Polusi Udara Paris Memburuk Jelang Olimpiade 2024

Jakarta, IDN Times - Olimpiade 2024 Paris dibayangi oleh kualitas udara yang buruk. Selama sepekan terakhir, kualitas udara sekitar Paris berada di bawah standar dan bisa memengaruhi performa atlet.
Airparif, agensi yang bertanggung jawab untuk memantau kualitas udara di Prancis, menyatakan bahkan udara di sekitar Paris sudah tercampur ozone dengan konsentrat tinggi. Ini bisa berbahaya ketika ditemukan di permukaan tanah.
"Kualitas udara begitu buruk," tulis pernyataan Airparif dalam laporannya, dilansir Inside The Games.
1. Bisa pengaruhi performa atlet

Pembukaan Olimpiade 2024 tinggal tujuh hari lagi. Sudah seharusnya, pemerintah lokal mengambil tindakan tertentu demi bisa menekan polutan di Paris dan sekitarnya.
Sebab, sejumlah atlet sudah cemas dengan kondisi di Paris. Salah satu yang buka suara soal situasi tersebut adalah mantan pelari 800 meter, David Rudisha.
"Polusi yang meningkat bisa menghambat atlet mencapai performa tertingginya. Bahkan, ada potensi terjadi serangan asma hingga pusing," ujar Rudisha.
2. Kondisi air di Sungai Seine bagus

Ketika udara di Paris dipertanyakan kualitasnya, kondisi air diklaim dalam batas yang wajar dan sehat. Sebagai bukti, Gubernur Paris, Anne Hidalgo, sempat berenang di Sungai Seine, yang jadi venue dari parade Upacara Pembukaan Olimpiade 2024.
Dengan begitu, pemerintah Paris mengklaim olahraga air yang digelar di Sungai Seine dan sekitarnya, terbilang aman untuk dijalankan.
3. Panas ekstrem diprediksi tak ada

Sementara, terkait panas yang ekstrem, Paris diprediksi tak akan mengalaminya. Chef de Mission Indonesia di Olimpiade 2024, Anindya Bakrie, sudah memantau kondisi cuaca dan suhu di sekitar Paris.
Ketika berkunjung ke kantor IDN Times dalam program Locker Room: Menjaga Tradisi Emas Indonesia di Olimpiade, Jumat (19/7/2024), Anin menyatakan jika suhu Paris selama musim panas berkisar 18 hingga 28 derajat celsius.
"Nah, malam itu 18 derajat, lebih dingin dari AC. Pagi, sudah 28 derajat. Biasalah buat kita. Jadi, atlet tentu tantangannya malah akreditasi buat manajer atau pelatih, fisio, psikolog. Mereka butuh sistem pendukung saat latihan," ujar Anin.