBSI menargetkan gelar juara untuk tiap turnamen selama enam bulan kedepan

  • Program pelatih harus disesuaikan dengan kapasitas dan level atlet terkait

  • Evaluasi program latihan dan standarisasi pengiriman atlet ke luar menjadi fokus utama untuk meraih gelar juara

Jakarta, IDN Times - Evaluasi besar dilakukan PBSI setelah nol gelar di ajang BWF Super 500+ selama enam bulan pertama 2025. Capaian buruk ini ingin diakhiri PBSI.

Gelar juara terakhir tim PBSI pada 2025 diraih ganda putri, Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti (Thailand Masters 2025) dan ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu (Taiwan Open 2025). Keduanya sama-sama dari turnamen BWF Super 300.

1. Enam bulan kedepan target harus juara

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Eng Hian ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi, Eng Hian menyoroti program pelatih dalam evaluasi. Eng Hian menegaskan, para pelatih harus membuat program pengiriman atlet ke turnamen sesuai dengan kapasitas dan level atlet terkait. Gelar juara dijadikan Eng Hian target untuk tiap turnamen selama enam bulan kedepan.

“Enam bulan ke depan kami mengirimkan atlet-atlet ke turnamen sesuai dengan kemampuan mereka dengan target yang dipasang adalah meraih gelar juara,” kata Eng Hian dalam keterangan tertulis.

2. Pola program latihan belum maksimal

Pelatih ganda putra Pelatnas PBSI, Antonius Budi Ariantho (dok.PP PBSI)

Eng Hian menyebutkan, Evaluasi telah dilakukan untuk performa skuad Garuda sejak Januari hingga Indonesia Open 2025. Program latihan dan komunikasi dari para pelatih menjadi sorotan utama ENg Hian.

“Dari hasil turnamen yang diikuti sejak Januari dan terakhir kemarin di Indonesia Open, evaluasinya pelatih merasa masih mencari pola program latihan dan pola komunikasi yang tepat terutama untuk para atlet-atlet utama,” kata Eng Hian.

3. Standarisasi pengiriman atlet ke luar

Eng Hian saat pemusatan Latihan (TC) jelang Olimpiade 2024 Paris (dok. PP PBSI)

Menurut Eng Hian, standarisasi dalam pengiriman atlet ke turnamen menjadi aspek penting yang seharusnya jadi perhatian para pelatih. Yermasuk soal kesiapan kondisi atlet sebelum diturunkan.

“Jangan hanya ikut kata pemainnya yang mau turun di turnamen tanpa dasar dan persiapan yang bagus. Dari hasil evaluasi di setiap tournament, permasalahannya tidak jauh dari hal-hal itu saja. Berarti belum ada perubahan program dari hasil evaluasi yang dilaporkan,” kata Eng Hian.

Eng Hian mengakui, ini menjadi PR nya bersama dengan pelatih teknik dan fisik untuk membuat program latihan yang lebih tepat sasaran.

Editorial Team