Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pirelli: Perang Pemasok Ban Dapat Merusak Kompetisi F1

Formula 1

Sudah lama Formula 1 tidak memiliki supplier ban lebih dari satu. Kali terakhir ajang balap tersebut memiliki dua supplier pada musim 2006. Kala itu, Musim 2006 jadi musim pamungkas rivalitas antara Bridgestone dan Michelin.

Selepas itu, giliran Bridgestone yang masih bertahan hingga akhir musim 2010. Pirelli masuk menggantikan pabrikan asal Jepang itu mulai 2011 hingga musim 2019. Praktis, perusahaan yang didirikan di Milan tersebut jadi “aktor” tunggal, dalam menyediakan ban bagi tim-tim Formula 1.

Bahkan, dikutip dari Formula1.com, pada musim 2018, Pirelli mampu menyediakan dua jenis ban baru untuk menambah rentang ketersediaan jenis ban yaitu hypersoft dan superhard.

1. Kembang api menutup GP Abu Dhabi di Sirkuit Yas Marina November 2017

Formula 1

Isu seputar keinginan untuk mengembalikan persaingan perusahaan pemasok ban kembali menyeruak. Isu tersebut didasarkan pada hasil survei yang dilakukan oleh F1survey.motorsport.com kepada 215.892 fans Formula 1 dari seluruh dunia.

Dari survei tersebut, didapati hasil bahwa 69,4 persen responden ingin melihat adanya lebih dari satu supplier ban yang berpartisipasi. Hasil ini mengalahkan opsi keinginan fans untuk mobil F1 agar memakai mesin V8 lag, serta penerapan aturan pengisian bahan bakar saat lomba. Hasil tersebut ternyata sampai ke telinga Mario Isola selaku Racing Manager Pirelli.

2. Racing Manager Pirelli, Mario Isola

Autosport.com

Isola yang diwawancarai pada event Autosport International 2018, seperti dikutip dari Autosport.com, mengatakan bahwa dirinya tidak berpikir bakal adanya kembali “perang pemasok ban” di Formula 1.

“Itu sebuah situasi yang berbeda. Pada saat ini, kami mensuplai produk yang sama pada semua tim. Jadi, kami menempatkan semua tim pada level yang sama dalam aspek ban” tuturnya.

Isola juga mengungkapkan bahwa dengan dibukanya peluang lebih dari satu pabrikan ban di Formula 1, akan menambah biaya untuk melakukan rangkaian tes. Terkait dengan persaingan antar tim, pria asal Italia itu menjelaskan bahwa akan terjadi ketimpangan.

Karena tim–tim top punya kesempatan memiliki kualitas produk yang berbeda dari tim lainnya. “Anda dapat memiliki tim top dengan kualitas produk yang lebih baik jika dibandingkan dengan tim papan tengan atau bawah karena Anda tidak memiliki tanggung jawab untuk memproduksi ban yang sama kepada setiap tim” ungkapnya seperti dikutip dari Motorsport.com.

3. Lewis Hamiltan saat memimpin balapan GP Belgia di Sirkuit Spa-Francorchamps pada Agustus 2017

Autosport.com

Menanggapi persaingan juara di musim 2018, Isola mengaku optimis bakal ada persaingan yang kompetitif seperti musim 2017. Isola berharap persaingan dari Mercedes, Ferrari dan Red Bull kembali terulang. Dia juga mengharapkan adanya kejutan dari tim–tim lain.

Seperti Renault dan Force India yang dirasa semakin kompetitif dibanding musim sebelumnya. “Semoga kita akan memiliki persaingan yang menarik” pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Dewa Putu Ardita Darma Putera
EditorDewa Putu Ardita Darma Putera
Follow Us